Pencegahan Karhutla Butuh Kolaborasi dan Inovasi
SIAK, RIAUBERNAS.COM - Kabupaten Siak merupakan salah satu daerah di Provinsi Riau yang rawan bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) saat memasuki musim kemarau. Kolaborasi semua pihak diperlukan untuk upaya mitigasi karhutla agar tidak berubah menjadi bencana.
"Kuncinya pada kolaborasi. Peran aktif semua pihak menjadi bagian penting untuk menguatkan upaya pencegahan daripada pemadaman. Tidak bisa hanya dibebankan pada satu atau dua unsur saja, karena masalah karhutla ini adalah masalah kita bersama," kata praktisi kebijakan publik, Dr. Afni Zulkifli kepada Riau Bernas, Senin (12/9/2022).
Untuk mitigasi karhutla di Siak, butuh kebijakan jangka pendek dan panjang. Dapat melalui sosialisasi oleh tim satgas yang kegiatannya sudah berjalan, sampai pada edukasi pola tanam tanpa bakar, dan mengubah persepsi masyarakat terkait jenis tanaman di lahan gambut.
Pemerintah daerah harus bisa mensubsidi para petani agar saat menggarap lahan pertanian tidak dengan membakar, misalnya dengan meminjamkan alat berat. Selain itu pemerintah juga perlu melibatkan akademisi, untuk menemukan inovasi pemanfaatan lahan tanpa bakar.
''Riset-riset seperti ini sebenarnya sudah banyak, tinggal keseriusan para pihak apakah mau memanfaatkan hasil risetnya di lapangan. Inovasi tidak bisa hanya dilahirkan, tapi juga diaplikasikan melalui dukungan kebijakan untuk kepentingan publik,'' kata putri asli Siak ini.
Kebakaran di lahan gambut diyakini pasti masih akan terjadi, disebabkan oleh banyak faktor seperti alih fungsi lahan dan perubahan iklim. Untuk itu, yang paling terpenting adalah api kecil harus segera dipadamkan, agar tidak membesar menjadi bencana.
''Koordinasi semua pihak mulai dari perencanaan, pencegahan, pasca kebakaran dan kesiagaan, mengacu pada kebijakan yang sudah ada yakni Peraturan Menteri LHK 32 tahun 2016, harus benar-benar dapat terlaksana dengan baik di lapangan oleh Satgas karhutla,'' kata Afni.
Sebelumnya, Bupati Siak Alfedri meminta kesiap siagaan setiap instansi atau stakeholder yang tergabung dalam komando satuan tugas Karhutla sebagai langkah untuk tanggap bencana, sekaligus mempersiapkan segala sesuatunya sesuai sarana dan prasarana serta sumber daya yang ada.
"Memasuki kemarau panjang, seluruh stakeholder agar bersiap-siap bagaimana menangani Karhutla, namun kita tetap melakukan pencegahan," kata Alfedri.
Ia juga menyebutkan, upaya pencegahan yang dilakukan saat ini berupa sosialisasi dan imbauan kepada masyarakat untuk bersama-sama mencegah Karhutla dengan melakukan kegiatan pengelolaan lahan gambut yang ramah lingkungan. (Infotorial/Van)
Tulis Komentar