Toke Klaim Lahan, Sejumlah TNI Usir Warga Pemilik Lahan Bersertifikat

Toke Klaim Lahan, Sejumlah TNI Usir Warga Pemilik Lahan Bersertifikat
Sejumlah TNI berada di lahan yang kini menjadi konflik.

SIAK, RIAUBERNAS.COM - Peristiwa langka terjadi di Kampung Rawang Air Putih, Kecamatan Siak Kabupaten Siak, dalam sepekan terakhir. Sejumlah anggota TNI dari Korp Kodim Pekanbaru yang mengaku mendapat perintah dari Danrem 031 Wira Bima mengusir warga masyarakat yang bekerja di lahan mereka sendiri.

Menurut anggota TNI sesuai perintah yang duperoleh, bahwa lahan tersebut milik seorang Toke yang baru saja dibeli Danrem. Hal itu terjadi beberapa hari terakhir termasuk Sabtu (21/4/18), sejak kejadian Minggu (15/4/18) pekan lalu, sedikitnya enam anggota TNI berpakaian lengkap, mengusir alat berat milik warga yabg tengah menggarap lahan bekas Hak Pakai milik PT Tri Djaya Rubber di Pematang Tiga Kampung Rawang Air Putih, Kecamatan Siak Kabupaten Siak Provinsi Riau.

"Jangan ada lagi aktifitas menggarap lahan disekitar sini. Ini lahan milik Danrem yang baru dibeli dari Bapak Sarmin. Jadi masyarakat silahkan keluar dan pulang, jangan ada lagi ada aktifitas," ujar seorang Provos berinisal Zul dari Kodim Pekanbaru saat itu kepada masyarakat di lokasi lahan.

Tanpa bisa menjelaskan dan bertanya terkait surat tugas atau surat perintah dan menunjukkan bukti kepemilikan, warga yang merasa kaget dengan kedatangan sejumlah anggota TNI didampingi seseorang bernama Samin dan pengacaranya tersebut. Karena desakan anggota TNI harus pulang dan mengeluarkan alat berat yang disewanya dari lokasi.

"Saya memang kaget ada TNI berjumlah sedikitnya enam orang, 4 memakai seragam TNI lengkap dan dua memakai baju biasa yang mengaku sebagai intel Korem Wira Bima. Tapi salah satu perwira yang ada mendesak saya untuk mengabulkan permintaannya memulangkan alat berat yang saya pakai, karena dikatakannya bahwa hal itu perintah Danrem dan kalau keberatan silahkan jumpai Danrem langsung," kata Ali Masruri salah satu warga penggarap lahan menceritakan kejadian sepekan lalu.

"Saya sempat berkenalan dengan anggota TNI saat itu, ada Perwira dari Intel dan Provos Kodim Pekanbaru. Memang mereka menjelaskan bahwa meminta kita mematuhi permintaan, karena mereka hanya menjalankan perintah dari Danrem. Bahkan sempat menjanjikan kepada saya akan mempertemukan ke Danrem secepatnya dalam minggu itu juga. Maka kita hormati permintaan mereka kita keluar dari lahan kita saat itu," terus Ali yang juga seorang Wartawan tersebut.

Dan beberapa hari terakhir sikap anggota TNI justru semakin arogan, karena setiap menjumpai warga yang berada disekitar lokasi, mengusirnya dan melarang warga menggarap lahan yang dimiliki sesuai surat tanah bahkan sertifikat hak milik (SHM) yang dikeluarkan BPN Kabupaten Siak.

"Anggota TNI ini sudah terkesan memaksakan kehendak. Padahal mestinya untuk urusan konflik lahan, harus pihak kepolisian lah yang turun dulu. Kalau sudah tidak teratasi barulah mungkin TNI turun. Itu logika kita saja," ujar Ali.

Seorang warga, Abdul Hamid juga mengaku diusir dilahan milik ayahnya sendiri, yang telah ditanami Sawit dan memiliki alas hak kepemilikan berupa Sertifikat Hak Milik dari lembaga negara BPN.

"Saya kesal sekali telah diusir dari lahan saya sendiri oleh TNI. Kok bisa kerja TNI dengan baju lorengnya justru mengusir warga begitu," ujar Hamid mengaku menyayangkan sikap anggota TNI yang berapa di bedeng milik Samin tersebut selama berada di Rawang Air Putih.

Kepala Desa Rawang Air Putih, Zaini mengaku sudah menerima pengaduan warga, namun belum memastikan bahwa keberadaan anggota TNI di wilayah desanya dalam rangka misi apa. Apakah misi pengamanan negara, atau tujuan lain.

"Saya ada dengar dari warga, adanya TNI datang dan berada di kampung kami. Namun karena tidak ada pemberitahuan sama sekali, maka saya juga tidak menemui mereka. Namun terkait pengaduan bahwa keberadaan mereka sudah meresahkan warga, akan kita tindaklanjuti dalam beberapa hari ini," ujar Zaini. (Van)