Masyarakat Tualang Resah Dengan Petugas P2TL, Paksa Tambah Daya Atau Ganti Kilometer

Poto ilustrasi.

SIAK, RIAUBERNAS.COM - Masyarakat Kecamatan Tualang mengaku resah dengan petugas penertiban pemakaian tenaga listrik (P2TL) Kecamatan Tualang, karena dinilai tidak sesuai standar operasional (SOP) saat melakukan penertiban dilapangan.

Selain dinilai tidak sesuai SOP, Petugas P2TL juga mengancam pelanggan dengan mengasih pilihan, mulai disuruh tambah daya dengan membayar 1.5 juta rupiah, atau Kilometer diganti dengan Prabayar. Hal itu disampaikan Fail kepada Riaubernas.com, Kamis (14/2/2019) di Tualang.

Kejadian itu, lanjut Fail, berawal dari petugas P2TL sebanyak 5 orang datang ke tokohnya, Rabu kemarin (13/2/2019). Kelima orang itu langsung melihat kabel listrik sembari mengarah ke Kilometer tanpa dilengkapi dengan perlengkapan dan pihak kepolisian.

"Punya bapak pemakaian listrik melebihi kapasitas," sebut Fail, menirukan perkataan salah seorang  petugas P2TL yang bernama Buyung itu.

Kemudian Fail menjawab, melebihi dari mana pak, kan bapak tidak membawa alat ukur, lagian lampu saya tidak membalik. Ditambah lagi, kata orang PLN Kemaren peralatan kilometer punya saya standar semua," jelasnya.

Setelah itu, petugas P2TL lain langsung menawarkan tambah daya dari 1300 Watt menjadi 2.200 atau ganti kilometer menjadi Prabayar.

"Ia (petugas P2TL, red) tawarkan ke saya untuk tambah daya, kemudian kasih batas waktu sampai jam 4 sore untuk menyiapkan DP tambah daya sebesar 500 ribu, kalau tidak langsung diputus," ancam petugas P2TL itu.

Mendengar ancaman itu, "saya langsung panik dan resah, apakah benar seperti itu aturanya. Saya berharap kepada pihak PLN untuk dapat mengkroscek petugas P2TL, kalau dinilai tidak sesuai SOP petugas P2TL itu, langsung dipangkas aja," ucapnya dengan nada kesal.

Menanggapi persoalan tersebut, Manager PLN Rayon Perawang, Syafrida Fitri membantah, bahwa petugas P2TL membuat resah. "Meresahkan bagaimana maksudnya, mereka bertugas sesuai aturan pak", sebutnya.

Disinggung penambahan daya mencapai 1.5 Juta rupiah, Syafrida malah menjawab, "Harga penambahan daya tentu sesuai biaya yang diterbitkan oleh system, dan masalah P2TL boleh-boleh saja diangsur," tutupnya, (Van)

 

 


[Ikuti RiauBernas.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar