Pemkab Meranti Gandeng PT RAPP Tekan Stunting

KEPULAUAN MERANTI (Riaubernas) - Pemkab Kepulauan Meranti didukung PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) melalui kerjasama kemitraan Tanoto Foundation dan Yayasan Cipta melaksanakan Lokakarya Konsultasi Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku untuk Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Meranti.

Kegiatan dibuka secara resmi oleh Bupati Meranti yang diwakili Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Setdakab Meranti, Randolph Hutauruk di Hotel Grand Indobaru Selatpanjang, Selasa (4/4/2023).

Turut hadir Kadiskes Meranti Muhammad Fahri, Kabid IKP Diskominfotik Meranti Dody Hamdani, tim penulis dan non penulis serta sejumlah pejabat terkait lainnya.

Hadir juga Health Program Officer PT RAPP Risna Uli Aruan, Team Leader Program Yayasan Cipta Lora Egaratri dan Kartini SSos MSi selaku narasumber dari kabupaten yang merupakan Kabid PPM Bappedalitbang Meranti, serta narasumber provinsi yakni Tuty Rahmawaty dari Bappedalitbang Riau.

Dalam sambutannya, Team Leader Program Yayasan Cipta, Lora Egaratri menyampaikan, kegiatan ini dapat terselenggara berkat kerjasama dan kolaborasi yang baik dari berbagai pihak.

Ia juga mengapresiasi kepada tim teknis kabupaten yakni tim teknis untuk penyusunan draft strategi komunikasi dan juga perbup atas dedikasinya yang tinggi dalam upaya percepatan penurunan stunting.

"Saya juga mengucapkan terimakasih atas sambutan yang baik selama ini, penerimaan pendampingan kami dan juga kolaborasi yang baik selama ini," ucap Lora seraya menyebutkan, kehadirannya ditemani rekan Cipta Nisak dan District Officer, Erwin Adrian.

Diungkapkan Lora, program pendampingan dari Yayasan Cipta sebagai mitra pelaksana PT RAPP dan juga kerjasama dengan Tanoto Foundation pihaknya sudah melakukan pendampingan untuk penyusunan stracom ini sejak bulan November 2022 lalu.

"Di november kita telah mengadakan lokakarya perumusan kebijakan dan stracom di kabupaten meranti. Nah, sebagai tindak lanjut dari kegiatan lokakarya perumusan tersebut pencipta bersama dengan pemerintah kabupaten yang diwakili oleh tim penulis untuk stracom ini juga telah melakukan dua kali kegiatan ini lokakarya untuk pembahasan capaian rumusan draft yang telah disusun sejak november kemarin," ungkapnya.

Dijelaskannya, sebagai rangkaian akhir dari kegiatan pendampingan penyusunan strategi komunikasi perubahan perilaku ini maka kemudian dilakukanlah lokakarya konsultasi ini, harapannya dalam lokakarya konsultasi ini nantinya tim penulis bisa menyampaikan, memaparkan apa yang sudah disusun selama ini untuk nanti yang mendapatkan masukan dari peserta yang tentunya lebih banyak mengetahui situasi dan konteks di Kepulauan Meranti seperti apa sehingga harapannya draft dokumen strategi komunikasi kedua perilaku ini bisa benar-benar sesuai konteks di Kepulauan Meranti.

"Selain di kabupaten meranti, kami juga mendampingi tiga kabupaten lainnya yaitu kampar, pelalawan dan juga siak yang saat ini juga sedang berusaha untuk finalisasi draf stracom dan juga perbup sebagai payung hukum dari dokumen stracom ini," jelasnya.

Dia juga berharap, melalui lokakarya ini nantinya, masukan dan pendapat para peserta yang hadir bisa memperkaya dan menyempurnakan draft yang sudah disusun dengan kerja keras dan dedikasi tinggi oleh tim penulis untuk nantinya siap untuk disahkan dan diimplementasikan.

"Mudah-mudahan kegiatan ini bisa berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat bagi kita semua tentunya dapat berkontribusi dalam upaya memerangi stunting di kabupaten meranti," harapnya.

Sementara itu, Health Program Officer PT RAPP, Risna Uli Aruan menambahkan, kegiatan ini juga untuk memastikan anak dalam tumbuh kembang dengan sehat dan dari masalah nutrisi seperti stunting yang merupakan hak dasar bagi anak.

Hal ini disesuaikan dengan amanat undang-undang Dasar tahun 1945 maupun dalam perjanjian internasional seperti konvensi hak-hak anak yang telah diratifikasi oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1989 pada pasal 24.

"Dalam rencana pembangunan jangka panjang menengah nasional atau RPJMN tahun 2020-2024 telah ditetapkan indikator dan target untuk meningkatkan SDM berkualitas dan berdaya saing yaitu menurunkan revalisis stunting pada anak balita dari 27,7 persen SSGB 2019 menjadi 14 persen pada tahun 2024," ucapnya.

"Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menjalankan amanat tersebut adalah untuk melindungi anak-anak dari gangguan akibat kekurangan gizi dan pola bagi pelaku yang menjadi faktor penyebabnya, namun upaya tersebut masih mendapat yang cukup besar dari target kita," ungkapnya.

Untuk itu, lanjut Risna, perlu adanya kolaborasi dari semua pihak sasaran bagaimana telah di RPJMN 2020 antara lain dengan meningkat penajaman intervensi sensitif secara cara melakukan penguatan aplokasi dan komunikasi perubahan perilaku peran pemenuhan gizi berbasis konsumsi pangan, pemberian makanan pendamping yang kualitas dan tepat waktu juga kepada masyarakat.

"Salah satu mitra pembangunan PT RAPP senantiasa melaksanakan kegiatan untuk mendukung upaya pemerintah dalam mempercepat penurunan stunting di provinsi riau terutama di kepulauan meranti. Isu stunting ini menjadi perhatian serius dari PT RAPP, lalu persoalan ini berdampak pada kualitas generasi yang akan datang khususnya di kepulauan meranti," ujarnya.

Dijelaskannya, menurut Satwapres 2019 samping dan kekurangan yang terjadi pada 1.000 hari pertama kehidupan resiko menghambat pertumbuhan fisik dari anak terhadap penyakit juga mempengaruhi perkembangan kecerdasan anak di masa depan.

Untuk di Kabupaten Meranti, karena RAPP memiliki wilayah operasional di Kecamatan Merbau dan Tasik Putri Puyu, maka pendampingan dan kerjasama dilakukan dengan pihak kesehatan maupun posyandu setempat dengan menggelar berbagai pelatihan dan kegiatan lainnya.

"Kami mengucapkan terimakasih atas dukungan dari Pemkab meranti, semoga kegiatan ini dapat berkontribusi secara signifikan dalam percepatan penurunan stunting di kabupaten meranti," harapnya.

Di samping, Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi Pembangunan dan Keuangan Setdakab Meranti, Randolf Willy Hutawuruk menyampaikan, apresiasi atas terselenggaranya lokakarya strategi komunikasi perubahan perilaku dan percepatan penurunan stunting di Kabupaten Meranti tahun 2023.

"Tidak jemu-jemunya kita berkumpul untuk mengupayakan solusi terbaik dalam pencegahan, penanganan dan penurunan angka stunting. Mudahan-mudahan kegiatan ini mampu menguatkan komitmen seluruh pihak yang hadir dalam menanggulangi permasalahan secara bersama-sama serta dalam merealisasikan program yang telah dirancang," ucapnya.

Randolf juga menyampaikan terimakasih kepada pihak PT RAPP dan Yayasan Cipta karena terus mendukung pemerintah daerah di dalam penurunan angka stunting di kabupaten termuda di Riau.

"Semoga melalui lokakarya ini kita menemukan strategi dalam mengurangi angka stunting yang ada di daerah kita ini. sebagaimana kita ketahui masalah stunting di kabupaten meranti perlu mendapat perhatian, karena hal ini diperburuk situasi pandemi yang menyebabkan masyarakat ragu mendatangi posyandu hingga mempengaruhi perkembangan anak," ungkapnya.

Dibeberkan Randolf, adapun faktor penting dan wajib diperhatikan agar upaya penurunan stunting tepat sasaran adalah perbaikan data stunting, untuk monitoring dan evaluasi hendaknya dilakukan dengan memperhatikan aktivitas dan akurasi data.

"Melalui pelaksanaan lokakarya ini saya harap masing-masing stakeholder mengambil perannya masing-masing untuk bekerjasama dan memformulasikan kebijakan yang tepat mengatasi permasalahan yang ada," pungkasnya.(rilis)


[Ikuti RiauBernas.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar