Upaya RAPP Cegah Karhutla

Upaya RAPP Cegah Karhutla
Peluncuran desa bebas api yang di gagas RAPP

PELALAWAN (Riaubernas)  -  PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) terus memperkuat program penangulangan dan penecegahan kebakaran dan hutan (karhutla) berbasis masyarakat yaitu Program Desa Bebas Api atau Free Fire Village Program (FFVP) dengan memperluas jangkauan ke 28 desa baru di Provinsi Riau.

Program Desa Bebas Api yang dibawah binaan PT. RAPP telah menjalin kemitraan dengan hampir 80 desa yang mencakup lahan seluas 753.604 hektare atau hampir sepuluh kali luas wilayah Singapura. Program ini terbukti membantu mengurangi kebakaran hingga 90% di wilayah tempat masyarakat setempat.

Disamping itu, RAPP juga terus berupaya untuk mengedukasi masyarakat terkait ancaman bahaya membuka lahan dengan cara dibakar serta mengajarkan para petani setempat untuk melaksanakan penanaman berkelanjutan.

Dalam pelaksanaan program Desa Bebas Api yang dijalankan oleh PT. RAPP, ada lima elemen utama  yang menjadi focus program, diantaranya pemberian reward kepada desa yang tak mengalami kebakaran selama 3 bulan, reward tersebut berbentuk uang tunai sebesar Rp. 100.000.000.

Elemen kedua  dengan menekankan keterlibatan crew leader dalam mencegah kebakaran di desa, Bantuan pembukaan lahan menjadi focus yang ketiga, sedangkan elemen keempat pemantauan kualitas udara dengan perangkat PM10 di 7 desa, dan terakhir adalah Sosialisasi pembukaan lahan tanpa bakar.

Untuk Program sosialisasi dalam kegiatan Fire Aware Community (FAC) yang terdiri dari FAC Goes to School, FAC Goes to Movie, dan FAC Goes to Market. Tahun ini, FAC bakal menjangkau 60 sekolah, khususnya yang berada di lahan gambut.

Dari 28 desa baru yang telah meneken nota kesepahaman untuk bekerja sama dalam program FFVP tersebar di tiga kabupaten di sekitar wilayah operasional PT RAPP, yakni Pelalawan, Meranti, dan Siak.

Fire Protection and Conservation Manager RAPP, Sailal Arimi  mengatakan dalam masa pandemi Covid-19, tim pemadam RAPP diarahkan untuk mengoptimalkan penggunaan teknologi penginderaan jauh, melakukan disinfeksi peralatan dengan cermat, menggunakan taktik pemadaman api secara agresif, serta membatasi kebutuhan anggota pemadam kebakaran dalam jumlah besar di satu tempat.

"Lebih dari 80% kebakaran yang kami tangani setahun terakhir berasal dari pembukaan lahan skala kecil. Jadi, kuncinya saling bekerja sama sehingga muncul pemahaman terhadap dampak pembukaan lahan dengan cara membakar dan solusinya," tutur Sailal.

Untuk penanggulangan Karhutla, RAPP  telah menginvestasikan lebih dari 9 juta dolar AS, termasuk helikopter, perahu, menara pengintai, hingga pelatihan pemadam kebakaran untuk 724 relawan di 48 desa di Riau.

Selain itu, sebanyak 1.080 anggota Regu Cepat Tanggap, 260 tim Tanggap Darurat Karhutla (FERT), dan 30 petugas pemadam kebakaran disiagakan selama 24 jam di seluruh wilayah konsesi perusahaan sepanjang musim kemarau.(Ndy)