Siak Intip Peluang Industri Syariah
SIAK, RIAUBERNAS.COM - Kebangkitan perekonomian masyarakat didaerah lewat tumbuhnya industri syariah, menjadi mimpi besar Bupati Siak H Syamsuar kedepan. Syamsuar membaca peluang tersebut berkaca dari keberhasilan negara-negara tetangga menjadi produsen beragam komoditi dan produk dalam industri syariah. Sayangnya kata orang nomor satu Negeri Istana tersebut, pangsa pasar terbesar industri syariah justru berasal dari konsumen didalam negeri.
Hal tersebut terungkap, dalam pertemuan segitiga Pemkab Siak,Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), dan Tim Inovatif Kreatif Melalui Kolaborasi Nusantara (IKKON), dengan agenda penentuan prioritas bidang kreatif Kabupaten Siak tahap ke II, yang berlangsung di Ruang Rapat Zamrud Komplek Abdi Praja Siak Sri Indrapura, Rabu malam (17/7/18).
Hadir dalam kesempatan tersebut, Wabup Alfedri, Kadispar Fauzi Asni, Kadiskop dan UMKm Wan Fajri Aulia, perwakilan Bekraf, dan 12 orang tenaga profesional dari berbagai bidang industri kreatif yang tergabung dalam tim IKKON mitra Bekraf.
"Salah satu media cetak besar nasional menyebut peluang perekonomian kedepan adalah industri syariah yang masih dirajai negara tetangga, pasar terbesarnya dalam negeri", kata Syamsuar.
Syamsuar menyebutkan, industri syariah di Thailand maju pesat, karena sudah menerapkan lisensi dan laboratorium halal di sektor pariwisata.
"Semoga bumi melayu ini, kedepan juga kelak punya lisensi dan laboratorium halal, agar industri syariah bisa bangkit dimulai dari Kabupaten Siak Provinsi Riau", harapnya.
Lanjutnya, peluang industri syariah kini mulai dikenal luas. Tidak hanya makanan, konsep syariah juga mulai diimplementasikan ke industri perbankan, properti, fesyen hingga gaya hidup.
"Saya fikir anak-anak muda kita cukup bertalenta dan kreatif, namun perlu difasilitasi. Kemitraan Pemkab Siak dan Bekraf melalui IKKON ini, bertujuan untuk mendorong ekraf sebagai sektor penting dari kebangkitan pariwisata daerah kita, yang kental dengan karakter Heritage, Natura, dan Culture", kata dia.
Syamsuar juga optimis, bila ekraf disektor industri syariah ini bertumbuh dengan baik, dampaknya angka pengangguran akan bisa ditekan.
"Saya ingin anak muda kita terfasilitasi baik branding, packaging, maupun marketing produk kreatifnya, sehingga sukses berkarir di enterpreuner. Duitnya Insya Allah bisa lebih banyak daripada menjadi PNS", kelakarnya.
Sedangkan Irfan, perwakilan Bekraf menyambut baik gagasan Syamsuar. Kata dia, pemikiran visioner gubernur terpilih tersebut sejalan dengan program pusat yang ingin menjadikan Indonesia sebagai pusat fashion muslim dunia.
"Pak Presiden melalui nawacitanya, juga berkeinginan memajukan Indonesia menjadi sentra fashion untuk dunia", kata dia.
Namun demikian, lanjutnya, terkait pemetaan potensi industri kreatif di Siak, masih memerlukan beberapa tahapan survey lagi.
"Kinerja tim IKKON amat programatik, tersruktur dan terencana dari awal hingga akhir. Dari empat kali pertemuan akan dikuratori, sehingga prototiping nanti semakin mengerucut", ungkapnya.
Sementara itu, Titi Indahyani, koordinator tim 12 IKKON yang diturunkan Bekraf di Siak optimis, peluang ragam potensi ekraf yang ada di Siak.
"Secara umum dasar rancangan design hasil survey di Siak pada tahap kedua ini, diharapkan berdampak positif bagi pariwisata dan ekonomi lokal, peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan kelestarian lingkungan", kata doktor jebolan Australian University of Technology ini.
Selama hampir dua jam pertemuan, Tim IKKON melaporkan hasil pemetaan potensi heritage, nature, dan spiritual di Siak. Sejumlah usulan protiping yang dirancang, terungkap dalam presentasi tim.
Beberapa diantaranya, project inovasi bisnis digital fotografi, iven program, rancangan paket wisata, design produk unggulan, dan pengembangan fashion berbasis budaya tenun, batik, ikat dan songket dan seni budaya. (Van/rilis)
Tulis Komentar