Mengenal Sosok #Adikayu Lebih Dekat

Tukang Kayu Menuju Pemilu

SUARA ketam berdenging di satu pengetaman kayu bernama Putra Kuala Terusan yang terletak di Jalan Tengku Said Jafar, Jum'at siang itu, (1/12/2023). Suara mesin pengerut yang memekakkan telinga, seolah tak menggangu keasyikan empat laki-laki yang tengah serius dengan pekerjaannya masing-masing. Kesibukan begitu terasa di pengetaman itu ditingkahi rinai hujan yang membasahi Kota Pangkalankerinci, di awal Desember itu. Di sudut-sudut pengetaman yang punya luas sekitar 20x30 meter itu; tumpukan kursi sekolah, pintu dan kusen jendela yang sudah selesai, tersusun rapi menunggu diantarkan ke pemiliknya.



Ada motor masuk ke lokasi pengetaman dinaiki dua laki-laki dewasa. Dari kantor pengetaman yang terbuat dari papan yang sudah luntur catnya, keluar seorang laki-laki berambut lurus dan berambut coklat. Namanya Muliadi (45), pemilik pengetaman Putra Kuala Terusan itu. Dia berbincang-bincang sejenak dengan dua laki-laki dewasa yang baru datang tadi, lalu mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Jadi yang meninggal laki-laki dewasa? Oke, saya minta alamat dan nomor HP yang bisa dihubungi. Papan nisan dan kayu-kayunya saya kerjakan dulu ya," kata laki-laki berambut lurus dan berkulit coklat bernama Muliadi (45) itu.

"Berapa biayanya ya, Bang, untuk papan nisan dan kayunya itu," kata salah satu dari mereka.

Muliadi yang akrab dipanggil Adi itu menggelengkan kepalanya. "Aman, tuh, Bang, gratis kok," Adi tersenyum.

Kedua laki-laki dewasa itu terperangah. Mereka tak menyangka pembuatan papan nisan beserta kayu penutup mayat yang akan dikubur, tak ada biaya sama sekali. Airmata haru terpancar dari kedua laki-laki itu. Sejenak mengobrol dengan pemilik pengetaman, kedua laki-laki itu lalu pamit dengan meninggalkan alamat dan nomor handphone.

Adi lalu memilih beberapa lembar kayu yang bagus. Dengan tangannya sendiri, dia buat papan nisan dan papan-papan kayu penutup mayat sebanyak 12 lembar papan. Semua dikerjakannya sendiri dibantu sejumlah anggotanya. Dalam seminggu, ada sampai empat kali orang-orang yang tertimpa musibah kematian salah satu anggota keluarganya, memesan papan nisan sekaligus papan kayu penutup mayat ke pengetaman Adi. Dan semuanya digratiskan!

Sosok Muliadi yang lebih familiar dengan sebutan Adi Kayu itu memang sudah tak asing lagi, untuk ukuran Kota Pangkalankerinci, Kabupaten Pelalawan. Julukan Adi Kayu dan program gratis papan nisan yang disematkan ke laki-laki kelahiran Medan, 10 April 1978 itu, seolah sudah menjadi ikon tersendiri bagi dirinya.    

Program papan nisan gratis bagi masyarakat inipun bukan program yang tiba-tiba saja atau hanya untuk sekedar melambungkan namanya seiring niatnya maju menjadi Caleg dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Pelalawan yang dipimpin Yose Indrawan. Tapi papan nisan gratis itu sudah dimulainya sejak pertengahan 2015 dan 2016. Niatnya murni hanya ingin beramal saja tanpa ada pikiran lain.

"Usaha saya kan kayu, jadi saya memilih kayu itulah yang saya gratiskan kepada yang meninggal. Jelas untuk sedekah berupa materi mungkin saya kurang, tapi dengan sedekah kayu pada yang meninggal, mungkin agak terbantu," katanya tanpa bermaksud menyombongkan diri.

Ceritanya lagi, di awal program papan nisan gratis ini dirintis, dirinya masih mematok tarif untuk pemesanan papan nisan itu lalu kemudian hanya meminta bayaran ketam saja pada pemesan. Hampir setahun berjalan, akhirnya Adi memutuskan menggratiskan semua pembiayaan untuk papan nisan beserta papan penutup mayat sampai sekarang.

"Ada pencerahan yang saya dapatkan hingga saya putuskan untuk menggratiskan papan nisan kuburan itu sampai sekarang," kata laki-laki beristrikan Karmila ini.

Bagi ayah dari dua anak laki-laki yang tengah beranjak dewasa itu, ada kepuasan tersendiri jika dirinya bisa membantu warga yang berduka akibat kematian salah satu sanak keluarganya, dengan memberikan apa yang dimilikinya.

"Jadi ini memang program saya dari dulu, bukan satu-dua tahun saja dimulai tapi sejak pertengahan 2015-2016 sampai kini," kata laki-laki yang memilih Dapil 1 Pangkalankerinci menjadi ladangnya bersaing memperebutkan kursi DPRD Pelalawan.

Sejak bergabung di DPC PPP Pelalawan di bulan Juli 2023 lalu, niat laki-laki yang juga sebagai Ketua Paguyuban Putra Jawa Kelahiran Sumatra (Pujakesuma) Pelalawan semakin bulat terjun ke dunia politik. Apalagi di Partai PPP Pelalawan ini, dirinya juga didaulat menjadi Ketua Angkatan Muda Ka'bah, yang merupakan sayap pemuda Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

"Tapi kalau mau jujur tidak ada sebenarnya niat menjadi Caleg itu, karena kita tahu menjadi caleg itu harus perlu modal banyak. Banyak kawan-kawan bilang uang bukan segalanya dan segalanya bukan uang, berpolitik memang perlu uang tapi tidak semuanya perlu di uangkan. Itulah keoptimisan saya menjadi caleg dalam Pemilu 2024, tentu juga dengan dukungan kawan-kawan dan kerabat yang mengenali saya," terangnya.  

Disinggung apakah program papan gratis akan berubah andai tak terpilih atau terpilih menjadi salah satu dari 40 kursi legislatif di Kabupaten Pelalawan, Adi yang mendapat nomor urut 7 dan maju dari partai berlambang Ka'bah ini, secara tegas menampik hal itu. Baginya, jika dirinya belum ditakdirkan duduk di kursi legislatif di Pemilu 2024 ini, program papan kuburan gratis ini tetap dijalankan.

"Tapi jika qadarullah saya terpilih, saya akan tambah dengan mobil ambulance bagi masyarakat," tukasnya. (ndy)    
 


[Ikuti RiauBernas.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar