Tekan Emisi dalam Operasional Bisnis, RAPP Sudah Operasikan 6 Unit Bus Listrik
PELALAWAN, RIAUBERNAS.COM - Pemerintah Indonesia menaikkan target pengurangan emisi secara mandiri dari 29 persen menjadi 31,89 persen pada 2030. Target pengurangan emisi dengan dukungan internasional juga dinaikkan dari 41 persen menjadi 43,20 persen. Revisi target pengurangan emisi pada dokumen Nationally Determined Contribution (NDC) tersebut dilakukan agar Indonesia bisa mencapai net zero emissions (NZE) atau emisi nol bersih pada 2060.
Adapun salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah mendorong pelaku industri untuk melakukan transisi energi bersih. Moda transportasi rendah karbon, seperti mobil ataupun bus listrik, dapat menjadi pilihan utama untuk mendukung mitigasi iklim. Komitmen itu didukung penuh oleh swasta, salah satunya adalah PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) yang merupakan produsen kertas “PaperOne”.
PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) membeli 2 unit pertama bus listrik tipe MD 12E normal floor (NF) dari Mobil Anak Bangsa (MAB) pada Agustus 2021. Pada Januari 2023 RAPP kembali menambah empat bus listrik bertipe MD 12E Normal Floor (NF) sarana transportasi rendah karbon di lingkungan operasional pabrik yang berlokasi di Pangkalan Kerinci, Provinsi Riau.
Bus listrik RAPP telah melewati serangkaian factory acceptance test guna memastikan produksi bus listrik MAB tipe MD 12E NF telah sesuai dari sisi kualitas. Setiap unit bus listrik MD 12E juga telah dinyatakan lulus uji berkala oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sebelum dikirimkan dari Jakarta ke Pangkalan Kerinci Pelalawan Riau.
Berdasarkan data dari MAB, penggunaan satu bus listrik dapat mengurangi emisi hingga 78,986 kilogram (kg) karbon dioksida (CO2) per tahun ketimbang pemakaian bus berbahan bakar fosil. Dengan penggunaan bus listrik RAPP bisa memangkas 25,1 kg karbon monoksida (CO) dan menghilangkan keluaran limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) berupa oli bekas.
Penggunaan bus listrik juga terbukti dapat menghemat biaya pengisian bahan bakar minyak (BBM). Dalam perhitungan RAPP, setiap satu liter BBM setara dengan 1,3 kilowatt-jam (kWh). Dengan perbandingan harga BBM per liter sekitar Rp 10.000-13.000 dan harga listrik Rp 1.400 per kWh, penggunaan bus listrik sedikitnya sepertujuh lebih murah jika dibandingkan kendaraan berbasis BBM.
Presiden Direktut RAPP Sihol Aritonang mengatakan, peralihan ke kendaraan listrik yang dilakukan RAPP sejalan dengan komitmen keberlanjutan APRIL2030. Melalui program ini, APRIL berupaya mengurangi emisi karbon pada 2030 dengan berbagai upaya. Beberapa program di antaranya adalah dengan mengoptimalkan penggunaan sumber energi terbarukan di lingkungan pabrik. Ia melanjutkan, APRIL2030 juga menjadi bentuk dukungan APRIL terhadap upaya pemerintah dalam mencapai target NZE pada 2060.
“RAPP konsisten dalam mengimplementasikan komitmen sustainability (keberlanjutan) kami, termasuk dengan beralih menggunakan energi baru dan terbarukan (EBT). Kami bangga, RAPP bisa menambah 4 bus listrik dan secara total telah mengoperasikan 6 bus listrik sejak awal 2023,” kata Sihol.
Selain beralih ke bus listrik, sambung Sihol, komitmen RAPP dalam mengoptimalkan penggunaan sumber energi terbarukan juga dilakukan dengan membangun panel surya untuk menggerakkan pabrik pulp dan kertas. "Saat ini pembangunan baru mencapai total 11 megawatt (MW) dari target 20-35 MW pada 2025, dan 50 MW pada tahun 2030," jelas Sihol Aritonang. (Sam)
Tulis Komentar