Mengintip Perguruan Silat Pangean di Seikijang

Ninik-mamak menyerahkan anak kemenakan untuk di didik dalam perguruan silat (serah terima anak laman baru).

PELALAWAN, RIAUBERNAS.COM - Silat Pangean, ya silat yang berasal dari Desa Pangean Kuantan Singingi ini memang sangat populer dipelajari oleh anak melayu pada masa dulu. Seiring perkembangannya silat pangean pun menjadi pencak silat asal Riau.

Ada yang unik dari silat pangean selain kegunaannya sebagai bela diri silat ini juga sebagai wujud kekompakan masyarakat kampung dahulunya karena dalam mempelajari silat dilakukan secara bersama-sama. Silat ini tidak hanya menggunakan gerak dan jurus jitu dalam menakhlukan lawan tapi juga dikenal sebagai silat yang menggunakan jasmani dan rohani, mempelajarinya juga harus dalam keadaan suci.

Jika kita mengintip perkembangan silat pangean dibeberapa daerah di Riau mungkin masih banyak kita jumpai teruma didaerah asalnya Kuantan Sengingi.

Di Pelalawan sendiri beberapa bulan terakhir ada sekelompok pemuda yang disibukan mempelajari silat ini tepatnya di Desa Simpang Beringin Kecamatan Bandar Seikijang. Diajar oleh 4 orang guru  dengan nama Induk Baompek dipimpin oleh pandekar Malin Kuning ini  40 orang pemuda ini sangat antusias dalam mempelajari beladiri silat pangean.

Salah seorang murid dari perguruan ini, Ariono (23 Th), mengaku sangat senang mengikuti mempelajari silat pangean ini, selain mempelajari tradisi budaya juga sisilain mendapat kebugaran dari mempelajari silat ini.

"Ya saya sangat bangga bisa mempelajari silat ini. Karena di zaman sekarang sangat jarang ada kegiatan seperti ini di kampung-kampung. Ini tradisi melayu harus dikembangkan terus," ungkap Ariono saat hendak belajar silat beberapa waktu lalu.

Meski keberadaan desa di penghujung Kabupaten dan menjadi gerbang masuk Pelalawan dari Pekanbaru kepala desa Simpang Beringin Taharuddin sangat mengapresiasi pemuda yang mempelajari silat ini. Ia tidak tinggal diam untuk mendukung kegiatan ini ia memproritaskan dana ADD untuk memfasilitasi pembangunan lapangan silat yang permanen perguruan ini di Desa yang ia pimpin.

"Yang jelas ini suatu kebanggaan bagi saya selaku Kepala Desa, karena pemuda di sini sangat peduli sekali dengan tradisi dan budaya melayu. Ini bersinergi dengan Visi Riau menjadikan Riau sebagai pusat kebudayaan melayu tahun 2020," katanya pada media ini, Senin kemarin (13/2) di kediamannya.

Taharudin menambahkan silat ini juga akan menjadi hiburan rakyat diacara-acara desa dan pernikahan warga. Soalnya, keberadaan silat pangean yang terbuka menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat Desa Simpang Beringin setiap malam sabtu di lapangan silat Pandekar malin Penghulu Simpang Beringin. (fizz)



Editor    : Andy  Indrayanto


[Ikuti RiauBernas.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar