Kurangnya Minat Belajar Peserta Didik Dalam Metode Pembelajaran Ceramah Pada Tingkat Sekolah Dasar  

Metode ceramah adalah cara mengajar dimana guru memberikan informasi atau materi pelajaran secara lisan kepada siswa, sementara siswa mendengarkan. Di era zaman sekarang banyak peserta didik yang kurang minat dalam metode pembelajaran ceramah ini, dikarenakan mereka gampang merasa cepat bosan dan jenuh dengan materi yang disampaikan oleh guru. Masalah ini memerlukan perhatian yang serius, dimana ada beberapa faktor yang dapat menjelaskan kenapa metode ini kurang efektif dan mengurangi minat belajar siswa.

1.Sifat pasif dari metode ceramah.
Metode ceramah ini cenderung membuat siswa kurang terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Karena metode ceramah ini tidak banyak melibatkan siswa dalam aktivitas pembelajaran, yang dapat mengakibatkan siswa cenderung menjadi lebih pasif. Pembelajaran yang hanya mengandalkan ceramah dapat membuat siswa cepat merasa bosan karena kurangnya variasi dan interaksi. Kebosanan ini dapat menyebabkan siswa kehilangan minat dan motivasi untuk belajar, yang berdampak negatif pada pemahaman dan prestasi akademik mereka.

Anak-anak di usia sekolah dasar biasanya memiliki rentang perhatian yang lebih pendek dibandingkan dengan siswa yang lebih tua. Mereka memerlukan variasi dan stimulasi yang beragam agar tetap tertarik dan fokus pada pelajaran. Contohnya : menggunakan metode pembelajaran yang melibatkan visual, auditori, dan kinestetik (seperti gambar, video, permainan, dan aktivitas fisik) yang lebih efektif dalam menjaga minat dan perhatian mereka.

Jadi dalam metode ceramah ini tidak dapat untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran individual siswa karena keterbatasannya dalam mengakomodasi berbagai gaya belajar. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan metode pembelajaran yang lebih beragam dan interaktif untuk memastikan semua siswa dapat belajar secara efektif dan memahami materi dengan baik, karena setiap siswa memiliki kebutuhan pembelajaran yang berbeda-beda berdasarkan gaya belajar, kecepatan belajar, dan minat mereka.

2. Kurangnya interaksi dan partisipasi aktif dalam metode ceramah.
Dalam masalah ini biasanya dapat menghambat perkembangan keterampilan siswa dan komunikasi siswa. Pada usia dini, interaksi dengan teman sebaya dan guru sangat penting untuk membangun kemampuan berkomunikasi, bekerja dalam tim, dan memecahkan masalah.

Untuk mengatasi masalah ini, guru dapat melakukan dengan cara mengombinasikan metode ceramah dengan pendekatan pembelajaran yang lebih interaktif dan partisipatif. Misalnya, penggunaan metode diskusi kelompok, permainan edukatif, proyek kolaboratif, dan teknologi pendidikan dapat membuat proses belajar lebih menarik dan bermakna.

Selain itu, memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan berpartisipasi aktif selama proses pembelajaran berlangsung yang dapat meningkatkan keterlibatan kemampuan siswa untuk berpikir secara kritis dan menumbuhkan  minat belajar mereka. Secara keseluruhaan dari pernyataan tersebut menekankan bahwa metode ceramah, yang cenderung tidak interaktif, dapat menghambat perkembangan keterampilan minat belajar pada siswa.

Maka dari itu penting bagi pendidik untuk bisa mengadaptasi pendekatan mereka sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa sekolah dasar. Dengan menciptakan lingkungan belajar yang lebih dinamis dan interaktif, diharapkan minat belajar siswa dapat meningkat dan hasil pembelajaran menjadi lebih optimal.
           

Penulis : Indah Kurniati (236910576),
Mahasiswa Universitas Islam Riau
Dosen Pengampu : Siti Quratul Ain, M.Pd.


[Ikuti RiauBernas.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar