RENGAT, RIAUBERNAS.COM - Anggota DPRD Provinsi Riau, Ade Agus Hartanto, S.Sos, meminta kepada Presiden Jokowidodo yang saat ini tengah menggodok perumusan pemberian intensif bagi tenaga kesehatan yang menangani Pasien Covid-19.
Perumusan itu, pemberian intensif akan dikucurkan untuk para dokter, Perawat dan jajaran rumah sakit, yang bergerak dalam penanganan Covid-19.
"Intinya pemberian intesfif itu harus merata dan adil, karena sebagian tenaga kesehatan yang ada di daerah kita tidaklah memiliki setatus, seperti adanya tenaga kesehatan yang sukarela bekerja di rumah sakit atau puskesmas, bisa di sebut (TKS). Itu harus diperhatikan juga, para tenaga kesehatan yang bersifat ,mereka mempertaruhkan kesehatannya demi orang lain dan meninggalkan keluarganya di rumah," ucap Politisi dari Farksi PKB dua priode ini di Gedung DPRD Provinsi Riau, Selasa 24 Maret 2019.
Beda halnya, lanjut Ade, dengan tenga kesehatan kontrak maupun honorer, mereka masih menerima setiap bulannya yang di gaji melalui APBD, sedangkan tenaga TKS, hanya mengharapkan sesuatu yang lebih dari rumah sakit atau puskesmas.
"Saya juga minta kepada setiap daerah terutama Dinas Kesehatan harus memperhatikan mereka, kalau bisa para tenaga TKS baik itu bidan maupun perawat harus di angkat menjadi tenaga honorer atau kontrak, sehingga tidak ada kesenjangan dalam mensejahterakan tenaga kesehatan. Jangan ada pilih kasih, apa lagi dalam situasi genting seperti saat ini, wabah Virus Corona sudah menyebar kemana-mana, meskipun pemerintah sedang melakukan pencegahan, namun jasa para medis dan perawat serta bidan harus di perhitungkan, karena mereka garda terdepan saat ini," jelas Ade dengan tegas.
Selain itu, Ade Agus Hartanto juga meminta jajarannya untuk memastikan bahwa alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis selalu tersedia. Sebab, hal tersebut sangat berpengaruh pada keselamatan dalam menangani pandemi Covid-19 ini.
"Saya ingin perlindungan maksimal ke dokter dan tenaga medis yang melayani pasien Covid-19," katanya lagi.
Selanjutnya, masyarakat juga jangan panik serta resah dalam menghadapi Corona dan berbijaklah dalam menggunakan media sosial, jangan menyebarkan Hoax atau menyebarkan berita yang belum pasti kebenarannya. (mf)