Oleh :Moh. Rofiq Risandi Mahasiswa : Universitas Islam Malang

Dampak Ekonomi di Tengah Pendemi Covid-19

Dampak Ekonomi di Tengah Pendemi Covid-19
Moh. Rofiq Risandi Mahasiswa : Universitas Islam Malang

Infeksi virus corona pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan  telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia. Hal tersebut membuat beberapa negara menerapkan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus tersebut.Dengan begitu  Indonesia berada di urutan 36 dari 215 negara yang sudah terpapar (Menurut data WHO).  Covid-19 yang merebak di Indonesia tidak hanya berdampak serius pada kesehatan masyarakat, namun juga mengancam stabilitas ekonomi.

Upaya mengatasi penyebaran corona juga sudah gencar dilakukan oleh pemerintah, mulai dari menerapkan physical distancing dan kini telah ditingkatkan menjadi PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).

Menurut Pemenkes Nomor  9 Tahun 2020, PSBB Merupakan Pembatasan Kegiatan Tertentu Penduduk Suatu Wilayah yang diduga terinfeksi Covid-19. Tujuannya yaitu mencegah penyebaran Covid-19 di suatu wilayah. Kini sudah secara resmi diterapkan oleh pemerintah. Kebijakan tersebut meningkatkan resiko sektor industri menghadapi gangguan signifikan dari sisi rantai pasok, tenaga kerja, kesinambungan bisnis hingga arus kas  usaha mereka

Menurut penelitian Driven Innovation Lab Singapore University Of Technology And Design prediksi usainya pandemi Covid-19 di Indonesia akan usai dalam 3 waktu. Yakni 97% di 7 Juni 2020, 99% di 29 Juni 2020, dan 100% di 7 September 2020. Sedangkan untuk seluruh dunia, penelitian ini memperkirakan Covid-19 akan selesai pada Desember 2020.

Managing Partner Grant Thornton Indonesia, Johanna Gani, mengatakan kunci untuk bertahan adalah tetap optimistis dan selalu beradaptasi dengan keadaan. Pengusaha yang dapat menyusun rencana terstruktur baik di masa pandemi ini maupun setelah krisis mereda akan mampu bergerak lebih cepat kembali pada trajektori pertumbuhan seperti semula.

Pandemi Covid-19 ini mengakibatkan terganggunya hampir semua industri bisnis dari berbagi sektor, kecuali bidang kesehatan, dan merubah perilaku masyarakat dunia di semua kalangan.  Ini menjadi tantangan yang sangat berat untuk ke depan, dimana selain menghadapi pandemi virus corona, bisnis ini dihadapkan pula dengan saatnya masuk puasa dan lebaran, serta adanya tahun ajaran baru sekolah.

Kendati begitu, dalam keadaan saat ini juga memunculkan peluang dan harapan, yakni seperti yang dikatakan oleh Honorary Founder of IMA Hermawan Kartajaya, tidak semua sektor bisnis pun anjlok.

Ada sektor-sektor relevan yang justru bisnisnya membaik. Sebut saja sektor medis dan kesehatan, perdagangan online atau e-commerce, sampai fast moving consumer goods (FMGC) seperti obat-obatan, barang elektronik, produk makanan dan minuman kemasan.
Apalagi produk FMCG yang sangat kuat di offline kini harus beralih distribusinya secara daring. Beberapa produk mulai beradaptasi dengan penjualan via e-commerce, yang ternyata lonjakannya signifikan.

Di tengah berkecamuknya kehidupan masyarakat karena merebaknya virus corona, membuat setiap orang hidup dalam ketidakpastian (uncertainty) global, oleh karena itu kita harus memiliki kemampuan untuk berinovasi dengan menciptakan ide bisnis yang sesuai dengan kondisi saat ini.

Bahkan setiap negara harus merespon perubahan alam dan persaingan teknologi secara terintegrasi dan komprehensif. Respon tersebut dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan politik global, mulai dari sektor publik, swasta, akademisi, hingga masyarakat sipil sehingga tantangan pandemi Covid-19 di era revolusi industri 4.0 saat ini dapat dikelola menjadi peluang.

Sebagaimana salah satu pengusaha sukses Indonesia Sandiaga Uno mengatakan: “Whenever There is Danger, There is Opportunity” yang artinya “Disetiap ada Bahaya disitu ada Peluang”

Beberapa peluang bisnis yang dapat kita maksimalkan di tengah wabah Covid-19 di antaranya yaitu : Munculnya Peluang Bisnis Online Baru (E-Business)
Dengan kemajuan teknologi dan informasi yang terjadi, maka peluang membangun bisnis daring yang besar akan semakin memungkinkan. Bagaimana tidak, seiring dengan berkembangnya waktu, maka teknologi akan semakin berkembang. Dan hal tersebut tentunya dapat dimanfaatkan sebagai inovasi untuk mengembangkan bisnis akan semakin besar.

Di antara peluang bisnis di era revolusi industri 4.0 antara lain adalah, bisnis jual beli daring dan on-demand service (contohnya: aplikasi Gofood dan Gosend). (Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis)