Masa Mendadak Bubar, Ternyata Humas Keluarkan Kata Yang Lebih Penting

SIAK, RIAUBERNAS.COM - Masa yang tergabung dalam aksi kemanusiaan buruh di gerbang utama PT. IKPP Perawang, Senin (12/4/2021) sekitar pukul 13.30 WIB, mendadak bubar usai Humas PT. IKPP Perawang Hardi mengeluarkan kata lebih penting.

Awal keluarnya kata yang lebih penting itu berawal dari salah seorang koordinator aksi Wahyu, yang meminta perwakilan pihak perusahaan untuk menyampaikan sepatah kata tuntutan yang disampaikan oleh koordinator aksi Ika Rahman yang  merupakan Ketua PK - KNPI Kecamatan Tualang Kabupaten Siak itu.

Ketika masa tergabung dalam KNPI sedang duduk mendengarkan penyampaian dari Humas PT. IKPP Perawang, Hardi menyampaikan bahwa, pimpinan (Hasanuddin The, red) tidak ada disini, karena ada urusan lebih penting.

Sontak, perkataan itu menyurut amarah masa yang tergabung dalam KNPI Kecamatan Tualang, barisan yang rapi dengan mengatur jaga jarak lengkap dengan memperhatikan Protokol Kesehatan mendadak bubar.

Salah satu peserta aksi yang memegang bendera mendadak marah," kamu fikir kami ini tidak penting," ujar salah satu peserta aksi dengan nada lantang sembari menghentak bendera itu ke lantai.

Dengan rapi dan tertib masa memilih membubarkan diri, sementara pihak kepolisian yang terdiri dari puluhan personil Polsek Tualang dan Polres Siak juga ikut membubarkan diri usai masa tidak ada di lokasi.

Kordinator aksi, Ika Rahman mengaku kecewa dengan perkataan Humas PT. IKPP Perawang. "Kecewa aja dengan perkataan Humas itu, tapi perjuangan kami tidak padam, kita berikan waktu sebulan, kalau tidak juga ditanggapi, kami akan membawa masa lebih banyak lagi dan bahkan ikut menyetop truck bermuatan manusia itu," kata Ika saat dijumpai Riau Bernas, Senin (12/4/2021).

Ika Rahman menjelaskan, tuntutan yang ia minta kepada pihak perusahaan raksasa itu adalah:

1. Meminta manajemen PT. IKPP Perawang menyampaikan/transparan data serta mekanisme pengelolaan limbah (Limbah B3 dan Non B3) perusahaan selama ini. 

2. Meminta agar PT. IKPP tidak lagi mengizinkan dan memberikan sanksi kepada mitra kerjanya yang masih menggunakan angkutan yang tidak layak (angkutan barang) guna membawa para pekerja/buruh.

3. Meminta agar PT. IKPP Perawang tidak lagi memperbolehkan mitra kerja atau kontraktor berkantor didalam kawasan pabrik.

4. Mempertanyakan mekanisme pekerjaan buka tarpal batu bara seperti apa, kalau bekerja tentu ada menggunakan Pening (identitas pekerja,red) tapi dilapangan tidak ada.

Sementara, Humas PT. IKPP Perawang Hardi menyampaikan,apapun aspirasi dari kawan-kawan KNPI akan kita tampung dan akan kita sampaikan kepada Pimpinan perusahaan.

Terkait, angkutan mitra kerja sudah di sosialisasikan, dan sudah kita dudukkan dengan Kadishub Kabupaten Siak pada bulan Desember lalu. "Secara kelanjutan pihak kontraktor lah, secara undang-undang kita sudah ikuti ya, penekanan sudah, cuma nanti pihak kontraktor dan Dinas Perhubungan lah," jelas Hardi. 

Ditanya penekanan, seperti apa, Hardi menjawab akan menindaklanjuti.

Dan saat ditanya perihal pengelolaan limbah, Hardi menjawab, "Saya belum memahami itulah, nanti saya sampaikan ke Pimpinan ya," jelasnya. 

Terkait pernyataannya yang menyebabkan masa membubarkan diri karena pimpinan ada urusan Lebih penting. Hardi menjelaskan, "Maksudnya, Pak Hasan itu tidak ada ditempat, karena lagi cuti ada urusan keluarga," jelas Hardi meluruskan. (Van) 


[Ikuti RiauBernas.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar