SIAK, RIAUBERNAS.COM - Kendati memiliki modal awal yang cukup besar untuk pengembangan sektor Badan usaha milik daerah (BUMD) Kabupaten Siak, seperti halnya, PT Permodalan Siak (Persi) yang mencapai 27 Milyar itu, ternyata baru menghasilkan PAD sebesar 1.2 Milyar di tahun ini, padahal BUMD itu sudah bergerak sejak tahun 2008 silam.
Selain itu, banyak lagi perusahaan BUMD yang tidak memberikan pundi-pundi PAD buat Kota Istana, seperti halnya PT. Siak pertambangan Energi (SPE), PT. Serana pembangunan Siak (SPS) dan PT. Kawasan Industri tanjung Buton (KITB).
"Kalau kita hitung dari modal kita kucurkan, tidak setimpal dengan setoran mereka. Itulah makanya saya minta semua perusahaan BUMD ini dievaluasi," ujar Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Siak, Sujarwo, kepada awak media, Rabu kemarin (16/10/2019).
Terkait PT. Persi yang baru menyetorkan PAD sebesar 1.2 Milyar itupun hanya tahun ini, sebelumnya hanya 800 juta pada tahun 2017, tahun 2018 hanya 1 Milyar.
Beberapa tahun terakhir perusahaan BUMD didera berbagai masalah, seperti PT. Persi yang terkendala dengan urusan sertifikat lahan kebun sawit milik Pemkab Siak yang belum rampung. PT. SPE yang bergerak di bidang Perminyakan dan Pariwisata, baru tahun ini mendapatkan kontrak kerja, 4 tahun kebelakang tidak kebagian proyek. Sedangkan KITB, sampai saat ini masih berkutat dengan persoalan pembebasan lahan.
"Makanya saya bilang, BUMD ini musti dievaluasi, secepatnya kita akan menggelar pertemuan dengan para pimpinan BUMD itu," jelas Sujarwo.
Dari empat BUMD ini, tahun ini hanya KITB yang setor sekitar Rp 250 juta, PT. SPS yang bergerak di bidang jaringan itu menyetor 300 juta, dan tahun 2020 PT. SPE menyetor 250 Juta. "Itu target kita, semua BUMD Siak mesti ditingkatkan lagi untuk kejar PAD," pinta politisi PAN Siak itu. (Van)