SIAK, RIAUBERNAS.COM - Ratusan warga Kampung Buatan I dan Buatan II terlihat Cekcok dengan petugas keamanan PT. Wana Subur Sawit Indah (WSSI) pada Jum'at (16/7/2021).
Cekcok itu berawal dari Ketua DPRD Siak Azmi beserta rombongan meninggalkan lokasi, adu mulut antara masyarakat dengan sejumlah security perusahaan pun mulai terdengar. Puncaknya lantaran security mulai menghalang-halangi mereka masuk ke lokasi pemotongan kayu.
Personel polisi yang ada di sana mulai menenangkan. Butuh waktu lama juga aparat untuk menenangkan kedua belah pihak.
"Masak dibilang security itu, kalau bisa kalian naik ke atas, hebat. Maksud mereka itu apa. Jangan tantang masyarakat," kata Junaidi, Warga Kampung Buatan II kepada awak media di lokasi.
Semestinya, kata Junaidi, security tersebut tidak bisa berbicara seperti itu. Sebab bisa mengundang amarah masyarakat. "Walau pun mereka membela perusahaan, jangan kayak gitu ngomongnya. Itu ngundang amarah masyarakat jadinya," kata dia.
Warga Kampung Buatan II lainnya, Adi Yurnalis juga mengatakan, kedatangan mereka ke lokasi pemotongan kayu bukan ingin menganggu security tersebut. Melainkan menuntut hak masyarakat terhadap janji perusahaan.
"Kita datang kemari bukan mau nganggu kerjaan si security itu. Kita ke sini mau menuntut hak kita yang selama 20 tahun ini tidak ditepati perusahaan. Janjinya mau bikin kebun plasma ke masyarakat. Tapi tak ditepati. Tiba-tiba mereka punya IPK. Kita meminta agar aktivitas pemotongan kayu dihentikan dan memberikan kayu itu semua ke masyarakat. Anggap saja kayu itu sebagai bentuk kompensasi atas janji yang tidak ditepati perusahaan selama 20 tahun ini," kata dia.
Setelah kondusif, satu-persatu masyarakat meninggalkan lokasi menaiki pompong. Ada sebagian yang balik ke rumah masing-masing, ada juga ke kantor Camat mendengarkan hasil pertemuan tadi.
Sebelum meninggalkan lokasi untuk berembuk di Kantor Camat Koto Gasib, Ketua DPRD Siak Azmi berpesan kepada masyarakat untuk tidak ribut, Kami bersama pemerintah Kabupaten Siak akan berembuk.
"Jangan ada ribut-ribut. Jangan ada cekcok. Saya dan anggota Komisi II akan menggelar pertemuan dengan perwakilan perusahaan yang juga dihadiri oleh Asisten I Budi Yuwono dan pihak Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Riau di Kantor Camat Koto Gasib. Kita juga meminta perwakilan masyarakat untuk menyaksikannya. Pada intinya, tujuan kita tetap sama, agar pihak DPMPTSP Riau mencabut IPK perusahaan dan menghentikan semua aktivitas pemotongan kayu di dalam sana," tutup Azmi. (Van)