~ Rinaldi: Silahkan Menggugat, Itu Hak Hendri Jerman

Ini Isi Mosi Tak Percaya ke Ketum IPSI Pelalawan, Hendri Jerman Siapkan Gugatan dan Akan Banding ke

PELALAWAN, RIAUBERNAS.COM - Carut-marut di tubuh internal pengurus Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kabupaten Pelalawan berawal dari mosi tak percaya 15 perguruan di Pelalawan yang mengajukan mosi tak percaya atas kepemimpinan Ketua Umum IPSI Pelalawan Ke Pengurus Provinsi (PengProv) IPSI Riau, hingga terbitlah Surat Pemberhentian dengan No:16/IPSI Riau/II/2022 tertanggal 17 Februari 2022, yang menonaktifkan Hendrik Jerman dari jabatannya sebagai Ketum dan menunjuk Rinaldi dari PSHT Pelalawan sebagai Plt. Careteker IPSI Pelalawan. Ditengarai mosi tak percaya ini merupakan buntut dari piala Open Tournament Bupati Cup 1 yang digelar IPSI Pelalawan sebelumnya dan hal-hal tennis lainnya yang mengecewakan. 

Dalam lembaran mosi tak percaya yang diterima media ini, Minggu (21/2/2022), disebutkan soal kenyataan Ketum IPSI Pelalawan yang terlalu mendominasi dan mengambil alih tugas pokok serta fungsi panitia saat berlangsungnya Open Tournament Pencak Silat Bupati Pelalawan Cup 1 2021.

"Saudara Hendri Jerman Salaja dengan nyata tidak percaya pada panitia yang telah dibentuk berdasarkan rapat pengurus tanggal 17 Oktober 2021, sehingga dia mengambil alih semua tugas pokok dan fungsi panitia," kata Rinaldi pada media ini, Minggu (20/2/2022).

Dia menjelaskan dampak dari diambil alihnya tugas pokok panitia tersebut menyebabkan jalannya pertandingan menjadi kacau. Penerimaan registrasi pendaftaran peserta yang seharusnya tugas ini dilakukan oleh panitia yang telah ditentukan yaitu bagian sekretaris panitia sesuai dengan SK Kepanitian yang telah dibuat, telah diambil alih Hendrik Jerman. 

"Di tanggal 13 Desember 2021 yang semestinya masuk jadwal registrasi, tetapi Sdr. Hendrik Jerman Salaja masih saja menerima pendaftaran peserta baru, uang ini tidak berbentuk transfer melainkan diterima secara tunai, dan dana tersebut juga tidak
disampaikan secara transparan pada panitia," ujarnya. 

Karena hal ini, lanjutnya, panitia jadi kewalahan untuk menyusun ulang bagan atau jadwal pertandingan. Bahkan terdapat puluhan peserta yang mendaftar secara tunai namun tidak bisa ikut bertanding. Selain itu, 
Hendri Jerman Salaja tidak pernah menyampaikan data real jumlah uang yang telah diterima dari uang pendaftaran peserta kejuaraan secara transparan. Data yang disampaikan Sdr. Hendri Jerman Salaja tidak sinkron dengan jumlah uang yang diterima panitia.

"Karena campur tangan Sdr. Hendri Jerman Salaja dalam kepanitian kejuaraan berujung protes dari peserta di Provinsi Riau maupun provinsi tetangga seperti Sumbar, Sumut dan Jambi. Protes itu diantaranya medali yang tidak layak, pendistribusian medali tidak sesuai lagi dengan hasil pemenang pertandingan. Bahkan sampai saat sekarang ini masih banyak peserta dan kontingen yang belum menerima medali dan sertifikat. Tak hanya itu, complain juga datang dari peserta penataran pelatihan dan wasit juri mengenai sertifikat yang tak kunjung diterima oleh sebagian peserta, mengenai sertifikat peserta pelatih dan wasit juri ini langsung diambil alih Sdr. Hendri Jerman Salaja," bebernya. 

Rinaldi mengatakan di samping itu sebagai Ketum IPSI Pelalawan, Hendri Jerman Salaja tidak menjalin komunikasi yang baik antara dengan jajaran pengurus IPSI Pelalawan dan Perguruan Pencak Silat yang ada di kabupaten Pelalawan.

"Ada juga beberapa Pengurus IPSI Pelalawan yang menempati posisi strategis, namun bukan berasal dari perguruan yang ada di Kabupaten Pelalawan. Itu juga yang kami sesalkan selama ini," katanya. 

Disinggung soal Hendrik Jerman yang akan menggugat pe-nonaktifkan dirinya, Rinaldi mengatakan kalau itu hak Hendri Jerman untuk menggugat Pengprov IPSJ. 

"Itulah dinamika keorganisasian karena saya kini sudah ditunjuk sebagai Plt. Ketua IPSI Pelalawan yang sah dari Pengprov Riau sendiri," tandasnya. 

Ditanya apa yang akan diperbuat untuk IPSI Pelalawan ke depannya, Rinaldi yang kini sebagai Plt. Ketum IPSI Pelalawan mengatakan bahwa dirinya akan menyatukan 
semua perguruan untuk masuk di kepengurusan IPSI Pelalawan sesuai bidangnya masing-masing. 

"Kita juga ingin menjadikan IPSI Pelalawan bermartabat untuk prestasi di Daerah, Nasional dan Internasional, dan membawa nama IPSI Pengprov dan khususnya," katanya. 

Dimintai komentarnya soal mosi tidak percaya yang disayangkan 15 Perguruan Silat di Pelalawan, Hendri Jerman Salaja mengaku dirinya memang tahu hal itu karena mendapat kiriman lewat Whatsapp (WA). 

"Tapi tidak ada pemberitahuan oleh Pengprov dan tidak pernah di mintai klarifikasi maupun hak jawab secara resmi oleh Pengprov. Jelas saya didzalimi dalam soal ini. Padahal kita ini berorganisasi dan wajib memenuhi semua administrasi tapi yang dilakukan oleh Pengprov IPSI Riau sudah melanggar administrasi," tandasnya. 

Ini artinya, Pengprov IPSI Riau tidak paham dengan AD/ART padahal Sekretaris Pengprov IPSI Riau tanggal 6 Februari menelpon saya dan mengatakan kalau Ketua IPSI Riau minta ketemu hari Rabu tanggal 9-2-2022, tetapi itu ditunda karena ketua IPSI Riau mendadak ada keperluan penting di kepulauan Meranti," terangnya. 

Setelah beberapa hari dari situ, lanjut Hendri,  Aryo menelpon dan menjelaskan bahwa atas perintah Ketum, kepengurusan itu harus di PAW. Jadi memang banyak keanehan dengan surat yang dilayangkan mereka karena tiba-tiba saja IPSI Riau mengeluarkan surat pemberhentian. Anehnya lagi, surat yang dikeluarkan Pengprov tanggal 17, padahal tanggal 19 akan dilaksanakan Musprov IPSI Riau. Jabatan Irwan Nasir itu hanya tinggal 2 hari, berarti ada indikasi kalau beliau itu tidak senang jika saya mendukung Hardianto. SE sebagai Ketua IPSI Riau periode 2022-2022. 

"Saya sudah siapkan lawyer untuk menggugat dan keputusan ini, dan saya akan lakukan banding juga ke PB IPSI Pusat," tukasnya. (ndy) 


[Ikuti RiauBernas.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar