JAKARTA, RIAUBERNAS.com - Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Bali, Aburizal Bakrie (ARB), tak mau disebut menjilat ludah sendiri, ketika Partai Golkar memutuskan untuk mendukung Pemerintah Jokowi-JK. Akan tetapi, perubahan itu merupakan suatu bentuk partispasi Golkar.

"Partai Golkar harus ada perubahan. Posisi dukungan politik ke depan dengan tujuan utama adalah untuk mengembalikan kejayaan partai ," ungkap ARB dalam pidato pembukaan Rapimnas Golkar Munas Bali, di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (232/1) malam, seperti dilansir BeritaSatu.com.

Hadir dalam rapimnas itu, antara lain, mantan Presiden BJ Habibie,  Menkopolhukham Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laloy, Ketua Umum Gerindra, Prabowo, Ketua DPD, Irman Gusman, Ketua DPR Ade Komaruddin dan sejumlah pimpinan parpol pedukung pemerintah dan Koalisi Merah Putih.

Perubahan posisi Golkar, jelas ARB, karena secara historis, partai berlambang beringin ini, sejak dahulu selalu berhubungan dengan pemerintahan. Dalam hal ini, Golkar  mempunyai keahlian mengelola kekuasaan.

"Partai Golkar bukan melawan kekuasaan. Jadi harus ada reposisioning. Golkar tidak menjilat ludah sendiri," tegasnya.

Karena itu, lanjutnya, pihaknya memilih jalur bersama kekuatan Presiden Jokowi untuk membangun bangsa ini. Partai Golkar berpartisipasi bersama kekuatan progresif.  

"Kelebihan dan kekuatan Partai Golkar adalah, kerja karya dan kekuatan," tegas Ical.

Walau mendukung secara resmi pemerintah, kata ARB, Golkar tidak  menghamba kepada kekuasaan. "Tujuan kita adalah berpartisipasi," kilahnya.

Walau sudah menyatakan mendukung pemerintah, kata ARB, Partai Golkar tetap berada dalam Koalisi Merah Putih. " Tali perkawanan tak kendur. Golkar tetap di KMP," tegas ARB.

Ia mengibaratkan, sebuah  parpol seperti kapal yang mengarungi lautan luas. "Arah kapal besar sama. Hanya putar sedikit karena angin kencang," kata ARB yang disambut tepuk tangan peserta rapimnas. (***)


Editor    : Ai