Pengerjaan Semenisasi Gang Sungai Dan Trotoar Maredan, Diduga Asal-asalan

Pengerjaan Semenisasi Gang Sungai Dan Trotoar Maredan, Diduga Asal-asalan

SIAK, RIAUBERNAS.COM - Pengerjaan Semenasi dan trotoar Gang Sungai Kampung Maredan Kecamatan Tualang, diduga asal-asalan saat proses pengerjaan.

Terlihat bentuk semenisasi meliuk-liuk seperti ular, bahkan bentuknya tidak rata menyerupai turun naik seperti mendaki gunung, padahal tekstur tanah Gang Sungai dan trotoar ini bukan gambut. "Ini kuat kali korupsinya ni bang, masa meratakan aja gak mau, coba abang lihat meliuk-liukan, apalagi ini turun naik, padahal ini tanah bukan gambut," ungkap Salah seorang Warga Kampung Maredan kepada media ini.

Diceritakannya, proses pengerjaan tidak sesuai aturan, masak adukan semen tidak masak, lebih banyak pasir dari semen, ketinggian semenisasi tidak merata 0.15 meter, dan warmes tidak dipasang semuanya. Kemaren banyak hancur bang, tapi ditambal lagi sama mereka begitulah selanjutnya.

"Ini untung aja di kasi aspal dan tidak ada mobil lewat sini, kalau ada mungkin sudah hancur. Sedangkan ini aja sudah banyak yang turun dan mengelupas semennya," jelasnya lagi.

Dia berharap, kedepan proses pengerjaan proyek di Kampung Maredan lebih mengedepankan kepentingan masyarakat, jangan kepentingan pribadi yaitu banyak untung, tanpa mikirkan kualitas.

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun oleh Riau bernas, bahwa pengerjaan Gang Sungai menghabiskan anggaran sebesar Rp 236.962.597 dengan menggunakan dana Kampung yaitu APBN tahun 2019. Sementara panjang semenisasi itu 245 meter, dengan lebar 3 meter dan tinggi 0.15 meter. Sementara panjang trotoar hampir sama dengan Gang Sungai, cuma terkait anggaran sampai saat ini belum tahu.

Menanggapi persoalan tersebut, Penghulu Kampung Maredan Sunani, mengaku tidak terima di bilang asal-asalan. "Warga mana yang bilang, kalau warmes itu ukuran delapan sesuai dengan RAB. Warga itu bang, ada Suko Ado tidak, kadang-kadang kalau kito ikut permintaan masyarakat poning jugo kito bang," jelas Sunani kepada media ini,Senin (7/6/2021). 

Dijelaskan Sunani, ini kepentingan politik bang, kalau diikut masyarakat, namanya drama politik. Kalau semenisasi turun naik ini, kemarin pengerjaan tidak didatarkan tanahnya. Disinggung kenapa tidak didatarkan? 

"Itulah yang aku sesalkan, kalau aku bongkar habis tak mungkin, tapi aku suruh perbaiki. Kalau diperbaiki semua, tak dapat apo-apolah, habis semua. Kalau nondak kerja tontu Ado untungnya, namanya bekerja," tutup Penghulu (Van)