Tahun 2016, Ini Strategi Bank Syariah Mandiri

JAKARTA - Memasuki awal tahun 2016, Bank Syariah Mandiri (BSM) siap berbenah. Termasuk dalam menyiapkan beberapa program baru yang akan lebih banyak difokuskan di bidang pendidikan dan kesehatan. Nantinya BSM akan lebih banyak menggaet nasabah dari sekolah dan rumah sakit Islam. Sehingga hal itu sesuai dengan konsep syariah dan secara komersial bisnis juga bernilai besar.

"Dunia pendidikan dan kesehatan itu NPF-nya tidak ada, semua terjaga bagus," terang Direktur Utama BSM, Agus Sudiarto, saat dijumpai di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat pada Kamis, 31 Desember 2015, seperti dilansir dari situs dream.co.id.

Sementara Agus Dwi Handaya selaku Direktur Finance dan Strategy BSM menambahkan tahun depan perusahaannya akan mengembangkan produk-produk yang sudah ada terlebih dahulu. Terutama pada program tabungan yang sifatnya divensif.

"Yang paling akan kita fokuskan adalah mengembangkan produk tabungan kita. Baik dari segi masalah promosi, marketing, programnya itu sendiri dan kemudian kerjasama kita dengan berbagai komunitas. Seperti puskesmas dan pesantren," imbuh Agus Dwi.

Selanjutnya, Agus Dwi menjelaskan bahwa pada tahun 2016, BSM akan lebih mengutamakan bidang ritel dibanding korporasi. Lebih jauh ia memaparkan akan banyak menyentuh program tabungan berkonten lokal yang terdapat di daerah-daerah.

"Kalau untuk pembangunan ritel fokus akan banyak di pembiayaan cicilan emas dan gadai emas, pembiayaan mikro, kemudahan pembiayaan konsumen yang sifatnya pro basis seperti pensiunan dan sebagainya itu," lengkapnya.

Disinggung mengenai perbandingan jumlah korporasi dan ritel, Agus Dwi menjelaskan bahwa ritel masih menpati porsi yang lebih besar dengan angka 56 persen. Jumlah tersebut rencananya akan terus ditambah hingga mencapai target 60 persen hingga tahun 2020 mendatang.

"Mungkin tahun 2016 ini akan terus tumbuh sekitar dua persen kalau dipresentasikan itu besar sekali angkanya sampai trilyunan," kata Dia menjelaskan.

Sedangkan untuk korporasi baru menempati posisi 44 persen saja. Tapi ia tetap optimis akrena BSM memiliki market yang kuat melalui Bank Mandiri. Sehingga dalam rencana setahun ke depan masih akan menyasar para institut dan perguruan tinggi Islam serta rumah-rumah sakit Islam di Indonesia.

"Jadi misal ada nasabahnya Mandiri yang memang dia ingin di skim secara syariah lalu kuta join sama Mandiri. Misal dalam satu transaksi kita akan dapat 100 atau 200 milyar. Ini merupakan bagian sinergi dengan Mandiri karena kompetensi managemen kita belum sehebat mereka jadi istilahnya kita nebenglah," tutup Agus Dwi. (***)


Editor        : Ai
Sumber    : dream.co.id


[Ikuti RiauBernas.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar