Meski Tak Mudik, Malamang Basamo Ingatkan Suasana di Kampung

SIAK, RIAUBERNAS.COM - Paska Pemerintah melarang masyarakat melakukan kegiatan mudik sampai 17 Mei mendatang, berbagai macam kegiatan dilakukan oleh masyarakat. Seperti halnya Himpunan Keluarga Batang Kapas (HKB) Pesisir Selatan Kecamatan Tualang.

Ia melakukan tradisi "Malamang Basamo" di Jalan Hang Jebat gang Ikhlas Kelurahan Perawang Kecamatan Tualang Kabupaten Siak untuk menyambut datangnya hari raya idul Fitri 1442 H. Malamang Basamo merupakan tradisi adat Minang yang bertujuan untuk menjalin tali silaturahmi antar sesama warga HKB di Kecamatan Tualang Kabupaten Siak.

"Ini pengobat rindu kami di suasana kampung, meski dilarang mudik oleh Pemerintah, kami manfaatkan dengan berkumpul untuk berbagi cerita dan sanda gurau seperti ini, sambil mempertahankan tradisi turun temurun menyambut bulan suci Ramadhan atau lebaran Idul Fitri tahun ini," kata Ketua Himpunan Keluarga Batang Kapas Kecamatan Tualang Rudi Vivi Hendri kepada Riau Bernas, Selasa (11/5/2021) dinihari.

Dijelaskannya, tradisi Malamang Basamo yang dilakukan merupakan kesepakatan Ninik mamak dan Dunsanak HKB yang ada di Kecamatan Tualang, karena dilarang mudik, dicari lah kegiatan positif, tapi tetap mengikuti Protokol Kesehatan.

Proses pembuatan Malamang besamo dilakukan malam hari, lantaran tidak menggangu jadwal puasa," Kalau biaso dikampuang, itu melamang Basamo siang, sebelum puaso dan sebelum Rayo. Ini Kito rubah suasananyo tu malam Ramadhan, selesai teraweh baru dilakukan, kan tidak terganggu dow, aktivitas kewajiban untuk beribadah. Kebersamaan tetap terjalin pada bulan ramadhan tahun ini," kata dia. 

Rudi menjelaskan, proses pembuatan Malamang besamo itu dimulai mencari bambu, habis itu masukan pulut atau beras ketan atau Ubi dan santan dan sedikit bumbu garam ke bambu itu, habis itu dibakar menggunakan api, setelah itu baru disangai. Lebih kurang 5 jam sudah bisa dinikmati. Ratusan lamang dibakar disamping api, semua proses pembuatan lamang itu dikerjakan secara bersama
"Itulah poin diambil berkumpul besamo dan barcarito, meski Kito dirantau, tapi seolah olah taraso di kampuang, menghilangkan kerinduan di kampuang kito obati dengan melakukan kegiatan iko," ujar Rudi.

Sebanyak 250 kg pulut yang di masak dengan ratusan bambu yang siap dibakar. 
"Esok lamang ko dibagikan ke dunsanak HKB di Kecamatan Tualang, Iko dananya murni dai iuran basamo, tidak ada dari danatur lainnyo, Iko murni sumbangan dari anggota aktif sebanyak 235 KK yang aktif, tapi masih banyak yang belum bergabung ke anggota, berbagai macam alasanlah, kami pengurus berusaha yang terbaik untuk mengajak bergabung kembali," ujarnya. 

Perihal Malamang besamo dilakukan kali ini, pertama kali dilakukan di Kecamatan Tualang. "Momennya pas, dilarang mudik, kito manfaatkan bakumpuo basamo dengan mempertahankan tradisi. Tidak hanya Balamang Basamo kegiatan HKB, santunan anak yatim dan Zakat fitrah untuk HKB kita sudah lakukan sebelum ini," tutup Rudi. 

Hal senada juga di sampaikan ketua DPD PKPS Kabupaten Siak Irwan Sopyan. Ia menyebutkan bahwa Balamang Basamo untuk menjalin silaturahmi antara warga HKB di Rantau.

"Tradisi Balamang Basamo harus dilestarikan, selain bakumpul besamo, beras ketan memiliki gizi yang tinggi dan rasanya juga enak," tutup Irwan. (Van) 


[Ikuti RiauBernas.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar