Tanpa Alasan Yang Jelas, Diduga Pihak SPBU Codo Inhu Potong Gaji Karyawan Setiap Bulannya
INHU, RIAUBERNAS.COM - Pihak menejeman Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Codo 13.293.624 PT Tiga Putra Berkah Abadi, yang terletak di Desa Sungai Dawu, Kecamatan Rengat Barat (Inhu), diduga melakukan pemotongan Gaji Karyawannya setiap bulannya, tanpa ada alasan yang jelas.
Salah satu mantan karyawan SPBU Codo M. Redho Agusta mengatakan, bahwa Menejer SPBU diduga sudah melakukan tindakan tidak benar. Selain memberhentikan karyawan tanpa sebab, pihak Maneger juga diduga memotong gaji Karyawan setiap bulannya tanpa alasan jelas.
"Sebelumnya saya kerja di SPBU Codo, namun saat ini saya sudah diberhentikan secara sepihak dan tidak ada surat pemberhentiannya. Saya minta pihak penegak hukum harus mengusut tuntas kejahatan manejeman SPBU ini. Bahkan ironisnya diduga, pihak Manager memotong Gaji karyawan setiap bulannya," jelas M. Redho Agusta, Selasa 30 Maret 2021.
Anehnya lagi, sambung Redho, para karyawan, setiap gajian tidak menerima slip gaji, hanya bukti transfer di rekening masing-masing yang dikirim pihak SPBU, itupun tidak sesuai UMK.
"Sudah gaji tidak sesuai UMK, dipotong pulak. Di slip gaji, jumlah uangnya sesuai UMK, namun setelah diterima ke rekening para karyawan tidak sesuai gaji UMK. Itu kan aneh? Ini sudah berlangsung sejak pertama SPBU berdiri," tegas mantan Karyawan SPBU Ini.
Dikatakan Redho, bahwa di SPBU Codo sendiri memiliki 13 orang karyawan, 3 orang Scurity, Clining Servis 4 orang, dan Pengawas 3 orang.
"Saya siap jadi saksi kalau SPBU Codo diduga melakukan kecurangan saat penerapan gaji pada karyawan. Tidak hanya saya yang siap jadi saksi, bahkan ada teman saya ini yang masih kerja disitu nasibnya sangat menderita, setiap ingin meminta slip gaji kepada pihak maneger, pihak SPBU tidak mau memberikan nya," tutup Redho.
Salah seorang karyawan yang identitasnya tidak mau disebutkan membenarkan apa yang disampaikan oleh Redho Agusta dan mengatakan, bahwa dirinya masih kerja di SPBU Codo tersebut, dan apa yang di katakan oleh Redho Agusta itu benar adanya, dan itu sesuai fakta dilapangan.
"Gaji kami setiap bulan di potong pak. Kalau lihat selip gaji yang ditandatangani sesuai gaji pak, tapi ketika dikirim ke rekening para karyawan tidak sesuai lagi dengan slip gaji. Saat kami minta bukti slip gaji, pihak SPBU tidak mau memberi. Jika kami memberontak pasti diberhentikan, sementara kami masih butuh kerja," ungkap karyawan tersebut.
Menindaklanjuti persoalan tersebut, media ini menghubungi Hega Oktaviandi selaku Manager SPBU Codo via telepon selulernya, Rabu (31/3/2021). Dan saat dilontarkan pertanyaan terkait dugaan pemotongan gaji karyawan yang dilakukan oleh pihak SPBU, Hega Oktaviandi hanya menjawab dengan singkat seraya menanyakan bukti pemotongan gaji karyawan tersebut.
"Mana buktinya dan siapa orangnya," tanya Hega Oktaviandi dengan singkat, dan langsung mematikan telepon selulernya.
Setelah dimatikan, awak media berusaha lagi menghubunginya kembali, namun pihak Manager tidak menjawab panggilan telepon tersebut. (Pt)
Tulis Komentar