Masyarakat Desa Sei Guntung Tengah Gunakan Kompang Tradisional Sebagai Alat Transportasi

INHU, RIAUBERNAS.COM - Warga Desa Sei Guntung Tengah, Kecamatan Rengat Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) Provinsi Riau, masih mengunakan Kompang Tradisional tanpa mesin sebagai alat transportasi mengangkut warga.

Hasil pantauan dilapangan, alat kompang tradisional untuk mengangkut warga mengandalkan kekuatan dari Katrol sebagai mesin yang di ikat tali seling untuk dan penyebrangan. 

“Warga kita pakai kompang. Ini satu-satunya alat trasportasi kita untuk menyeberang Sungai Kuantan,” kata Kepala Desa Sungai Guntung Tengah, Hasanudin, Minggu 16 Januari 2022.

Tujuan alat transportasi tradisional ini memudahkan warga Desa sebagai akses transportasi menyeberang, karena jembatan tidak ada. Tidak hanya digunakan warga Desa Sungai Guntung Tengah, namun Desa Tetangga seperti Sungai Guntung Hilir warganya kadang juga gunakan alat tradisional tersebut.

"Kalau diseberang sana warganya lebih kurang 50 Kepala Keluarga dan alat tradisional kompang ini sangat bermanfaat bagi mereka terutama bagi anak-anak sekolah, serta terkadang warga lain juga menggunakan alat tradisional tersebut untuk menyebrang," jelas Kades.

Masih kata Kades, Alat transportasi tradisioanal ini tanpa mesin hanya menggunakan alat bantuan Katrol dan tali seling yang di ikat di beton. Panjang seling yang mengairi sungai lebih kurang 300 meter dengan bangunan Anggaran tahun 2020.

"Panjang seling 300 meter, dan sungainya sendiri lebar lebih kurang 180 meter dan pengurusan kompang sendiri dalam satu hari ada 3 orang warga sebagai kemudi," katanya.

Tentunya adanya Alat Transportasi tradisional ini meningkatkan perekonomian warga setempat. Dalam satu hari mereka bisa mendapat penghasilan 600 ribu dengan 3 orang pekerja.

"Mereka sebagai pengelola bergantian per RT dalam satu hari satu RT 3 orang penggelola. Nah, tentunya ini sebagai penunjang perekonomian masyarakat juga, sebenarnya masyarakat bisa saja lewat jembatan Danau Raja namun jauh akses jalannya," ungkapnya.

Harapan memiliki jembatan di Desa pasti ada, namun semua butuh proses. Dan sebagai kepala Desa, apapun demi masyarakat aksesnya lebih mudah melalui dana Desa mampu mewujudkan masyarakat memiliki Alat Tradisional sebagai transportasi penyebrangan. "Terkadang Kendalanya kalau musim kemarau, air sungai surut dan pasir timbul saja, sehingga kompang kandas," ucap kades lagi.

"Hal ini tidak ada penghalang pemisah antara warga seberang sana dan seberang sini. Untuk anak sekolahan dan pejalan kaki tidak dikenakan ongkos kalau kandaraan roda dua pulang pergi Rp.5000," tutup Kades. (Pt) 


[Ikuti RiauBernas.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar