Berdayakan Masyarakat Adat Togong Tanga

KLHK Anugerahi Pertamina EP Donggi Matindok Field Penghargaan Pendukung Proklim 2023

Jakarta – PT Pertamina EP Donggi Matindok Field, bagian dari Zona 13 Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina, diganjar Penghargaan Pendukung Proklim (Program Kampung Iklim) 2023, atas Inisiatifnya memberdayakan masyarakat Adat Togong Tanga, masyarakat adat asli Suku Sea-sea yang berdomisili di wilayah Kabupaten Banggai Kepulauan, Provinsi Sulawesi Tengah.

Perusahaan dinilai telah mendorong masyarakat adat tersebut dalam melakukan aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim ditingkat tapak yaitu di Desa Leme-Leme Darat, Kecamatan Buko, Kabupaten Banggai Kepulauan.

Acara penyerahan penghargaan diselenggarakan di Auditorium DR. Soedjarwo, Gedung Manggala Wanabakti, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jalan Gatot Subroto, Senayan, Jakarta, pada Selasa, 24 Oktober 2023. Penghargaan diserahkan langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya kepada General Manager Zona 13 – Donggi Matindok Field, Benny Sidik.

"Saya mengucapkan selamat dan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim oleh kelompok masyarakat baik pemerintah daerah, dunia usaha dan LSM,” kata Siti Nurbaya dalam sambutannya.

Program Kampung Iklim (ProKlim) adalah program lingkup nasional yang dikelola oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam meningkatkan keterlibatan kelompok masyarakat dan pemangku kepentingan lain untuk melakukan penguatan kapasitas adaptasi terhadap dampak perubahan iklim dan penurunan emisi GRK serta memberikan pengakuan terhadap upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang telah dilakukan yang dapat meningkatkan kesejahteraan di tingkat lokal sesuai dengan kondisi wilayah.

Proklim dapat dikembangkan dan dilaksanakan pada wilayah administratif paling rendah setingkat RW atau dusun dan paling tinggi setingkat kelurahan atau desa. Dalam kesempatan ini juga, Desa Leme-Leme Darat mendapat penghargaan tertinggi yaitu Proklim Lestari.

Penghargaan ini diraih Pertamina EP Donggi Matindok Field tidak hanya karena pembinaan dan pendampingan di Desa Leme-Leme Darat, namun juga  mendukung pembinaan dan pendampingan di 11 Desa Binaan Pertamina EP Donggi Matindok Field ProKlim Lestari, dimana 3 desa diantaranya mendapat penghargaan Proklim Utama dan 8 desa mendapat penghargaan Proklim Madya.

Perusahaan juga dinilai memiliki keterlibatan dalam upaya mempertahankan tutupan vegetasi yaitu tindakan penghijauan, perlindungan /konservasi keanekaragaman hayati (aksi adaptasi), memiliki upaya peningkatan kapasitas masyarakat dalam mendorong penyebarluasan kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim ke pihak lain, dan memberikan dukungan sumber daya eksternal dalam pembinaan dan pendampingan di 17 Desa ProKlim di Banggai Kepulauan tahun 2023.

Benny Sidik mengatakan perusahaan memiliki komitmen yang kuat dalam mendukung kinerja keberlanjutan yang tercermin dalam kinerja Environmental, Social dan Governance (ESG) dan mendukung pencapaian agenda internasional Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya program ini menyasar ke tujuan no. 8 Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, tujuan no. 13 Penanganan Perubahan Iklim dan tujuan no. 15 Menjaga Ekosistem Darat.

"Hal ini sejalan dengan komitmen perusahaan, dimana kami akan senantiasa melakukan pendampingan dan pembinaan kelompok masyarakat dalam melakukan aksi adaptasi dan mitigasi perubahan  iklim disekitar wilayah operasi,” tutur  Benny.

Proklim dikembangkan sejak tahun 2012 dan telah mendapat apresiasi dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), suatu organisasi internasional yang fokus pada perubahan iklim, Menurut IPCC strategi penting untuk menghasilkan  dampak adaptasi dan mitigasi yang lebih baik serta mendorong inklusivitas dan transparansi adalah pendekatan berbasis komunitas.

Proklim memberdayakan masyarakat untuk mempelajari dampak perubahan iklim, mencatat dan mengumpulkan data, serta merencanakan aksi perubahan iklim. Proses perencanaan partisipatif yang melibatkan banyak pemangku kepentingan sangatlah bermanfaat untuk membantu petani menyaring dan memprioritaskan strategi penghidupan pedesaan Indonesia.

*INFORMASI UMUM*

Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina merupakan pengelola hulu migas yang secara geografi tersebar di Jawa Timur, Sulawesi, Kepulauan Maluku dan Papua yang terdiri dari asset offshore dan onshore. Selain itu, terdapat 1 aset downstream yaitu Donggi Senoro LNG. Wilayah kerja di bawah Regional Indonesia Timur yaitu Zona 11 (Alas Dara Kemuning, Cepu, WMO, Randugunting, Sukowati, Poleng, Tuban East Java), Zona 12 (Jambaran Tiung Biru, Banyu Urip), Zona 13  (Donggi Matindok, Senoro Toili, Makasar Strait), dan Zona 14 (Papua, Salawati, Kepala Burung, Babar Selaru, Semai). (**)


[Ikuti RiauBernas.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar