Braan, Tradisi Masyarakat Desa Pulau Kijang Sambut Perayaan Idul Fitri

INDRAGIRI HILIR - Desa Pulau Kijang merupakan salah satu kelurahan yang ada di Kecamatan Reteh, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau. Pulau Kijang Kecamatan Reteh yang berbatasan dengan Kecamatan Tanah Merah (Kuala Enok) di sebelah utara, Kabupaten Tanjung Jabung Barat di sebelah Timur dan Selatan dan Kecamatan Keritang (Kota Baru) di sebelah Barat. Dan berada di sisi aliran sungai Gansal dengan penduduk yang multi entis dengan mata pencaharian yang beraneka ragam.

Tradisi Baraan merupakan kegiatan kunjung mengunjungi rumah tetangga secara beramai-ramai oleh masyarakat yang dilakukan di Desa Pulau Kijang, Indragiri Hilir, yang berlangsung pada 2-4 Mei 2022 sebagai tanda perayaan Idul Fitri 1443 Hijriah.

Tradisi Baraan merupakan tradisi untuk mempererat tali silaturahmi dan kebersamaan masyarakat di Desa Pulau Kijang. Pelaksanaan tradisi Baraan ini untuk memberikan pandangan menjaga kerukunan, memelihara ukhuwah islamiyah dan menjaga solidaritas antar sesama warga masyarakat.

“Dengan tradisi Baraan ini, silaturahmi dan kebersamaan masyarakat dapat terjaga dan terjalin dengan baik, membuat suasana Idul Fitri ini menjadi berkesan dan menyenangkan,” ucap Novita Andriani, selaku remaja masjid di Desa Pulau Kijang.

Kepala Desa Pulau Kijang Surya Indra, S.Pd juga mengatakan bahwa Tradisi Baraan ini sudah turun temurun dilakukan oleh masyarakat di Desa Pulau Kijang, "Terutama masyarakat Jawa yang merantau ke Sumatera," imbuhnya.

Saat melakukan tradisi Baraan semua rumah di suatu dusun pasti akan mendapatkan giliran untuk dikunjungi. Selain itu, tuan rumah akan menghidangkan berbagai macam makanan, seperti kue, ketupat, opor ayam, rendang dan masih banyak lagi. Tradisi Baraan sangat sarat dengan makna Islam, karena di setiap berkunjung di sebuah rumah selain melakukan kegiatan makan bersama juga dilakukan pembacaan do`a.

Perayaan Idul Fitri dalam tradisi Baraan ini tidak bisa selesai hanya dalam satu hari, karena banyaknya rumah yang akan dikunjungi. Jika di satu dusun terdapat 100 rumah, maka rombongan masyarakat akan mengunjungi ke-100 rumah tersebut.

Saat berlangsungnya tradisi Baraan biasanya anak-anak laki-laki selalu membawa petasan yang dilempar dan membuat anak-anak perempuan berteriak-teriak histeris. Ditambah suara klakson motor ketika mereka lewat, sudah seperti pawai saja. Tradisi Baraan sudah menjadi ciri khas  perayaan Idul Fitri di Desa Pulau Kijang, Indragiri Hilir,

Tentang Tradisi Baraan.

Tradisi Baraan adalah halal bi halal versi orang Riau. Baraan merupakan kegiatan mengunjungi tetangga yang dilakukan secara bersama-sama atau bertamu dari rumah ke rumah penduduk tanpa melewatkan satu rumah pun. Tradisi Baraan bertujuan untuk memberikan pandangan menjaga kerukunan, memelihara ukhuwah islamiyah dan menjaga solidaritas antar sesama warga masyarakat. Baraan adalah nama yang disematkan pada tradisi turun temurun yang tidak pernah lekang oleh waktu, dijaga dari generasi ke generasi hingga kini. Istilah “baraan” diambil dari bahasa arab, yaitu “ba-ra-a” yang artinya membebaskan atau mengampuni. Dan masyarakat islam nusantara menggunakan istilah “baraan” sebagai bentuk kesyukuran karena telah terbebas dari api neraka dan telah diampuni segala dosa, sebagaimana telah dijanjikan kepada orang yang berpuasa.

Penulis: Sunartin Suci Noviani.
Mahasiswa UIN Suska Riau, jurusan Pengembangan Masyarakat Islam. Fakultas Dakwah dan Komunikasi. 


[Ikuti RiauBernas.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar