Kunjungan Dedi Mulyadi, Petani Siak Keluhkan Mahalnya Harga Pupuk

SIAK, RIAUBERNAS.COM - Bupati Siak Alfedri menerima kunjungan kerja komisi IV DPR RI ke Kabupaten Siak. Tujuan kunjungan kerja ini untuk meminta masukan berkaitan dengan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang berlangsung di PT Inti Indosawit. 

"Hari ini kami menerima kunjungan kerja  komisi IV DPR RI ke Kabupaten Siak. Untuk melihat program PSR di Kabupaten Siak, khususnya hari ini di Kampung Bukit Harapan, Kerinci Kanan," ujar Alfedri di temui usai acara, di Bukit Harapan, Kecamatan Kerinci Kanan, Siak, Jum'at (12/11/20201).

Lanjutnya, target program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di Kabupaten Siak 22 ribu hektar, namun yang baru terrealisasi hanya 3,800 hektar, penyebabnya ada berbagai faktor.

"Diantaranya, sertifikat tanah yang warga miliki menjadi agunan di Bank, kemudian balik nama yang belum selesai, dengan kunjungan kerja DPR RI ini menjadi dorongan bagi kami bagaimana nanti bisa di selesaikan melalui kerjasama dengan BPN dan Pengadilan Negeri," kata Alfedri. 

Diskusi yang berlangsung hangat antara anggota DPR RI, dan petani meminta bagaimana harga pupuk bisa lebih murah. Kemudian para petani sawit ingin ada penghasilan jelang lahan sawit mereka yang masuk program peremajaan jelang panen. 

"Mereka minta ada pupuk supsidi dari pemerintah, karena pemilik di bawah lahan 2 hektar mendapatkan pupuk supsidi. Kemudian ada sumber kehidupan mereka ini menjelang sawitnya di panen, tentu ini bisa di lakukan melalui tanaman tumpang sari. Kita juga punya program tumpang sari bagi replanting termasuk ada program dari Kementrian Pertanian," terangnya.

Anggota DPR RI Dedi Mulyadi, kehadirannya ke Kabupaten Siak untuk menyerap masukan dari para petani, perusahaan, dan pemerintah daerah terkait rendahnya realisasi program PSR. 

"Kami mendorong perusahaan membuka ruang bagi para petani yang masuk program PSR. Ada rentan waktunya panjang jelang sawit mereka panen, mereka ekonomi produksi bisa memanfaatkan areal tanah perkebunan. Di areal itu bisa di tanami jagung, ubi dan lain-lain," kata dia. 

Hasil penelitian Litbang Pertanian, tidak masalah lahan perkebunan itu ada tanaman tumpang sari. Sehingga tidak nunggu hasil panen sawit. Kami mendorong juga pemerintah, khusus pupuk Indonesia jual pupuknya jangan terlalu tinggi, agar para petani punya kecukupan pembiayaan untuk pemeliharaan kebun dan produksi. 

"Kami senang dengan pak Bupatinya respon dan selama ini memberikan perhatian khusus terhadap masyarakat para petani sawit," kata mantan Bupati Purwakarta itu. (Infotorial/Van) 


[Ikuti RiauBernas.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar