Undur Ikut Pilgub DKI 1 Usai Ketemu Jokowi

Ini Pesan Presiden Pada Ridwan Kamil

Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil. (Istimewa)

BANDUNG, RIAUBERNAS.COM - Teka-teki maju atau tidaknya Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, memperebutkan DKI 1 pada Pilkada Jakarta nanti, terjawab sudah. Pasalnya, Wali Kota yang pernah mengenyam kuliah di Institut Tehnologi Bandung (ITB) ini menegaskan tak akan maju dalam Pilkada DKI, tahun depan.

"Saya akan tetap di sini, di Bandung. Melanjutkan tugas saya hingga akhir masa jabatan di tahun 2018," terang Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil dalam konferensi pers di Ruang Tengah, Balai Kota Bandung, Senin (29/2), seperti dilansir BeritaSatu.com.

Ia mengakui mundurnya dalam pemilihan Gubernur Jakarta setelah dirinya bertemu dengan sejumlah tokoh penting di negara ini. Keputusan untuk tak maju memperbutkan kursi Gubernur Jakarta semakin menguat, usai bertemu dengan orang nomor satu di negara ini, Jokowi.

"Saya diberi pesan oleh Presiden untuk mengambil keputusan yang terbaik. Pak Presiden memberikan pertimbangan matangg, karena menurutnya, saya dan Pak Ahok adalah pemimpin daerah yang diapresiasi oleh masyarakat di daerahnya masing-masing. Karena hal tersebut, beliau menginginkan agar kami tak bertanding dalam satu kondisi, dimana nanti yang kalah jadi tak berguna buat negara. Logika alasan ini bagi saya masuk akal dan bisa saya pahami," bebernya.

Lanjutnya, selain pandangan dari Presiden sendiri, Ridwan mengaku, pandangan yang ikut memengaruhi keputusannya berasal dari ibu kandungnya.

"Pesan beliau, jadi pemimpin itu yang diingat karena selesai amanahnya," tandasnya.

Menurutnya, jika maju dirinya optimistis bisa memenangi pemilihan gubernur DKI Jakarta. Soalnya, popularitas dirinya kini sudah sekitar 60 sampai 70 persen, sementara elektabilitas 15 sampai 20 persen.

"Dalam kalkulasi matematika, menjadi pemenang dalam pilgub DKI 2017 bukan sesuatu yang mustahil," tegasnya.

Apa yang dikatakannya itu bukan tanpa dasar alasan. Saat dulu ia bertarung memperebutkan kursi nomor satu di Kota Bandung di tahun 2013 lalu. Kala itu, ia yang masih 'no body', mengawalinya dengan modal popularitas 6 persen sementara petahana sudah mencapai 30 persen.

"Kalau pakai logika itu semua takut, tapi menang kalah biasa dalam hidup. Setelah determinasi dan strategi, kita akhirnya berhasil menang 45 persen," terang Ridwan sembari menambahkan dengan strategi yang tepat maka popularitas dan elektabilitas bisa didorong. (***)



Editor    : Ai


[Ikuti RiauBernas.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar