PHM Uji Coba Pemancangan Pipa Pengeboran Buatan Produsen Nasional
BALIKPAPAN – PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), dengan dukungan PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) selaku Regional Kalimantan Subholding Upstream dan SKK Migas, memulai pelaksanakan uji coba pemancangan pipa pengeboran buatan produsen dalam negeri di lapangan Tunu yang berada di rawa-rawa Delta Mahakam, pada Selasa 14 September 2021 kemarin.
Dalam uji coba ini, material pipa ukuran 20 inchi tersebut akan digunakan sebagai pipa konduktor (pipa yang pertama kali ditanam di tanah), dimana pemasangannya dilakukan dengan cara menumbuknya dengan menggunakan diesel hammer hingga kedalaman 100-120 m.
Tahap pengujian pipa ini merupakan bagian dari inisiatif PHM untuk memberdayakan industri lokal dengan semangat peningkatan kapasitas nasional di Wilayah Kerja (WK) Mahakam. PHM terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan operasi Drilling dan Well Intervention, yang sangat membutuhkan tingkat keselamatan yang tinggi.
Penggunaan material pipa pengeboran buatan dalam negeri ini merupakan tahap lanjutan, setelah sebelumnya PHM sukses mengembangkan berbagai aksesoris sumur buatan dalam negeri melalui kolaborasi dan pembinaan dengan beberapa produsen nasional yang saat ini sudah beralih ke tahap implementasi industrialisasi.
Tantangan terbesar dalam inisiatif ini adalah bagaimana memenuhi kebutuhan spesifikasi teknis material yang tinggi dan sangat ketat. Kesesuaian spesifikasi teknis menjadi sangat penting demi menjamin keselamatan dan integritas sumur selama bertahun-tahun masa produksinya.
Setelah melalui tahapan pembinaan, produksi manufakturing pipa ERW (Electric Resistance Welding), dan quality control yang ketat sepanjang tahun, di bulan September 2021 ini salah satu uji produksi pipa produsen nasional telah sampai ke tahap uji pemancangan di lapangan. WK Mahakam, metode pemancangan harus dilaksanakan dengan sangat hati-hati, karena selain untuk mencapai fungsi utamanya, melalui metode khusus pipa diarahkan agar tidak menabrak (anti collision) pipa-pipa dari sumur-sumur lain (jumlahnya ribuan) yang sudah dibor sejak pengembangan WK Mahakam pada tahun 1974. Metode ini disebut PERTACERDIK (Pertamina CP Driving Kit) dan sudah terdaftar di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Proses perdana pengujian lapangan ini disaksikan oleh Manajemen PHM selaku operator WK Mahakam, SKK Migas, dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang baru saja berganti nama menjadi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dalam rangkaian kunjungan yang meliputi tinjauan pekerjaan persiapan pipa konduktor di area Tamapole dan operasi pemancangan di sumur lapangan Tunu.
General Manager PHM, Agus Amperianto menyampaikan, bahwa PHM akan terus meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dalam memproduksi migas untuk mendukung capaian produksi migas nasional 1 Juta BOPD di 2030, terutama dalam kegiatan project, maintenance dan operasional pengeboran. “Kami akan terus mempertahankan kinerja capaian komitmen TKDN yang sudah sangat baik saat ini agar menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang. Tujuannya satu, yaitu Mahakam Bangkit untuk Indonesia Maju,” kata Agus.
Dia juga mengungkapkan, rangkaian pembinaan dan pengujian pipa produksi dalam negeri di WK Mahakam adalah sebagai bukti peran aktif dan positif sektor hulu migas bagi kemajuan perekonomian nasional.
Kepala Divisi Pengelolaan Rantai Suplai dan Analisis Biaya SKK Migas, Erwin Suryadi menyampaikan, SKK Migas telah menetapkan rencana dan strategi dalam target transformasi Indonesia Oil and Gas (IOG) 4.0 di tahun 2030, yakni selain meningkatkan produksi 1 juta BOPD minyak dan 12 BSCFD gas, yang tidak kalah pentingnya adalah peningkatan efek berganda (multiplier effect) industri hulu migas.
“SKK Migas memberikan kesempatan kepada penyedia barang dan jasa dengan technical assistance dari BPPT untuk mengembangkan pipa konduktor. Secara prototype, pipa konduktor ini sudah dapat dilakukan uji coba, tinggal ke depan akan dibahas untuk sisi komersialnya,” ungkap Erwin.
SKK Migas terus mendukung dan memberikan arahan kepada KKKS dan penyedia barang dan jasa nasional yang ingin maju dan berkembang. “Komitmen dari PHM dalam menggunakan produk pipa dalam negeri adalah bentuk nyata kiprah sektor hulu migas untuk memajukan industri nasional agar mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan menciptakan kemanfaatan ekonomi yang lebih besar bagi kemajuan bangsa Indonesia,” lanjut Erwin.
Masih kata Erwin, untuk terus mendukung hal tersebut, SKK Migas bersama KKKS akan mengadakan acara Forum Kapasitas Nasional 2021 pada Oktober 2021 mendatang. Kegiatan ini akan menjadi wadah bagi para penyedia barang dan jasa nasional untuk meningkatkan kolaborasi dengan industri migas. “Forum ini diharapkan dapat mendorong transformasi aktif mereka untuk mengimplementasikan program-program peningkatan kapasitas nasional,” harapnya. (**)
Tulis Komentar