Dugaan Video Panglima DPP LLMB Lecehkan Pelalawan

Pendiri Pelalawan Ingin Kasus Ini Dibawa ke Ranah Hukum

H. Daslir Maskar.

PELALAWAN, RIAUBERNAS.COM - Viralnya video berdurasi 1.42 menit yang direkam langsung oleh Panglima Besar DPP Lembaga Laskar Melayu Bersatu (LLMB) Ismail Amir, menuai kecaman dari berbagai kalangan di Kabupaten Pelalawan. 

Meski telah keluar pernyataan minta maaf dari Panglima LLMB tersebut kepada masyarakat Pelalawan, namun terlanjur banyak sudah yang terusik atas video viral Panglima LLMB yang menghina daerah ini dengan membanding-bandingkan sambutan dan fasilitas yang dia terima saat dia berada di Kabupaten Pelalawan dan di Batam, yang diunggah dalam video yang direkamnya sendiri itu. 

"Saya sangat kecewa dengan pernyataan  bernada menghina yang dilontarkan oleh Datuk Ismail Amir dalam video yang direkamnya sendiri di salah satu hotel di Batam. Dia membanding-bandingkan fasilitas yang ia terima dari LLMB di Batam dengan fasilitas yang diterimanya saat berada di Kabupaten Pelalawan, Riau," tandas salah seorang tokoh pendiri Kabupaten Pelalawan, Daslir Maskar, pada media ini, Rabu malam (26/1/2022).

Padahal, lanjutnya, asal tahu saja, sudah banyak pejabat yang pernah datang ke Kabupaten Pelalawan, tetapi tidak pernah ada masalah. Tapi dia dengan seenaknya merendahkan Kabupaten Pelalawan dengan menyebutkan hotel penuh kepending atau kutu busuk dan hotel balak saat menginap di Kabupaten Pelalawan, beberapa waktu lalu. 

"Atas pernyataan yang seolah-olah merendahkan marwah daerah ini, jujur saja, sebagai salah seorang pendiri Kabupaten Pelalawan saya merasa terusik," tandas Daslir Maskar yang akrab dipanggil Wak Jalil ini. 

Dia menjelaskan, seharusnya sebagai Panglima Besar DPP LLMB tidak semestinya dia berkata seperti itu, apalagi sampai menyeret nama daerah dan Bupati Pelalawan. Jika itu terjadi ya akibatnya akan seperti ini, bukan satu-dua saja yang tersinggung tapi seluruh masyarakat Pelalawan yang tersinggung. 

"Kalau ini persoalan internal LLMB saja, misalnya atas layanan yang kurang memuaskan dari LLMB Pelalawan saat kedatangan Panglima Besar Datuk Ismail Amir, sebaiknya diselesaikan secara internal saja. Jangan diumbar-umbar melalui video jika kecewa dengan Panglima di Pelalawan, selesaikan secara internal. Panggil dia dan selesaikan secara organisasi," ujarnya. 

Dikatakannya, atas video yang kadung viral itu, Wak Jalil menginginkan agar kasus ini dibawah ke ranah hukum, dengan tuduhan pencemaran nama baik. Ini juga sebagai bentuk pembelajaran agar tak terulang lagi, baik oleh siapapun, di kemudian hari. 

Terpisah, Panglima Besar DPP Lembaga Laskar Melayu Bersatu (LLMB), Ismail Amir, saat dikonfirmasi media ini menyatakan bahwa dirinya sama sekali tidak ada niat sedikit pun untuk melecehkan Kabupaten Pelalawan, apalagi menghina. Menurutnya, apa yang disampaikannya dalam video itu sebenarnya hanya untuk kalangan internal di Whatsapp (WA) group saja, tidak untuk keluar. Kalau sampai keluar, dirinya jelas tak tahu. 

"Tujuan saya itu untuk DPD-DPD lain sebagai pembelajaran. Kalau pimpinan jadikanlah sebagai pimpinan, jangan seperti di Pelalawan. Sudah kami hadir tidak disambut, hotel kami disuruh masuk saja di hotel yang sedang direnovasi tidak standar, kemudian jadwal Bupati juga tidak disonding oleh Panglimanya, sehingga Bupati ada tiga acara di hari yang sama. Gladi resik malam tidak dijalankan karena orangnya tidak ada, saya tidak mengatakan Bupati itu tapi karena kita tidak mengsetting acara dengan baik," katanya, Kamis (27/1/2022). 

Padahal jauh-jauh hari sebelumnya, lanjutnya, dirinya sudah mewanti-wanti pada Panglima Umar agar acara pelantikan ini diundur saja. Tapi Umar malah mengatakan bahwa jika acara pelantikan ini tidak bagus atau tidak sesuai dengan harapan Pangbes, maka Panglima Umar siap mengundurkan diri bahkan dipecat sebagai Panglima LLMB Pelalawan. 

"Kemudian Umar ini tidak pernah aktif dalam gerak langkah organisasi ini, diundang selalu diwakili oleh Nolis, dan kemudian saat kami mau Mubes untuk menetapkan saya sebagai pengganti Alm. Syarwan Hamid di Labersa, kesepakatan bersama Ketua DPD menyumbang Rp. 3 juta. Orang semua sudah bayar dia belum, saya telpon Umar soal ini tapi katanya suruh pakai uang saya dulu dan alhamdulillah belum dibayar. Begitu juga dengan PIN dan sebagainya diambil semuanya Rp. 415.000 tidak dibayar juga sehingga saya yang dituntut orang," paparnya. 

Diakuinya bahwa dirinya tidak ada niat menyalahkan Bupati. Kalau ada kesalahpahaman pihak hotel dan pihak Bupati, dirinya secara pribadi minta maaf karena tak ada tujuan pihaknya untuk menyakiti siapapun. Apalagi LLMB ini lahir untuk dibesarkan dan mempersatukan semua  suku dan etnis, bagaimana Melayu ini menjadi tuan di negeri sendiri. Bahkan orang-orang pendatang ditarik pihaknya ke Melayu. Dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung. 

Disinggung sikap Panglima Besar DPP LLMB sendiri jika ada yang melaporkan persoalan ini ke ranah hukum, Ismail mempersilahkan hal tersebut karena negara ini adalah negara hukum tapi celahnya dimana. 

"Saya tidak ada menyebutkan nama hotel, coba saja dengar baik-baik rekaman saya itu, bahwa saya tidak disambut dengan baik. Ini soal internal yang dilepas keluar, inikan menjebak. Jadi saya rasa tidak ada masalah, apalagi kita orang Melayu rendah hati biarlah saya minta maaf dulu, yang minta maaf dulu itu lebih mulia," tukasnya. (ndy)


[Ikuti RiauBernas.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar