GMT Tiba di Sigi, Ribuan Orang Takjub Sampai Tak Bersuara

Wakil Presiden Jusuf Kalla (tengah) beserta rombongan menggunakan kacamata gerhana saat menyaksikan gerhana matahari total di Desa Kota Pulu, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi, Sulteng, 9 Maret 2016. (Suara Pembaruan/Istimewa)

BORA, RIAUBERNAS.COM - Tepat pukul 08.43.58 WITA, Rabu (9/3/2016), piringan bulan menutupi seluruh area piringan matahari di atas langit Kota Pulu, Sigi, Sulteng, menandakan terjadinya gerhana matahari total pada waktu yang sebelumnya sudah diprediksi oleh BMKG. Selama dua menit dan dua puluh dua detik, situasi di sekitar Kota Pulu Sigi yang dilintasi GMT, menjadi gelap seperti pada malam hari.

Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) Longki Djanggola beserta rombongan dan ribuan wisatawan dalam dan luar negeri tak bersuara sedikit pun saat menyaksikan detik-detik Gerhana Matahari Total (GMT) terjadi di Desa Kota Pulu, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi, Sulteng, Rabu (9/3) pagi, seperti dikutip BeritaSatu.com.

Begitu juga dengan 150 ilmuwan dan wisatawan asing, ditambah ribuan wisatawan dalam negeri termasuk warga lokal, menyaksikan peristiwa langka dan ajaib tersebut. Tak ada satu pun suara yang keluar.
Pada saat GMT itu terjadi, tidak ada satu suara pun terdengar, termasuk dari Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Gubernur Sulteng Longki Djanggola. Mereka tidak mampu bersuara sedikit pun dan hanya menatap ke langit dengan kacamata gerhana.

Setelah GMT berlalu, tiba-tiba seluruh warga yang hadir termasuk para pejabat secara serempak bertepuk tangan sebagai wujud kekaguman atas kebesaran dan kekuasaan Sang Pencipta atas peristiwa alam tersebut.

Jusuf Kalla mengatakan momentum GMT di Indonesia telah menjadi sarana promosi gratis yang tak ternilai bagi pengembangan kepariwisataan Indonesia.

"Peristiwa alam yang langka ini, telah menjadi sarana promosi gratis bagi pariwisata Indonesia agar dikenal oleh dunia," kata Jusuf Kalla kepada wartawan seusai menyaksikan GMT di Kota Pulu.

Dia mengatakan kemajuan ilmu pengetahuan sudah sangat tinggi, sehingga manusia bisa mengetahui seluruh proses dari peristiwa alam tersebut. Dengan pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia, matahari yang berjarak sekitar 150 juta km dan bulan sekitar 40 juta km dari bumi dapat diketahui posisinya yang pas saat gerhana.

Momentum yang langka ini, lanjutnya, harus benar-benar dimanfaatkan oleh para pengelola pariwisata, termasuk instansi pemerintah yang membidangi kepariwisataan untuk memberikan pelayanan yang bisa memuaskan para wisatawan, terutama turis asing yang berjumlah ribuan orang.

"Bagaimana kita melayani wisatawan dengan baik sehingga mereka bisa mengenal potensi-potensi wisata yang kaya di Sigi, Palu, dan Poso yang ada di wilayah Sulteng," kata Jusuf Kalla.

Turut juga mendampingi Jusuf Kalla menyaksikan GMT di Kota Pulu adalah Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, serta Ketua Komisi V DPR, Muhidin Said. (***)



Editor    : Ai
 


[Ikuti RiauBernas.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar