43 Desa di Kabupaten Pelalawan Rawan Karlahut

Kepala BPBPKD Pelalawan, Hadi Penandio M.Si

PANGKALAN KERINCI.RIAUBERNAS.COM - Dari 118 desa/kelurahan yang berada di 12 kecamatan di Kabupaten Pelalawan masuk dalam peta Badan Penangguangan Bencana dan Pemadam Kebakaran Daerah (BPBPKD) sebagai daerah rawan terjadi kebakaran lahan dan hutan (Karlahut).

Hal ini diungkapkan oleh Kepala BPBPKD Kabupaten Pelalawan Drs. Hadi Penandio M.Si kepada Riaubernas.com, Rabu (30/3), 43 desa yang dinyatakan rawan karlahut itu sebagian besar berada di Kecamatan Teluk Meranti, Langgam dan Kecamatan Ukui.

"Kalau di katakan rawan, semua daerah kita rawan karlahut, tapi untuk spesifiknya ada 43 desa yang masuk dalam peta rawan bencana kebakaranan, dan bila diurutkan kecamatan yang paling banyak desanya masuk kategori rawan itu adalah kecamatan Teluk Meranti, Kecamatan Langgam dan Kecamatan Ukui, walaupun tiap kecamatan ada desa yang masuk dalam rawan karlahut," terang Hadi Penandio.

Untuk meminimalisir terjadinya karlahut di wilayah Kabupaten Pelalawan,lanjut Hadi, pihaknya terus melakukan berbagai upaya pencegahan dini secara maksimal, agar kejadian karlahut di tahun 2015 tidak terang lagi.

"Namanya bencana tidak bisa di prediksi, tapi kita terus lakukan upaya pencegahan secara maksimal, seperti pemantau dan pengawasan api dengan melakukan patroli ke sejumlah wilayah yang masuk kategori rawan itu," lanjutnya

Disamping itu, BPBPKD juga gencar melaksanakan sosialisasi berkelanjutan kepada masyarakat untuk tidak membukan lahan dengan cara di bakar serta perbuatan perbuatan lain yang berpotensi menyulut api. "Sosialisasi kepada masyarakat kita tingkatkan, agar masyarakat mengerti akan pentingnya pemahaman terhadap antisipasi, pencegahan, dan penanggulangan bencana kebakaran," tambahnya.

Koordinasi secara intens juga dlakukan bersama aparatur pemerintahan di setiap tingkatan, baik aparatur pemerintah di tingkat kecamatan, tingkat desa bahkan di tingkat RT/RW guna memberikan informasi dini kepada petugas BPBPKD tentang potensi terjadinya karlahut.

"Koordinasi dengan aparatur pemerintahan juga kita lakukan, sehingga fungsi pengawasan dan pemantauan berjalan dengan baik," bebernya.

Dukungan dari TNI dan Polri juga tidak kalah pentingnya dalam upaya BPBPKD dalam melakukan patroli bersama. "Pemantauan dan pengawasan juga kita lakukan bersama TNI Polri," tambahnya

Selama tahun 2016 ini, karlahut hanya terjadi di daerah daerah pesisir Kabupaten Pelalawan, hal ini sesuai dengan data yang di rilis BMKG bahwa daerah pesisir masih mengalami musim kemarau, sedangkan wilayah daratan mengalami curah hujan yang cukup.

Adanya curah hujan di daratan Kabupaten Pelalawan menjadi penyebab minimnya ditemukan titik api, bahkan angka itu bertahan sampai satu bulan terkahir ini.

"Untuk wilayah pesisir memang berdasarkan ramalan BMKG masih kemarau, makanya ada potensi kebakaran di Kecamatan Teluk Meranti minggu minggu lalu, tapi sudah dipadamkan, untuk wilayah daratan memang tidak terjadinya potensi kebakaran karena adanya curah hujan," jelas mantan Asisten I Setda Pelalawan ini.

Ditegaskan Hadi, tidak ditemukan hotspot oleh satelit NOAA di wilayah Kabupaten Pelalawan saat ini disebabkan dua faktor penting, yakni faktor cuaca dan Sosialisasi secara terus menerus.

"Dua hal itu yang jadi faktor tidak adanya titik api saat ini," pungkasnya (Apon)


[Ikuti RiauBernas.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar