Pentingnya Sinergitas Berbagai Pihak dalam Pencegahan Karhutla

Upaya pencegahan dengan melakukan monitoring oleh FERT RAPP.

JAKARTA - Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk melakukan pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), salah satunya dengan mengeluarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Penegakan Hukum Terpadu Tindak Pidana Kebakaran Hutan dan/atau Lahan yang melibatkan Polri, Kejaksaan Agung, serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Menteri LHK Siti Nurbaya mengatakan, peraturan tersebut adalah upaya untuk membangun satu komitmen sinergi dan langkah responsif serta proaktif dalam penegakan hukum lingkungan sesuai yang diamanatkan pada Pasal 95 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 18/PUU-XII/2014.

Walaupun demikian, upaya pengendalian karhutla harus terus masif dilakukan. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengingatkan agar masyarakat mewaspadai munculnya titik api pada 2021, khususnya pada musim kemarau.

KLHK juga aktif melakukan rekayasa hujan melalui Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Strategi lainnya dalam pencegahan karhutla yang dilakukan KLHK adalah menginisiasi Masyarakat Peduli Api (MPA) Paralegal di 12 Desa model di seluruh Indonesia sejak tahun 2020 lalu.

Bersinergi dengan pemerintah, PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) yang merupakan bagian dari grup APRIL juga melakukan upaya preventif dalam mencegah terjadinya karhutla melalui Program Desa Bebas Api atau Fire Free Village (FFVP).

Program ini mengajak masyarakat untuk turun tangan dalam melakukan pencegahan karhutla dan menjauhi praktik pertanian yang tidak berkelanjutan. Hingga 2020, Program Desa Bebas Api telah menjalin kemitraan dengan hampir 80 desa yang mencakup lahan seluas 753.604 hektar atau hampir sepuluh kali luas wilayah Singapura.

Terbukti program ini berhasil mengurangi 90 persen kebakaran di wilayah masyarakat. Perusahaan juga mengapresiasi bagi desa yang mampu menjaga wilayahnya agar tidak terbakar dengan memberikan dukungan infrastruktur senilai Rp100 juta.

Tak hanya itu, APRIL sebagai anggota dari grup RGE ini juga tergabung dalam Fire Free Alliance (FFA), sebuah forum saling bertukar informasi dan mencari solusi dalam penanganan karhutla dan kabut asap.

Koordinator Fire Protection, Widi Santoso mengataka saat ini APRIL menyiagakan 2.275 personil pemadam (firefighter) terlatih yang tergabung dalam Fire Emergency Response Team (FERT) untuk menanggulangi kebakaran. Tim FERT terdiri dari personil inti sebanyak 1.156 orang, anggota cadangan 640 orang dan anggota MPA 480 orang.

Tim itu dilengkapi berbagai peralatan, seperti pompa pemadam kebakaran khusus berbagai jenis sebanyak 521 unit dan selang sebanyak 4.107 rol atau setara dengan 123 kilometer panjangnya. Guna memudahkan pekerjaan, PT RAPP membekali tim pemadam kebakaran tersebut dengan sejumlah armada, seperti helikopter yang siap siaga, airboat, mobil dan motor patroli, drone, serta CCTV yang dipasang untuk memonitor area konsesi dan sekitarnya. (Sam)


[Ikuti RiauBernas.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar