Buka Seminar Internasional di ST2P, Ini Kata Sekjen Menperin
Para panelis di Seminar Internasional yang digelar sempena Harteknas ke 23 di auditorium ST2P, Kawasan Teknopark, Langgam.
PELALAWAN, RIAUBERNAS.COM - Keberadaan Sekolah Tinggi Tehnologi Pelalawan (ST2P) di Pelalawan sejauh ini sangat membantu program pemerintah pusat dalam mendirikan universitas yang ditargetkan. Apalagi mendirikan suatu universitas bukanlah perkara mudah. Selain membutuhkan modal yang besar, lahan dan infrastruktur juga menjadi faktor penting.
Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) mewakili Menteri Perindustrian (Menperin) Republik Indonesia, Harris Munandar, dalam sambutannya sekaligus secara resmi membuka seminar internasionlal dalam rangka Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas) ke-23 di auditorium ST2P, Langgam, Kamis (9/8).
Harris mengatakan bahwa pemerintah mendukung keberadaan Techno Park di Kabupaten Pelalawan. Ada beberapa hal menjadi patokan diantaranya, didirikan ST2P dikawasan Techno Park ini sangat membantu tumbuh kembangnya dunia pendidikan terutama di Dirjen Dikti.
"Pemerintah sangat mendukung ST2P Pelalawan, dia berperan membangun sumber daya manusia (SDM) khususnya, di kabupaten Pelalawan," ujarnya.
Apalagi, lanjutnya, ST2P berdiri megah dan kokoh di kawasan Techno Park. "Ini tentunya, sejalan. Jadi kita melihatnya bernilai ekonomis tinggi," tandasnya.
Sementara Bupati HM Harris menyatakan, seminar internasional dalam peringatan Harteknas menjadi kesinambungan program di Kawasan Teknopolitan. Bukan perkara mudah mewujudkan Kawasan Tekno Park dan proses pembangunannya. Komitmen yang kuat untuk menjalankan dan mewujudkan secara penuh.
"Kami sangat butuh dukungan pemerintah pusat dalam mewujudkan Kawasan Teknopolitan ini. Sebagai pusat pendidikan dan inovasi teknologi di bidang industri kepala sawit," tukasnya.
Dijelaskan, seminar ini diharapkan bisa menunjang 7 Program Strategis Pemerintah Daerah, yakni Pelalawan Inovatif. Menurutnya, sekitar 75 persen masyarakat Pelalawan menggantungkan hidup melalui perkebunan sawit. "Melalui seminar ini, petani kebun kita tidak hanya diharapkan menjadi pemilik dan pekerja kebun saja, tetapi bisa mandiri yang bukan hanya pemilik, namun bisa mengolah sendiri dan memasarkannya langsung," ujarnya.
Mantan Ketua DPRD Pelalawan itu optimis, pelaksanaan seminar internasional akan membuat bangsa Indonesia maju dan bahkan bisa sejajar dengan negara lain, terutama dalam penerapan inovasi dan teknologi.
Seminar yang dihadiri ratusan peserta ini dipusatkan di gedung kampus Sekolah Tinggi Teknologi Pelalawan (ST2P). Selain dari Kemenperin, hadir juga pejabat Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek), guru besar dari Tsuba University Jepang, serta puluhan universitas dalam negeri. (sam/ndy)
Tulis Komentar