Peran RAPP Turunkan Stunting di Riau

PEKAN BARU (Riaubernas)  - Stunting merupakan salah satu permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia, termasuk Provinsi Riau. 

Stuntung terjadi ketika seorang anak mengalami gangguan pertumbuhan yang menyebabkan tinggi badannya menjadi jauh lebih rendah dari seharusnya pada usia tertentu. 

Dampak keterlambatan tumbuh kembang terhadap tumbuh kembang anak sangat besar, tidak hanya dilihat dari segi fisik saja tetapi juga dari segi intelektual dan sosial. 

Oleh karena itu, upaya mengurangi angka stunting sangatlah penting,  untuk memastikan generasi muda memiliki masa depan yang lebih sehat dan cerdas. 

Riau merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang juga mempunyai permasalahan stunting. Pada tahun 2021, angka stunting di Provinsi Riau mencapai 22,3 persen. 

Angka ini dinilai sangat tinggi dan mengkhawatirkan. Namun ada kabar baik di tahun 2022, hasil Survei Status Gizi di Indonesia (SSGI) menunjukkan angka stunting turun hingga 17 persen. Itu merupakan penurunan tajam sebesar 5,3 persen dalam satu tahun. Pemprov Riau akan terus berupaya mencapai angka 14 persen, sesuai harapan pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat. 

Penurunan angka stunting yang signifikan ini tidak terlepas dari peran swasta, terutama PT Riau Andalan Pulp and Paper RAPP.

Peran PT RAPP sendiri telah menjalankan program Stunting yang merupakan bagian dari komitmen keberlanjutan APRIL 2030 pada pilar Kemajuan Inklusif sejak tahun 2020. 

Program Stunting APRIL sejalan dengan Perpres Nomor 72 Tahun 2021, tentang Percepatan Penurunan Stunting secara nasional. Termasuk, mengenai program pemerintah Indonesia menurunkan angka prevalensi stunting nasional hingga 14 persen. 

Koordinator Program Kesehatan PT RAPP, Purwo Widi Astanto mengatakan salah satu komitmen PT RAPP untuk mewujudkan visi APRIL 2030 adalah menurunkan prevalensi stunting di Riau hingga 50 persen. Terutama di desa-desa sasaran. Untuk mencapai tujuan ini, perusahaan melakukan beberapa pendekatan. 

Pendekatan pertama, melalui stakeholder engagement dengan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten. 

PT RAPP bekerja dengan empat kabupaten, yaitu Siak, Kampar, Kepulauan Meranti, dan Pelalawan. Mereka menjalin kemitraan strategis dengan lembaga mitra yang berpengalaman dalam pendampingan teknis dalam menyusun strategi komunikasi perubahan perilaku dan mendukung 8 aksi konvergensi. 

Selain itu, PT RAPP juga melaksanakan program mobilisasi tim pendamping keluarga sebagai inisiatif lain untuk penurunan stunting. 

"Tim pendamping keluarga, yang terdiri dari bidan desa, PKK, dan kader KB, melakukan pendampingan teknis kepada keluarga sasaran dan keluarga berisiko stunting. Mulai dari calon pengantin, ibu hamil, bayi dua tahun, hingga orang tua dan pengasuh. Tim pendamping keluarga memberikan bantuan dan peningkatan kapasitas ketika menghadapi kesulitan dalam pendampingan keluarga," jelas Koordinator Program Kesehatan PT RAPP, Purwo Widi Astanto, Jum’at (29/11/2023)

Lanjut Widi, PT RAPP juga mencoba model pengasuhan rumah anak singgah sebagai inisiatif lainnya, yang sedang diuji coba di dua lokasi, yaitu di kelurahan Kerinci Timur, Kabupaten Pelalawan dan Kampung Lubuk Dalam, Kabupaten Siak. 

"Di tingkat komunitas, PT RAPP melaksanakan program kesehatan masyarakat untuk mendukung percepatan penurunan stunting bersama dengan kader posyandu. Mereka telah melaksanakan berbagai pelatihan dan mentransfer pengetahuan serta keterampilan kepada para orang tua, terutama dalam hal pemantauan pertumbuhan anak balita dan edukasi mengenai pengasuhan yang tepat," jelasnya lagi. 

Seringkali masalah-masalah non kesehatan menjadi akar dari masalah stunting, baik itu masalah ekonomi, politik, sosial, budaya, kemiskinan, kurangnya pemberdayaan perempuan, serta masalah degradasi lingkungan.  

Akan tetapi, stunting bisa dicegah dengan menerapkan pola makan atau asupan gizi yang cukup dan seimbang, pola asuh, serta sanitasi dan akses air bersih.  

Gubernur Riau Syamsuar mengatakan sesuai arahan Presiden RI Joko Widodo yang menargetkan angka stunting turun menjadi 14 persen di akhir 2024, maka pencapaian Riau dengan skenario intervensi telah memenuhi target tersebut. 

Disisi lain Gubernur Riau (Gubri), Syamsuar meminta semua kabupaten dan kota, agar menurunkan angka stunting ini.  Karena, selain menjadi prioritas nasional, stunting merupakan ancaman terhadap kualitas hidup, produktivitas dan daya saing terhadap pembangunan sumber daya manusia. 

"Ini akibat terganggunya pertumbuhan otak dan perkembangan metabolisme tubuh dalam jangka panjang, sehingga ini menjadi prioritas kita bersama," ujar Syamsuar. 

Menurut dia, perusahaan swasta di Provinsi Riau berperan penting dalam mendukung upaya pemerintah dalam percepatan penurunan stunting di wilayah tersebut. RAPP menjadi perusahaan yang terlibat aktif dalam inisiatif ini. 

"Perusahaan Grup APRIL ini termasuk di antara perusahaan yang telah mengambil peran dalam program penurunan stunting di daerah binaan mereka. PT RAPP telah melakukan pendampingan dan telah menetapkan wilayah kerja binaan yang sesuai dengan program tersebut," kata Syamsuar. 

Syamsuar menjelaskan salah satu peran perusahaan di Riau dalam percepatan penurunan stunting adalah melalui Corporate Social Responsibility (CSR). 

Perusahaan kertas itu, juga mendirikan Rumah Anak SIGAP bersama Tanoto Foundation sebagai pusat pendidikan dan pengasuhan bagi balita dan orangtua dengan balita.  

RAPP berkomitmen mendukung program pemerintah Indonesia dalam upaya percepatan penanganan stunting di Provinsi Riau melalui skema kolaborasi Private-Public Partnership (P3). 

Dalam komitmen keberlanjutan APRIL2030 ada satu pilar yaitu Kemajuan Inklusif yang salah satu fokusnya adalah menurunkan angka prevalensi stunting. Perusahaan siap berkolaborasi dalam skema Private-Public Partnership dengan pemerintah provinsi dan kabupaten di Riau untuk mencapai angka prevalensi 14 persen pada tahun 2024.(rls)


[Ikuti RiauBernas.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar