Perayaan tahun baru Imlek merupakan salah satu hari besar yang dirayakan oleh kaum Tionghoa. Kata "Imlek" sendiri bukanlah nama dari perayaan tahun baru Tiongkok yang sebenarnya. Kata ini diambil dari Bahasa Hokien dan hanya diketahui dan digunakan oleh orang Indonesia. Di luar, perayaan ini lebih dikenal dengan nama Chinese New Year untuk orang-orang barat, sedangkan orang Tiongkok menamainya "Guo Nian" atau "Xin Jia" yang berarti lewati bulan atau bulan baru.

Ada berbagai tradisi tahun baru Imlek yang biasanya dilakukan di Indonesia. Beberapa tradisi Imlek yang biasanya dilakukan di Indonesia, antara lain:

Membersihkan Rumah
Menurut kepercayaan orang Tionghoa, membersihkan rumah berarti membuang kotoran yang dianggap sebagai simbol kesialan yang harus disingkirkan.

Menghias Diri dengan Warna Merah
Menghias rumah, pakaian, dan aksesoris berwarna merah dipercaya dapat mengusir nian yang takut dengan warna merah. Nian adalah sejenis makluk buas yang hidup di dasar laut atau gunung akan keluar saat musim semi atau saat tahun baru Imlek.

Membagikan Angpao
Imlek berarti banjir uang karena orang tua atau mereka yang sudah menikah diwajibkan memberikan angpao. Bagi-bagi angpao juga dipercaya makin memperlancar rejeki di kemudian hari.

Kue Keranjang dan Jeruk
Mempersiapkan makanan Kue keranjang dan jeruk juga menjadi ciri khas Hari Raya Imlek. Tidak hanya itu, saat Imlek mereka juga menyajikan makanan di atas nampan berbentuk, segi 6, segi 8, atau bulat dengan isian bermacam-macam makanan. Saat Imlek, mereka juga disarankan untuk menghindari makan bubur karena bagi warga Tionghoa, bubur melambangkan kemiskinan.

Kembang Api dan Barongsai
Menyalakan kembang api dan menontot barongsai juga menjadi tradisi perayaan Imlek yang sangat umum dijumpai di Indonesia. Menyalakan kembang api dan melakukan pertunjukan barongsai dipercaya menjadi salah satu cara untuk mengusir roh-roh jahat yang akan mengganggu manusia. Gong Xi Fa Cai! (***)


Editor    : Ai