Sektor Perkebunan di Rohil Sangat Menjanjikan

ADVERTORIAL ROHIL

BAGANSIAPIAPI - Perkebunan di Kabupaten Rokan Hilir memiliki potensi yang sangat tinggi jika dibandingkan dengan sektor lainnya. Wilayah perkebunan yang sangat luas di Kabupaten Rokan Hilir menjadi salah satu faktor pendorong tingginya produktifitas komoditas perkebunan. Produktifitas perkebunan yang ada di Kabupaten Rohil terdiri dari komoditas kelapa sawit, Kelapa, Karet, Kopi, Pinang dan Cokelat.

Karet merupakan komoditas perkebunan yang mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi tanaman perkebunan unggulan. Perkebunan karet di Rokan Hilir memiliki potensi luasan yang cukup tinggi dan tersebar di seluruh Kecamatan.

Karet yang dihasilkan oleh Rokan Hilir menurut masyarakat dijual ke Pekanbaru dan Sumatera Utara. Hal ini dikarenakan Rokan Hilir belum memiliki pabrik pengolahan karet sendiri. Harapan masyarakat adalah pemerintah kabupaten Rokan Hilir dapat mendirikan pabrik pengolahan karet, sehingga pemasaran tidak terlalu jauh dan dapat meminimalisir biaya transportasi. Selain itu produksi karet setengah jadi (ojol) di Rokan hilir juga tergolong tinggi. Informasi dari masyarakat di daerah Tanah Putih menyebutkan bahwa produksi ojol dapat mencapai 200 ton/minggu, untuk wilayah lain bisa mencapai 500-1000 ton/minggu.
 
Komoditas unggulan lainnya di Rokan Hilir yaitu Kelapa merupakan tanaman yang mempunyai fungsi ekonomis tinggi. Hal ini disebabkan semua bagian tanaman kelapa apabila diolah lebih lanjut dapat dijual. Mulai dari akar, batang, daun hingga buahnya dapat dimanfaatkan menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis. Sebagai contoh adalah manfaat ekonomis dari bagian buah kelapa. Buah kelapa dapat diolah menjadi kopra, minyak kelapa, bahan makanan dan virgin coconut oil (VCO). Saat ini VCO merupakan produk yang sedang digemari di pasaran.

Wilayah yang memiliki perkebunan kelapa terluas berada di wilayah kepulauan dan berpantai sehingga banyak didominasi oleh tanaman kelapa. Untuk daerah dengan luasan dan produksi kebun kelapa paling rendah adalah pada Kecamatan Bagan Sinembah dan Simpang Kanan. Sebagian besar penjualan untuk kelapa berupa buah dan kelapa cukil atau kopra. Pemerintah daerah terus berupaya mengembangkan potensi kelapa yang ada di Rokan Hilir. Pendidikan dan pelatihan serta mencari pasar untuk hasil olahan kelapa sangat diperlukan.

Untuk komoditas Kelapa Sawit, yang menjadi tanaman primadona perkebunan saat ini. Sawit merupakan produk unggulan perkebunan yang paling banyak diminati oleh masyarakat Riau. Begitu juga di Kabupaten Rokan Hilir, masyarakat lebih memilih bertanam sawit dibandingkan dengan padi atau jenis tanaman lainnya.

Dalam menjaga kualitas sawit di Rohil, Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir Melalui Dinas Perkebunan Rohil  menyerahkan bantuan 50 liter Racun(pestisida) merek Decis kepada dua kelompok Tani, yaitu kelompok tani maju bersama dan kelompok Tani Matahari kahuripan, yang berasal dari Kecamatan Simpang Kanan dan kecamatan Bagan Sinembah di Raya, bantuan tersebut diserahkan langsung oleh Kepala Dinas Perkebunan Syahril S.Sos.

Syahril menyatakan bahwa dirinya cukup prihatin atas hama ulat api yang menyerang tanaman kelapa sawit milik warga, agar hama ulat tersebut tidak merambah untuk itu pihaknya harus melakukan penyemprotan dengan menggunakan racun hama. Dia juga menyebutkan bahwa bantuan ini adalah  merupakan bantuan tahap awal yang diberikan oleh Dinas Perkebunan Kabupaten Rokan Hilir dan Dinas Perkebunan Provinsi Riau kepada para petani yang tanaman kelapa sawitnya diserang ulat api.

"Ini baru tahap pertama kami serahkan untuk Perbaungan dan Bagan Sinembah Timur dan bantuan ini gratis, satu sen tidak kami pungut biaya, petani jangan segan menyampaikan permasalahan yang dihadapi terkait permasalahan pada tanaman perkebunan sawit yang sedang dihadapi. Bapak-bapak jangan segan kalau ada permasalahan maka silahkan laporkan kepada kami agar segera ditindak lanjuti karena tujuan kami ini tidak lain tidak bukan adalah untuk kesejahteraan pada petani," ucapnya.
 
Syahril menambahkan, agar penyerahan bantuan tidak terhalang oleh aturan ia menyarankan kepada kepada para kelompok Tani untuk membuatkan legalitas yang jelas. "Sekali lagi tolong kelompok Tani yang ada di Rohil buat suatu badan hukum, buat akta notaris jadi kalau ada bantuan mudah untuk disalurkan," jelasnya.

Syahril juga tak lupa menyampaikan apresiasi para pengurus kelompok Tani yang hadir. "Kepada Bapak yang hadir terima kasih sudah jauh-jauh datang kemari, pergunakanlah ini dengan baik kalau ada apa-apa lapor pak Tomy, atau bila perlu langsung laporkan langsung kepada saya. Lain kali Pak Tomy kalau ada bantuan seperti ini langsung saja diserahkan ke lapangan biar kita tahu kondisi riil di lapangan," ujarnya.

Dari pada itu, coklat atau kakao juga merupakan tanaman perkebunan yang diambil buahnya. Kisaran produksi perkebunan coklat di Kabupaten Rokan Hilir ini adalah 0,4-20,8 ton/ha/tahun. Coklat merupakan komoditi perkebunan yang memiliki potensi untuk dikembangkan. Hal ini disebabkan coklat sangat dibutuhkan oleh berbagai macam industri, contohnya adalah industri makanan.

Sebagai komoditi yang memiliki potensi, maka coklat harus menjadi salah satu prioritas yang perlu mendapat perhatian untuk dikembangkan. Salah satu faktor yang perlu diperhatikan oleh pemerintah daerah Rokan Hilir dalam mengembangkan tanaman coklat adalah keinginan dan kemauan masyarakat dalam membudidayakan tanaman coklat. Karena selama ini, masyarakat cenderung memilih sawit sebagai tanaman unggulan perkebunan.
 
Untuk mengatasi hal ini, maka Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir harus mampu meyakinkan kepada masyarakat bahwa dengan budidaya tanaman coklat masyarakat dapat memiliki kehidupan yang tidak kalah sejahtera dengan petani/pekebun tanaman yang lain. Selain itu, pemerintah daerah harus mampu menjadikan wilayah Kubu sebagai sentra tanaman coklat.

Untuk mendukung hal tersebut maka pemerintah Kabupaten Rokan Hilir harus mampu menyediakan sarana dan prasarana perkebunan coklat yang memadai, seperti bibit unggul, pupuk, penyuluhan, pemasaran dan kegiatan lain seperti pendidikan dan pelatihan untuk panen dan pasca panen. Hal ini tentu sebagai upaya membentuk sentra tanaman perkebunan coklat yang tangguh.

Namun tidak menutup kemungkinan bagi wilayah kecamatan yang lain untuk dapat mengembangkan tanaman coklat, namun dalam hal ini wilayah tersebut hanya berfungsi sebagai zona atau wilayah pendukung bagi wilayah sentra perkebunan coklat. Hal ini dimaksudkan agar masing-masing daerah memiliki ciri khas dan keunggulan yang spesifik untuk suatu komoditi tanaman perkebunan.

Di Kabupaten Rokan Hilir, kebun pinang terluas berada di Kecamatan Rimba Melintang. Namun produksi pinang di Kecamatan Rimba Melintang, berbeda dengan di Kecamatan Bangko Pusako dan Rantau Kopar. Di Kecamatan Bangko Pusako. Hasil yang bervariasi ini menunjukkan bahwa antara luas lahan dengan produksi yang dihasilkan tidak berbanding lurus.

Pinang memang kurang popular dibandingkan dengan sawit, karet, kelapa dan coklat. Namun dibalik ketidakpopuleran tersebut pinang masih mampu untuk dikembangkan menjadi komoditi unggulan tanaman perkebunan di Kabupaten Rokan Hilir. Hal ini didukung oleh beberapa faktor, diantaranya adalah tersedianya lahan, iklim yang mendukung dan pasar yang luas.  Itu yang menjadi tugas Pemerintah Daerah untuk dikembangkan dan menjadi sumber pendapatan asli daerah dari sektor perkebunan.(Adv/hms/ri)
 

Editor    : Ai


[Ikuti RiauBernas.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar