Kisah Sukses Petani Muda dari Kuansing, Meraih Rezeki dari Menanam Semangka
KUANSING, RIAUBERNAS.COM – Terinspirasi dari alam yang terus mengalirkan air sampai jauh, sejumlah petani di Desa Sako, Kecamatan Baserah, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) menamai kelompok tani mereka dengan koptan Air Mengalir.
Dengan harapan, koptan mereka dapat terus aktif berkegiatan. Harapan itu tampaknya menjadi kenyataan. Sejak dibentuk tahun 2010 lalu, koptan Air Mengalir terus ‘mengalir’ dan berkembang hingga sekarang, bahkan sudah memasuki generasi kedua.
Elvis Nardi (22), anggota termuda koptan Air Mengalir merasakan betul manfaat kegiatan ini. Usai menamatkan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tahun 2018 lalu, Elvis ikut membantu ayahnya di kebun dan banyak bergaul dengan para petani senior lainnya. Ia pun banyak mengambil pelajaran dalam bertani.
“Karena belum dapat kerja juga waktu itu, saya sering main ke kebun dan belajar bertani semangka dengan anggota koptan saat itu dan akhirnya saya tertarik sampai sekarang,” ujar Elvis, Selasa (13/9/2022).
Elvis merupakan generasi ke-2 di koptan ini. Ayahnya, Elisman (55) juga masih aktif di koptan. Ketika ditemui sesudah panen, wajah Elvis terlihat sumringah. Terlihat raut kebahagiaan kerja 3 bulan lalu, akhirnya membuahkan hasil.
“Dulu sempat tanamannya kena serang hama oteng-oteng yang memakan daun, sehingga membuat buah semangka jadi rusak,” kenangnya saat itu.
Elvis tergolong muda saat memutuskan untuk menjadi petani. Lulusan SMK Negeri 1 Benai ini, sudah memiliki visi yang jauh ke depan. Meski melanjutkan kuliah bukanlah jalan yang dipilihnya, menjadi ‘petani berdasi’ ternyata sudah ada dalam impiannya. “Terus mengembangkan usaha kebun semangka ini dan ke depan saya bertekad bisa memiliki lahan sendiri,” harapnya.
Sehari-hari Elvis ‘berkantor’ di kebunnya. Ia memulai aktivitasnya dari jam 8 pagi hingga jam 6 sore. Pemuda ini mengkhususkan diri menanam semangka. Seiring berjalannya waktu, keahlian bertani Elvis semakin meningkat dan menanam semangka menjadi menyenangkan.
Ia mengaku,berkat pendampingan dari program Community Development (CD) PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), dirinya merasa terbantu dalam meningkatkan produktivitas pertaniannya. “Kami dibantu cara penggunaan pestisida dan takaran yang tepat serta bantuan mulsa,” jelasnya.
Elvis sukses memanen 10 ton semangka di lahan seluas 2.5 hektar di lahan pinjam pakai dari pemiliknya di Desa Sako. Semangka varietas madu (inul) dan non biji berhasil dipanen secara bertahap dalam kurun waktu seminggu. “Buahnya dijual secara eceran dan juga ada yang ke pengepul,” katanya.
Menjual eceran memang lebih menguntungkan dibandingkan ke pengepul. Namun menjual eceran akan memakan waktu sehingga berpotensi terhadap penurunan kualitas buah jika tidak segera terjual. Pada penen kali ini, Elvis berhasil membukukan omset sebesar 40 juta rupiah sekali panen atau tiga kali panel dalam setahun.
Terbentuknya koptan Air Mengalir tidak terlepas dari peran program CD RAPP. Perusahaan bagian dari grup APRIL ini memberikan bantuan sarana produksi (saprodi) kepada koptan berupa bibit, pupuk, pestisida, mulsa, alat-alat pertanian hingga pelatihan pertanian modern.
Head of Community Development RAPP, Hasto Teguh Kuncoro, mengapresiasi tekad dan semangat koptan Air Mengalir, terutama petani muda yang menginspirasi dari Kuansing.
“Kisah sukses dari para petani dampingan menjadi penyemangat bagi kami. Program pendampingan petani yang dijalankan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para petani di sekitar operasional kami. Semoga lebih banyak lagi petani muda seperti Elvis yang mau menjadi petani sukses ke depannya,” pungkas Hasto. (Sam)
Tulis Komentar