Tindak lanjut Jakstrada, DLH Rohil, Proses sampah Menjadi Pupuk Kompas dan Organik

Kadis LH Rohil Suwandi meninjau tempat pengolahan samph

ROKAN HILIR (Riaubernas) -  Sampah rumah tangga menjadi nilai sumber ekonomis bagi masyarakat terbuktinya Program dinas lingkungan hidup (DLH) Rokan Hilir pengolahan sampah menjadi pupuk kompas dan pupuk organik.

Pengolahan sampah di TPA Bagansiapiapi (Bangko) akan membawa sumber pendapatan  masyarakat Bagansiapiapi 

Kadis LH Rohil Suwandi menyebutkan proses pengolahan sampah dan  
Pencacahan botol plastik dalam upaya mengurangi timbunan sampah dilokasi TPA hal tersebut sesuai diamanatkan jakstrada kabupaten Rokan hilir nomor 92 tahun 2018.

Suwandi, menerangkan bahwa proses  pengolahan sampah dilingkungan masyarakat menjadi pupuk kompas dan pupuk organik menjadi nilai ekonomis masyarakat .

"Pupuk organik dihasilkan di bank sampah induk TPA bisa mengurangi sampah organik sebesar dua persen dari sampah yang dihasilkan dari masyarakat," terang Rabu (26/02/20) kepada wartawan 

Untuk pemanfaatan pupuk organik, "Setakat ini untuk kepentingan sendiri dan dipergunakan memupukan bunga-bunga yang ada di kota Bagansiapiapi," terangnya.

Ditempat yang sama, Mahmud tenaga ahli pengolah sampah bina Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menjelaskan lebih lanjut tata cara dan proses pengolahan sampah menjadi pupuk.

Menurut Mahmud Proses awal pengolahan, sampah yang bersifat organik seperti sampah sejenis sayur, daun-daunan yang diambil dari TPA di olah dengan cara di jemur 

Kemudian proses gilingan atau pencacahan sampah organik. "Setelah dilakukan pencacahan kemudian masuk ke tahap proses penjemuran di sinar mata hari yang terik bertujuan agar kadar asam yang ada pada sampah organik menurun,"ujarnya.

Lebih lanjut Mahmud, menciptakan pupuk organik, bahan baku tidak hanya menggunakan sampah yang ada di TPA namun butuh tambahan bahan baku lainnya berupa serbuk  padi, sekam dan abu padi, serbuk gergaji dan bahan baku sejenis lainnya seperti  cairan EM4. 

Sedangkan pola proses pengolahan sampah dimasuk, kesuatu tempat permentasi untuk beberapa minggu. Setelah itu sampah organik akan mengalami perubahan warna kecoklatan maka bisa dikatakan sampah organik sudah jadi atau siap untuk di panen

"Dari Hasil produksi untuk tahap pertama, selama tiga minggu pengolahan sampah organik mampu menghasil 300 kg pupuk organik.dan
hasil pupuk kompos pengolahan menghasilkan pupuk cair, "pungkasnya (Syofyan Rambah)


[Ikuti RiauBernas.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar