Ini Curhat-an Para Penerima Beasiswa RAPP

Deden dan Zima, dua mahasiswa yang menerima beasiswa RAPP

PELALAWAN, RIAUBERNAS.COM - Tak pernah terbetik dalam benak Deden Guswari (20), jika pada akhirnya dia jadi optimis bisa menyelesaikan kuliah yang tengah dijalaninya. Mengenang satu tahun silam, saat dirinya masih menganggur, bisa kuliah hanya menjadi bagian dari mimpinya.

Keterbatasan ekonomi orangtuanya membuat remaja jebolan SMK 1 Gunung Sahilan, Kampar, harus menunda keinginannya untuk kuliah. Masa pengangguran yang dialaminya harus puas diisi dengan kerja serabutan.

"Masa nganggur saya isi dengan bantu-bantu kawan di cucian motor. Kalau tidak ya ikut angkut pasir. Lumayan bisa dapat gaji 65 ribu per hari," ujarnya pada media ini usai menerima beasiswa dari RAPP di di Balai Pelatihan dan Pengembangan Usaha Terpadu (BPPUT), Townsite 2, Pangkalan Kerinci, kemarin.

Deden yang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara itu harus merelakan satu tahunnya diisi dengan kerja serabutan. Kondisi ekonomi yang tak mendukung, membuat sang ayah hanya bisa membiayai adiknya yang pada saat itu diterima di SMK.

"Apalagi Abang saya juga masih kuliah, sehingga kondisi itu membuat saya harus mengalah. Karena tak mungkin saya ngotot untuk kuliah sementara biaya orangtua hanya mampu menyekolahkan adik yang waktu itu masuk ke SMK," ujarnya.

Meski sempat menganggu satu tahun dan bekerja apa saja, namun keinginan untuk melanjutkan kuliah masih terus membara di dadanya. Cita-cita Deden yang ingin menjadi pengembang tehnologi tak pernah pupus dari ingatannya.

"Alhamdulillah, di tahun 2016, orangtua membiayai saya masuk kuliah di Universitas Islam Negeri (UIN). Saya ambil jurusan Tehnik Informatika, sesuai dengan cita-cita saya yang ingin menjadi pengembang tehnologi," wajah Deden sumringah saat menceritakan bagian ini.

Ternyata, diterima menjadi mahasiswa UIN adalah awal dari persoalan selanjutnya. Pasalnya, jika biaya masuk di awal pendaftaran sudah didapat, lantas bagaimana dengan biaya-biaya semester berikutnya? Persoalan inilah yang akhirnya menjadi beban tersendiri bagi Deden dan keluarganya.

Rupanya, tekad dan kemauan Deden yang ingin merubah nasib lewat pendidikan berbanding lurus dengan keinginan sang ayah yang bertekad agar anak-anaknya tak bernasib sama seperti dirinya. Tanpa sepengetahuan Deden, sang ayah kasak-kusuk mencari lembaga, perusahaan atau apa saja yang bisa memberikan beasiswa bagi kelanjutan kuliah sang anak.

"Alhamdulillah, ayah berhasil mendapatkan informasi mengenai adanya beasiswa RAPP ini dari saudara. Tapi saya yakin, ini petunjuk juga dari Tuhan," tandasnya.

Begitu mendapatkan informasi ini, sambungnya, dimulailah proses dirinya mendaftar, meminta rekomendasi dari Lurah berikut dokumen-dokumen lainnya yang diperlukan. Pada saat namanya masuk menjadi salah satu penerima beasiswa RAPP dari semester 1 sampai semester 8, tak terbilang bahagianya dia dan keluarganya.

"Beasiswa ini anugerah, karena saya kini menjadi lebih optimis untuk bisa menyelesaikan kuliah dengan adanya beasiswa ini," ujarnya seraya mengatakan bahwa dirinya bertekad kuat untuk giat belajar agar anugerah beasiswa ini tak lepas dari tangannya.

Setidaknya, kata Deden, kini orangtuanya tak perlu lagi memikirkan biaya kuliah per semesternya. Dengan adanya beasiswa dari RAPP, selain bisa membantu meringankan beban biaya dan pikiran orangtua, juga dana yang tersisa dari beasiswa bisa dibelikan buku-buku penunjang kuliahnya.

"Saya hanya tinggal fokus belajar saja, Bang, dan menyelesaikan kuliah secepatnya," tegasnya

Rasa optimis juga terpancar dari dara asal Kelurahan Langgam yang bernama Zima Ratnasari. Gadis yang baru menyelesaikan semester 1-nya di Universitas Riau ini mengaku begitu senang bisa mendapatkan beasiswa dari perusahaan kertas yang berbasis di Pangkalankerinci.

"Senang campur masih belum percaya bisa dapatkan beasiswa ini. Dengan adanya ini, saya makin bisa meringankan beban orangtua," kata Zima yang ambil jurusan Pendidikan Matematika di Unri ini.

Gadis yang bercita-cita ingin menjadi guru ini mengatakan bahwa selama ini biaya kuliah ditanggung sepenuhnya oleh orangtua. Berlatar belakang keluarga tak mampu membuat pihak universitas memberikan dispensasi pembayaran biaya kuliah per semesternya pada Zima.

"Jadi tiap semesternya saya hanya membayar 500 ribu saja. Namun karena saya juga kost karena tak mungkin tiap hari harus bolak-balik Langgam-Pekanbaru, membuat dana untuk kuliah itu tetap saja mahal," keluhnya.

Karena itu, lanjutnya, pemberian beasiswa dari RAPP benar-benar sangat membantunya. Tak hanya optimis bisa melanjutkan kuliah karena biaya per semesternya sudah ditanggung, juga beasiswa ini bisa membantu orangtua.

"Ini akan memotivasi saya untuk lebih giat belajar lagi. Jangan sampai apa yang sudah saya dapat ini, lepas dari tangan hanya karena saya tak fokus dalam kuliah," ujarnya optimis.

Koordinator Program Pendidikan CD PT RAPP, Vonne Kandaou, lebih detail menjelaskan soal program beasiswa ini. Menurutnya, beasiswa bagi mahasiswa jenjang S1 ini merupakan program perdana yang dilaksanakan oleh perusahaan.

"Perusahaan memiliki berbagai jenis program beasiswa. Ada beasiswa ikatan dinas dan tidak, beasiswa dari Tanoto Foundation, beasiswa bagi siswa dari tingkat SD sampai SMA. Dan ini merupakan beasiswa bagi mahasiswa jenjang S1 yang bukan merupakan beasiswa ikatan dinas," ungkapnya.

Untuk penerima beasiswa ini, katanya, salah satu pointnya adalah berasal dari kalangan keluarga tak mampu. Karena itu, surat keterangan dari kelurahan menjadi salah satu syarat yang diperlukan oleh perusahaan guna menindaklanjuti pemberian beasiswa ini.

"Kita survey pada calon penerima sekaligus mewawancarai orangtuanya. Ini mengantisipasi agar beasiswa tak salah sasaran," katanya.

Pemberian beasiswa ini juga diberikan pada mahasiswa yang kuliah di 5 perguruan tinggi di Riau dan berasal dari lima (5) lokasi wilayah operasional perusahaan.

"Kalau 5 perguruan tingginya yang mahasiswanya menerima beasiswa ini berasal dari perguruan tinggi UNRI, UIN, Unilak, UIR dan UMRI dan mahasiswa itu berasal dari 5 wilayah perusahaan yakni Pelalawan, Kampar, Siak, Kuansing dan Kabupaten Kepulauan Meranti," bebernya.

Para penerima beasiswa ini akan menerima 3,5 juta per semester. Namun pemberian beasiswa ini menuntut para penerimanya untuk konsisten dalam mempertahankan Indeks Prestasi (IP)-nya tiap semester.

"Untuk bidang eksakta harus dipertahakan IP 2,75 sedangkan untuk jurusan ekonomi dan sosial IP-nya harus 3,0. Apalagi pemberian beasiswa ini kita berikan dari semester 1 sampai semester 8," tandasnya.

Dikatakannya, beasiswa perdana di tahun ini diberikan pada 44 mahasiswa yang kuliah di 5 perguruan tinggi di Riau. Targetnya, tahun depan pemberian beasiswa ini meningkat dalam jumlah kualitasnya.

"Tahun ini untuk Kabupaten Pelalawan ada 20 orang mahasiswa, Kampar 7 orang, Siak 10 orang dan Kepulauan Meranti 8 orang namun 1 satu orang mengundurkan diri," katanya.

Ditambahkannya, pihaknya mengharapkan agar para mahasiswa penerima beasiswa ini dapat memanfaatkan beasiswa ini sebaik mungkin. Karena jika dalam dua semester berikutnya nilai IPK-nya turun, maka beasiswa ini dihentikan pemberiannya.

"Untuk itu, tak ada jalan lain bagi para mahasiswa penerima beasiswa ini agar makin giat belajar. Jadikan momentum pemberian beasiswa ini untuk dapat memberikan yang terbaik bagi diri mereka pribadi, orangtua dan masa depan mereka," tukasnya menutup. (tim)




Editor    : Andy I


[Ikuti RiauBernas.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar