Nouval, "Andini" Lain Dari Dusun Pekan Tua

Nouval beserta ke empat adiknya yang kini harus hidup terpencar diasuh orang lain.

PELALAWAN, RIAUBERNAS.COM - Pasca viralnya gadis 14 tahun bernama Andini yang berjuang mengurus dua adiknya di Dusun Telayap, Desa Pangkalan Tampoi, Kecamatan Kerumutan, Kabupaten Pelalawan, Riau, ternyata terkuak kemudian "Andini-Andini" lain yang hidup berada di bawah garis kemiskinan, yang belum tersentuh uluran tangan pemerintah dan pihak-pihak terkait.

Adalah Nouval Abid Fahreza (13), sulung dari empat bersaudara yang harus ditinggal kedua orangtuanya. Ayahnya yang bernama Tardi (36) sampai kini tak tahu dimana rimbanya, sosoknya bagai lenyap ditelan bumi. Tak ada yang tahu, apakah laki-laki yang berasal dari Brebes, Jawa Tengah, itu masih hidup atau tidak. Telpon selulernya sudah tak bisa dihubungi lagi, bahkan Tardi sampai kini tak tahu jika istri tercintanya, Kunafa (42), sudah pergi menghadap pencipta-Nya, meninggalkan dirinya dan kelima anaknya yang kini terpencar dalam asuhan orang lain.

Penuturan ini diceritakan Taufiqin (34), pada media ini via selulernya, Jum'at (18/1/2019). Menurutnya, Selasa depan (22/1) adalah tepat 40 hari mendiang Kunafa berpulang ke pangkuan Illahi. Kelima anak, buah dari pasangan Tardi dan Kunafa kini harus dihadapkan pada takdir yang harus dijalani, hidup sebatang kara tanpa kedua orangtua yang mengasuh dan membesarkan mereka.

"Sejak ibunya meninggal, Nouval dan ke empat adiknya diasuh oleh nenek mereka, Bang," kata Taufiqin yang merupakan adik dari mendiang Kunafa atau paman dari Noufal.

Secara gamblang Taufiqin menjelaskan, bahwa kehidupan keluarga Nouval memang susah. Jangankan untuk membeli kebutuhan yang berlebih, untuk membeli kebutuhan pokok saja, mereka kesulitan. Mungkin hal itu yang menjadi dasar alasan sang kepala keluarga, Tardi, untuk merantau ke Jakarta, bekerja sebagai nelayan, satu tahun silam.

"Namun beberapa bulan lalu, kontak kami dengan Tardi terputus. HP-nya sudah tak bisa dihubungi lagi. Tak ada yang tahu Bang, keberadaannya. Kata kawan sekerjanya, kapalnya tak pernah bersandar lagi, jadi saya juga tak tahu harus mencari kemana lagi," cerita Taufiqin.

Pernah sempat terlintas dibenak Taufiqin, apakah mungkin Tardi terkena badai Tsunami di perairan selat sunda yang baru-baru ini terjadi. Pasalnya, kata kawan kerja Tardi, kapal yang menangguk ikan dimana Ayah Noufal itu bekerja, terakhir kali bersandar di Lampung.

"Setelah itu, kawan kerja Tardi tak tahu juga kapal itu bersandar dimana lagi, jadi penghubung utama soal keberadaan Tardi pun lenyap," ujarnya.

Diakui Taufiqin, pasca Kunafa meninggal akibat batuk darah, mulailah kehidupan Noufal dan ke empat adiknya bertambah sulit. Perekonomian sulit terpaksa membuat Noufal dan ke empat adiknya harus hidup terpencar. "Ya gimana lagi Bang, profesi saya sendiri cuma buruh tani. Saya punya anak dua, satu lagi masih dalam kandungan istri, neneknya juga membawa tiga orang anak, ditambah lima dengan Noufal dan ke empat adiknya. Jadi ada sebelas orang anak yang harus saya hidupi, dengan profesi saya seperti ini, repot kali saya, begitu juga dengan neneknya," ungkapnya.

Kini hanya Nouval Abid Fahreza (13) yang duduk di Kelas 2 SMP dan Ragil (5) yang tinggal bersama Ibu dari almarhumah Kunafa di Dusun Pekan Tua, Ica atau Cahya Yunairoh (10) dan Zahra Ayu Fadilla (7) diasuh oleh mertua Taufiqin di Labuhan Bilik. Nisa sendiri atau Anisa Rahma (1) nama lengkapnya, yang merupakan adik bungsu Nouval tinggal bersama Taufiqin masih di wilayah Dusun Pekan Tua tapi di daerah Trans.

"Itulah Bang, kondisinya. Saya selaku adik dari mendiang Kunafa, bukannya tak ingin menyatukan Nouval dan ke empat adiknya untuk saya asuh semua, tapi kondisi ekonomi saya sendiri tak memungkinkan, terpaksa lah Nouval beserta adik-adiknya untuk sementara diasuh berpisah," katanya.

Ditanya soal bantuan dari Pemerintah Desa (Pemdes) sendiri selaku perpanjangan tangan dari Pemkab Pelalawan, Taufiqin mengaku sejauh ini belum ada bantuan dari Pemdes namun dari Pemkab Pelalawan sendiri melalui Dinas Kesejahteraan Sosial sudah turun tangan memberikan bantuan berupa sembako dan keperluan lainnya.

"Jujur Bang, yang saya pikirkan adalah masa depan Nouval dan ke empat adiknya. Mungkin kalau hanya untuk sekedar makan apa adanya, masih bisa. Tapi bagaimana dengan pendidikan mereka ke depannya, itu yang selalu menjadi pikiran saya," katanya dengan intonasi suara sendu.

Memang diakui oleh Taufiqin, bahwa halaman rumah Nouval ada ditanami sawit namun itu tak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jika panen minggu ini, maka uang yang didapat tak mencukupi untuk kebutuhan jelang minggu depan. Apalagi nenek yang kini mengasuh Nouval juga sudah tak berjualan lagi pasca mendiang anaknya (Kunafa, Red) meninggal.

Terpisah, Kadiskessos Pelalawan, Drs Mayhendri, Jum'at (18/1/2019), dikonfirmasi soal ini membenarkan bahwa pihaknya telah memberi bantuan pada Nouval dan ke empat adiknya. Bantuan tersebut berupa sembako serta masuknya keluarga Nouval dalam data Program Keluarga Harapan. Dengan masuknya Nouval dalam program PKH ini, mereka berhak atas santunan dari negara sebesar 1.850.000 per tahunnya serta beras 10 Kg tiap bulannya.

"Kalau untuk masalah pendidikan Nouval dan adik-adiknya, itu wewenang Disdik Pelalawan. Kalau mereka masuk dalam program Kartu Indonesia Pintar (KIP), untuk pendidikan berarti sudah ditanggung oleh Disdik, begitu juga soal kesehatan sudah ditanggung oleh Pemkab melalui Diskes jika mereka masuk dalam program Kartu Indonesia Sehat (KIH)," terang Mayhendri, yang mengaku tengah berada di Kuala Kampar dalam rangka kunjungan kerja.

Mayhendri menjelaskan, untuk kasus-kasus seperti Andini, Nouval atau yang lainnya sebenarnya adalah gawean lintas sektoral. Artinya, bukan hanya Diskessos saja tapi juga ada Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan yang turut ambil bagian dalam mensukseskan program pusat seperti PKH, KIP dan KIH, yang kemudian disinergikan dengan program Bupati Pelalawan yakni Pelalawan Sehat.

Namun diakuinya, bahwa semestinya pihak Pemdes yang notabene merupakan perpanjangan tangan dari Pemkab Pelalawan harus mendata masyarakatnya yang memang benar-benar miskin, atau mengalami kondisi seperti Andini dan Nouval. Karena data ini nanti akan dilaporkan berjenjang yang membuat pihak Diskessos akan mampu memberikan bantuan yang maksimal. (ndy)


[Ikuti RiauBernas.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar