SPBU Perawang Tidak Jual Premium, Tapi di Eceran Berserak

Disperdagin Siak, Sebut Beberapa SPBU Siak Tidak Jual Premium Lagi

Plt Sekretaris Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Siak (Disperdagin) Hendra

SIAK, RIAUBERNAS.COM - Masyarakat Kecamatan Tualang mengaku kebingungan karena dua SPBU yang ada di Kecamatan Tualang tidak menjual Premium, namun di eceran premium atau bensin berserak, Dan dijual dengan harga tinggi sekitar Rp 9000 perliter.

"Saya bertanya nie bang, kenapa bensin di SPBU tidak ada, sementara di eceran bensin banyak, apakah bensin yang dijual eceran benar atau asli," tanya dia. 

Mendapat informasi tersebut, Riau Bernas mencoba menelusuri beberapa penjual eceran yang ada di Kecamatan Tualang, penjual eceran yang tidak ingin disebut namanya tersebut mengaku bahwa dapat premium atau bensin sudah ada yang antar di kedainya itu, makanya harganya mahal. "Ada sih bang yang antar pakai jerigen, tetapi harga mahal, makanya perliter kami jual Rp 9000," jelasnya menceritakan, Kamis (25/3/2021). 

Sementara itu, Pengawas SPBU KM 5 Kecamatan Tualang, Noni mengatakan, bahwa sudah kurang lebih seminggu, SPBU kami tidak menjual Premium lagi. "Kami dan SPBU KM 9 tidak jual premium lagi, Perihal banyak premium di eceran, saya tidak tahu," jelas Noni. 

Dan saat ditanya kenapa SPBU KM 5 dan SPBU KM 9 tidak menjual premium dan bensin lagi, Noni meminta untuk kordinasi ke Pertamina saja. "Silakan konfirmasi ke Pertamina saja ya pak," jelas Noni singkat. 

Menanggapi persoalan itu, Plt Sekretaris Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Siak (Disperdagin) Hendra mengatakan, ada 5 SPBU di Kabupaten Siak tidak jual premium lagi, termasuk 2 SPBU di Perawang. Namun SPBU bakal masih jual premium atau bensin. Sementara untuk kuota perhari disetiap SPBU mendapat 8000 liter.

Ketika ditanya alasannya kenapa 5 SPBU dari 14 SPBU di Kabupaten Siak tidak menjual premium lagi, Hendra mengatakan, itu bermacam alasan. "Salah satunya kendaraan modifikasi atau motor tanki besar, tapi indikasinya bensin akan dihapuskan, dan diganti dengan pertalite. Seperti yang dilakukan Kota Pekanbaru sebagai contoh, harga pertalite sama dengan harga bensin, mungkin itu bisa terjadi di Siak," tutup Hendra. (Van) 


[Ikuti RiauBernas.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar