Warga PST Mengaku Kesal Dan Miris Dengan Perusahaan, GM Pelindo 1 Malah Katakan Ini
SIAK, RIAUBERNAS.COM - Warga Pinang Sebatang Timur (PST) mengaku kesal dan miris, dengan perusahaan milik pemerintah yaitu Pelindo 1. Hal itu disampaikan Syopiyardi saat masyarakat PST bersama Pelindo 1 dan Upika Kecamatan Tualang, menggelar rapat pertemuan guna membahas jalan rusak di Bunut Kecamatan Tualang, Selasa (3/12/2019) sekitar pukul 10.00 WIB.
Pertemuan yang di pimpin oleh Camat Tualang Zalik Efendi dan Polsek Tualang Kompol Pribadi SH itu, berlangsung alot. Syopiyardi, selaku perwakilan masyarakat PST menyampaikan keluh kesah masyarakat perihal perbaikan jalan rusak sepanjang 2 KM di Bunut Kecamatan Tualang.
"Sudah dua kali jalan yang diperbaiki oleh Pelindo 1 harus melalui proses demo dulu, padahal kami sudah sampaikan ke Pelindo melalui jalur baik, disitu kami kesal dan mirisnya. Pelindo 1 dinilai tidak peduli dan terkesan acuh tak acuh dengan masyarakat setempat," jelas Syopiyardi, yang merupakan Ketua Bapekam Pinang Sebatang Timur.
Selain itu, lanjutnya, mobil over kapasitas milik Pelindo 1 dan rekanan Pelindo sering ugal-ugalan, padahal ini jalan kampung dan banyak masyarakat.
"Kami sudah sampaikan ke pihak Pelindo 1, jangan melintas saat jam sibuk karena banyak orang kerja serta anak sekolah, itu membahayakan, karena sudah ada korban," tambahnya.
Disampaikan Syopiyardi, lebih mirisnya lagi, dampak debu, suara, serta asap intensitas kendaraan kontainer sangat mengancam masyarakat PST, "Kami minta solusi ini, kalau perlu ada jalan alternatif atau mobil kontainer melintasi dimalam hari," jelasnya.
Menanggapi persoalan itu, General Manager Pelindo 1, I Wayan, mengaku setiap tahun sudah memperbaiki jalan Bunut Kecamatan Tualang. Sebenarnya usernya bukan langsung Pelindo 1,
"Saya akan bicara dengan Asosiasi truk Indonesia, pemilik barang iya juga, serta pihak pemerintah harus bicara juga, karena keberadaan pelabuhan itu murni kepentingan daerah," jelasnya.
Perihal pembatasan jam kerja, sambung Wayan, Pelindo tidak bisa buat keputusan itu, karena sangat terkait dengan kelancaran arus barang dari Pekanbaru atau daerah lainnya.
"Saya akan bicarakan kepada Organda, saya akan bicarakan ke Dishub, serta KSOP atas pernyataan pelabuhan itu beroperasi 24 jam," tambahnya.
Perihal solusinya, tambahnya, kita akan percepat program "Siak Inline water wist". Dimana pihak Pelindo 1 akan mengurangi intensitas kendaraannya melalui darat, karena banyak dampak sosial yang ditimbulkannya oleh masyarakat.
"Seluruh barang yang dibongkar di pelabuhan Perawang nantinya akan transport ke Pekanbaru melalui jalur sungai, dengan kejadian ini program ini akan dipercepat," pungkasnya. (Van)
Tulis Komentar