Maksimalkan Pengetahuan Guru dan Siswa, Ini Program Pendidikan SDN 007 Kampung Baru
PELALAWAN, RIAUBERNAS.COM - Masih kurang maksimalnya orangtua wali murid dalam mengawasi dan bekerjasama serta saling komunikasi dengan sekolah, membuat keprihatinan tersendiri bagi orang nomor satu di SDN 007 kampung Baru, Ukui. Begitu juga dengan tenaga pendidik yang masih belum maksimal pengetahuannya dalam penggunaan TIK terutama komputer atau laptop.
Keluhan ini disampaikan oleh Kepala Sekolah SDN 007 Kampung Baru, Nurya'adi S.Pd, SD, pada media ini, Senin (11/2/2019). Menurutnya, padahal laptop itu sangat penting sekali bagi para pendidik karena mereka akan membuat data, memuat data menulis RPP dan sebagainya.
"Apalagi dari segi persiapan mengajar, para guru masih banyak yang hanya copy paste saja dari Rencana Pelaksanaan Pmbelajaran (RPP) Jawa, padahal muatan pelajaran kita di Pelalawan khususnya Riau pada umumnya berbeda jauh. Jadi dengan adanya laptop, kita tinggal cari materi yang ada di lingkungan kita, sesuai dengan materi pelajaran saat itu yang sesuai dengan Kurikulum 13," ungkapnya.
Dia menjelaskan atas dasar ini dan untuk mencapai target maksimal bagi para tenaga pendidik dan siswa, ia membuat sejumlah program yang sebelumnya telah dimusyawarahkan terlebih dahulu dengan Dewan Guru dan Komite Sekolah. Ada empat (4) hal atau program yang akan dijalankan di SDN 007 Kampung Baru untuk membenahi sejumlah persoalan ini.
"Diantaranya kita akan mengadakan Pendidikan Pengembangan Profesi (P3) minimal pada guru-guru agar ilmu dan pengetahuan para guru semakin berkembang dengan adannya P3. P3 ini konsepnya tidak harus mengajarkan profesi tapi juga bisa psikologis untuk anak serta menguatkan pembentukan karakter pada anak. Artinya, banyak hal yang bisa diperbaharui untuk ilmu bagi para guru," katanya.
Lanjutnya, program lainnya adalah menjalankan kurikulum nasional hanya sebagai pedoman saja karena menurut pakar pendidikan hal itu terlalu kaku. Jadi kita akan buat menjadi fleksibel dengan memberikan pelajaran-pelajaran di luar kurikulum. "Baik memberikan pelajaran baru maupun cara belajar anak menyesuaikan karakter pada anak," ujarnya.
Kemudian adanya program kerja sama, baik di instansi swasta maupun pemerintah. Dari pihak swasta contohnya, bimbel untuk anak. Baik dari yang berizin maupun anak komunitas yakni anak kuliahan berlatar belakang pendidikan guru di daerah. Ini dimaksudkan agar dapat memberikan warna baru dalam pembelajaran.
"Dan setidaknya juga ada permainan game sebulan sekali untuk menjaga kebugaran otak dan akal sehat pada anak. Kerjasama seperti ini banyak yang bisa diaplikasikan," tandasnya.
Sedangkan program untuk para siswa, katanya, adalah dengan membuat program Simpanan Anak Sekolah (SIMAS) atau membuka tabungan sekolah. Tujuannya yakni memberikan edukasi pada siswa untuk bisa menabung sejak dini. Untuk tahap awal, pembukaan tabungan bagi anak sekolah ini bisa melalui guru dengan dibimbing dan diawasi oleh Kepala Sekolah.
"Ke depannya, tabungan anak-anak bisa kita salurkan atau buka di Bank Daerah," katanya.
Tambahnya, lalu ada juga program Anak Dermawan (ADEM) yakni mengumpulkan setiap hari Sabtu uang sebesar 1.000 per anak. Dengan jumlah siswa sebanyak 300 anak, maka tiap kali program ADEM ini digelar maka akan terkumpul uang sejumlah Rp 300 ribu, dan itu sudah cukup besar.
"Untuk program ini, nantinya setiap Sabtu akan bergantian lokal kelas mana yang akan memberikan sumbangan pada orang tua tak mampu maupun fakir miskin, didampingi guru ke tempat tersebut. Anak-anak nanti yang akan memberikan uang tersebut pada orang yang akan disumbang. Hal ini sekaligus memberikan kesempatan anak untuk berbicara agar terbiasa berbicara baik pada orang tua maupun orang lain," terang Nurya'adi sembari mengatakan bahwa setiap kegiatan akan didokumentasikan agar menjadi memorable tersendri bagi anak dan sekolah. (ndy)
Tulis Komentar