Resah Dengan Petugas P2TL Yang Tidak Sesuai SOP

Marudut Pakpahan: Kita Tidak Menginginkan Lagi Terjadi di Tahun Kemarin, Yang Sempat di Demo

Ketua Komisi IV DPRD Siak Marudut Pakpahan SH.

SIAK, RIAUBERNAS.COM - Banyak masyarakat Kecamatan Tualang yang resah dengan petugas penertiban pemakaian tenaga listrik (P2TL) di Kecamatan Tualang, yang dinilai tidak sesuai standar operasional (SOP) saat melakukan penertiban dilapangan, membuat Dewan Siak melalui Komisi IV DPRD Kabupaten Siak berang. Ia Meminta kepada petugas P2TL untuk melakukan sesuai SOP dan undang-undang yang berlaku.

"Petugas P2TL tidak sendiri ya, ada pihak kepolisian dan pemerintah setempat seperti RT. Artinya, kita tidak menginginkan lagi terjadi seperti tahun kemarin, yang sempat di demo," jelas Ketua Komisi IV Marudut Pakpahan SH kepada Riau Bernas.com, Sabtu (30/3/2019) di Tualang.

Marudut menghimbau kepada petugas P2TL untuk tetap melakukan SOP serta undang-undang berlaku. "Kalau betul masyarakat melakukan pelanggaran atau perbuatan melawan hukum, seperti ada magnet di kilometer, proses sesuai aturan berlaku," harapnya.

Terkait yang terjadi, penertiban yang menimpa masyarakat bernama Fail di Kelurahan Perawang Kecamatan Tualang yang petugas P2TL tidak sesuai SOP, dan negosiasi di tempat dengan membayar sampai 1.5 juta rupiah itu. Komisi IV DPRD Kabupaten Siak sungguh menyayangkan sikap dari oknum P2TL itu.

"Kita cukup menyayangkan itu terjadi. Cuma saya belum melihat permasalahan itu secara subtansi, maunya dia (fail, red) langsung melaporkan permasalahan itu ke kita," pungkasnya.

Seperti diberita sebelumnya, Saudara Fail diduga diancam oleh Petugas P2TL Kecamatan Tualang. Modusnya oknum petugas itu mengasih pilihan, mulai disuruh tambah daya dengan membayar 1.5 juta rupiah, atau Kilometer diganti dengan Prabayar. Hal itu disampaikan Fail kepada Riaubernas.com, Kamis lalu (14/2/2019).

Kejadian itu, lanjut Fail, berawal dari petugas P2TL sebanyak 5 orang datang ke tokonya, Rabu kemarin (13/2/2019). Kelima orang itu langsung melihat kabel listrik sembari mengarah ke Kilometer tanpa dilengkapi dengan perlengkapan dan pihak kepolisian.

"Punya bapak pemakaian listrik melebihi kapasitas," sebut Fail, menirukan perkataan salah seorang  petugas P2TL yang bernama Buyung itu.

Kemudian Fail menjawab, melebihi dari mana pak, kan bapak tidak membawa alat ukur, lagian lampu saya tidak membalik. Ditambah lagi, kata orang PLN Kemaren peralatan kilometer punya saya standar semua," jelasnya.

Setelah itu, petugas P2TL lain langsung menawarkan tambah daya dari 1300 Watt menjadi 2.200 atau ganti kilometer menjadi Prabayar.

"Ia (petugas P2TL, red) tawarkan ke saya untuk tambah daya, kemudian kasih batas waktu sampai jam 4 sore untuk menyiapkan DP tambah daya sebesar 500 ribu, kalau tidak langsung diputus," ancam petugas P2TL itu.

Mendengar ancaman itu, "saya langsung panik dan resah, apakah benar seperti itu aturanya. Saya berharap kepada pihak PLN untuk dapat mengkroscek petugas P2TL, kalau dinilai tidak sesuai SOP petugas P2TL itu, langsung dipangkas aja," ucapnya dengan nada kesal.(Van)

 


[Ikuti RiauBernas.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar