Jalan Muara Kelantan-Bunut Kondisinya Memprihatinkan, DPRD Siak Desak Perusahaan Batasi Muatan

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Siak Hendrik Pangaribuan

SIAK, RIAUBERNAS.COM - Kondisi jalan Muara Kelantan Kecamatan Sungai Mandau yang menghubungkan jalan Bunut Kecamatan Tualang, kondisinya sangat memprihatinkan. Jalan yang menghubungkan dua kecamatan tersebut, ternyata sudah di penuhi lubang mengangah disepanjang 11 KM itu.

Selain dipenuhi lubang besar, jalan itu sudah banyak memakan korban. Hal itu disampaikan Andi, warga Sungai Selodang saat melintasi areal tersebut.

"Jalan ini sudah lama berlubang bang, dan sudah banyak memakan korban. Potang, ado orang kecelakaan disini karena menghindari lubang besar ini. Kuat dugaan penyebab jalan rusak ini, karena truck perusahaan over kapasitas melewati jalan ini," ungkap Andi kepada Riaubernas.com beberapa hari lalu.

Menjawab keluhan masyarakat tersebut, Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Siak, melalui Wakil Ketua DPRD Kabupaten Siak Hendrik Pangaribuan, Kamis (4/4/2019), menyayangkan kepada pihak perusahaan sebagai salah satu penyebab kerusakan jalan tersebut.

"Iya, saat ini selalu dilalui kendaraan angkutan sawit perusahaan dan kayu yang muatannya mencapai 25 sampai 30 ton, sehingga menyebabkan jalan tersebut hancur," jelasnya.

Dijelaskan politisi moncong putih itu, bahwa jalan Muara kelantan - Desa Bunut, adalah jalan Kabupaten Siak yang merupakan jalan izin pinjam pakai kawasan hutan sejak tahun 2007. Jalan tersebut pembangunannya dilakukan secara bertahap sejak 2007 sampai dengan 2014, konstruksi aspal dengan daya dukung Pada Muatan Sumbu Terberat (MST) 8 ton.

"Kondisi APBD Siak yang menurun, menyebabkan pemeliharan berkala jalan tersebut tidak dapat dilakukan, sementara kalau pemeliharaan rutin dengan dana terbatas, tidak mungkin dapat menyelesaikan masalah," ucap Hendrik.

Untuk itu, Pimpinan Dewan tersebut mendesak kepada perusahaan untuk membatasi muatan dan tonase angkutan yang dinilai tidak mampu ditampung oleh kapasitas jalan, apalagi struktur tanah dasar jalan tersebut umumnya gambut.
 
"Kita menghimbau kepada perusahaan dan pemerintah untuk duduk bersama membahas kembali poin-poin pinjam pakai yang dilakukan antara pemerintah dengan perusahaan, agar sharing budget perawatan bisa dilakukan. Bukan hanya memberatkan Pemda Siak, sehingga bisa membatasi tonase truck yang melintas, sehingga jalan rusak tersebut tidak melebar," tambahnya.

Disinggung perusahaan apa yang melalui, Hendrik Pangaribuan mengatakan, dirinya akan secepatnya melakukan hearing, nanti akan ketahuan pihak dan perusahaan mana aja yang tidak bekerja dengan profesional. Kita minta perusahaan agar membatasi tonasenya agar kerusakan jalan tidak makin parah," pungkasnya. (Van)

 


[Ikuti RiauBernas.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar