Dua Pejuang Dari Jawa Timur Perangi Pandemi COVID-19

JAKARTA, RIAUBERNAS.COM - Lampu rotator  berwarna  merah  menerangi  gelapnya  malam  di  jalanan Depok. Raungan sirene mobil ambulans yang sayup-sayup terdengar dari kejauhan kini   menghilang   saat   berhenti   di   Rumah   Sakit   (RS)   Universitas   Indonesia. Pengemudi  ambulans  dengan  cekatan  turun dan  memberikan  aba-aba  kepada perawat  untuk  segera  menurunkan  pasien  terjangkit  COVID-19  dan  membawanya ke ruang ICU.

“Terima kasih Mba Ika,” ujar salah satu petugas tenaga kesehatan di rumah sakit tersebut dengan buru-buru.

Ika  Dewi  Maharani  adalah  wanita  asal  Ternate,  Maluku  Utara,  yang  merupakan salah  satu  relawan  yang  mengabdikan  dirinya  menjadi  garda  terdepan  memerangi pandemi COVID-19.

Dengan latar belakang ilmu perawat lulusan STIKES Hang Tuah Surabaya, Ika tidak hanya   membantu   tenaga   medis,   kemampuannya   dalam   mengemudi   membuat dirinya  ditugaskan  menjadi  pengemudi  mobil  ambulans  untuk  menangani  pasien COVID-19.

“Saya mendengar kabar dari salah satu relawan Himpunan Perawat Gawat Darurat dan  Bencana  Indonesia  [Hipgabi]  bahwa  saat  ini  dibutuhkan relawan  medis  untuk area   Jakarta.   Posisi   yang   dibutuhkan   ini   khusus   untuk   perawat   yang   bisa mengemudikan  ambulans.  Saya  bertekad  mengisi  posisi  yang  sangat  dibutuhkan itu,” ujar Ika yang juga merupakan penerima apresiasi Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU)Indonesia 2020 kategori khusus.

Ika mengikuti pencarian relawan yang diadakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana pada 11 April 2020. Selama masa bertugas, sudah lebih dari  puluhan  pasien  telah  dievakuasi  oleh  ambulans  yang  dikemudikan  Ika.  Meski ditugaskan di RS Universitas Indonesia, Ika tidak hanya mengevakuasi dan merawat pasien rujukan di wilayah Depok, tetapi juga di wilayah Jabodetabek.

Menurut salah satu juri SATU Indonesia Awards 2020, Prof. Emil Salim, Dosen Ilmu Lingkungan  Pascasarjana Universitas  Indonesia, Ika adalah sosok yang lugu. Dia mengisi waktu lowong dengan menggunakan ilmu keperawatannya dan mengemudikan ambulans untuk menangani krisis bangsa.

"Sikap itu adalah karakter anak bangsa Indonesia yang terpuji sebagai pejuang tanpa pamrih.”Hingga saat ini Ika masih bertekad dalam melayani pasien dalam situasi apapun dan memberikan pelayanan yang terbaik.

“Saya berharap pandemi ini agar cepat berakhir dan dapat mempertemukan kembali dengan  orang  tua  serta  anak  tunggal  saya,  Yura.  Bukankah  kita  semua  rindu menikmati udara bebas tanpa menggunakan masker dan dapat bersosialisasi,” ujar perawat yang saat ini berdomisili di Surabaya, Jawa Timur.

Penggawa Desa Mandiri

Mirip dengan pengabdian Ika dalam memerangi pandemi, Kepala Desa asal Ketapan Rame Zainul Arifin di tengah pandemi COVID-19 juga mengabdikan dirinya untuk mewujudkan desa mandiri melalui Desa Sejahtera Astra (DSA) Ketapan Rame, di Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Melalui Taman Ghanjaran, Zainul, sosok yang mengepalai tiga desa, yaitu Desa Ketapan Rame, Desa Sukorame dan Desa Slepi,  mampu merangkul para warga untuk terlibat dalam mewujudkan desa mandiri.

“Taman Ghanjaran ini dipercaya dapat mengembangkan wilayah Ketapan Rame agar menjadi desa mandiri. Bagaimana caranya? saya mengenalkan cara investasi kepada 1.879 kepala keluarga untuk menjadi pemilik wahana,” ujar Zainul.

Sejak dibukanya Taman Ghanjaran pada Desember 2019, Zainul menawarkan para warga dengan cara membeli saham senilai Rp 1 juta per lembar. Setelah melewati penjelasan panjang, pada Februari 2020 terkumpulah 448 kepala keluarga yang terdaftar  sebagai pemegang saham Taman Ghanjaran dan mampu mengumpulkan modal sebesar Rp3,8 miliar. Dana tersebut digunakan untuk mendirikan wahana bermain serta kuliner.

Meski tidak mudah karena tempat wisata terpaksa ditutup akibat pandemi COVID-19, para warga sempat mengalami kebingungan karena tidak dapat mengakses tempat wisata Taman Ghanjaran. Akhirnya tempat wisata tersebut kembali beroperasi pada bulan  Agustus  2020 dengan mengikuti berbagai aturan protokol kesehatan.

Selama masa menunggu aturan baru dari pemerintah, para warga hanya mengandalkan pemasukan dari sumber air mineral yang  termasuk salah satu potensi alam DSA Ketapan Rame.

Tenaga desa yang dulunya membawa penghasilan Rp30 juta pertahun, kini secara perlahan mengalami peningkatan sekitar Rp2 miliar pada tahun 2020. Aksi yang dilakukan Zainul mendapat apresiasi dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Timur sebagai BUMDes berprestasi nomor satu dan menjadi DSA Terbaik tahun 2020 oleh Astra dalam acara KBANOVATIONS.

Pengabdian  Ika  dan  Zainul  sebagai motor  penggerak  kemajuan  bangsa,  sejalan dengan cita-cita Astra untuk sejahtera bersama bangsa. (rls)


[Ikuti RiauBernas.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar