Kopetensi Guru Di Kampar Masih Rendah

Santoso; Tidak Ada Guru Bodoh Tetapi Pemalas

Santoso; Tidak Ada Guru Bodoh Tetapi Pemalas
Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Kampar, Drs Santoso, M.Pd

KAMPAR, RIAUBERNAS.COM - Kompetensi Guru di Kabupaten Kampar hingga saat ini masih tergolong rendah. Hal ini dapat dibuktikan pada Uji kompetensi Guru (UKG), dimana satu gugus yang terdiri dari 20 orang guru, yang lulus UKG hanyalah 1 sampai 5 orang saja. Inilah yang memprihatinkan kita saat ini.

Pengakuan ini disampaikan Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Kampar, Drs Santoso, M.Pd dalam arahannya sekaligus membuka kegiatan TOT SAGUSAKUPAT di Bangkinang Baru Hotel, jumat (30/03/2018), yang menyayangkan kondisi ini masih terdapat di Kabupaten Kampar.

Berdasarkan data yang dimiliki Dinas Pendidikan, Kepemudaan  dan olahraga Kabupaten Kampar, rendahnya mutu/kompetensi guru di Kabupaten Kampar, terlihat data guru yang memenuhi standar kompetensi baru mencapi 54 Persen, sedangkan pada kelulusan Ujian Kompetensi Guru (UKG) baru mencapai 60 persen dan dari penilaian guru dalam proses belajar mengajar, menggunakan peralatan dan perangkat kerja, guru pengawas baru pada standar nilai 6,5 saja.

Padahal menurut Santoso, peran guru sangat penting dan menjadi garda terdepan dalam mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Kenapa demikian, karena tidak ada guru, maka tidak akan pernah ada Lurah, camat, Kepala Dinas Bupati, Gebernur, Mentri, anggota dewan maupun Presiden, karena guru yang membuat kita cerdas dan karena guru juahlah kita berada disini hari ini“, akuinya.

Menurutnya, gurulah yang mengenalkan kita huruf dan angka, dan yakinlah orang hebat karena guru hebat. “sebagai ilustrasi bagi kita dan terutama para guru bahwa ketika jepang di Bombardir oleh Bom atom, yang menyebabkan kota hirosima dan nagasati hancur lebur, setelah itu yang ditanya bukan siapa-siapa, tetapi yang ditanya berapa guru yang tersisa”, nah inilah perannya guru dalam merobah sebuah Negara.

"Justru itu guru tidak ada yang bodoh dan buktinya para guru lulusan S1 dan S2 yang membuktikan guru tersebut pintar, hanya saja sebahagian guru kita hari ini masih terpapar virus malas, malas mengajar, melas tingkatkan kualitas, yang bermuara kepada kompetensi guru yang belum memenuhi standar yang diharapkan", tegas Santoso.

Untuk itu pihaknya menghimbau kepada guru-guru, mulai saat ini hilangkan budaya malas, laksanakan tugas mulia ini dan terus memacu diri untuk meningkatkan kompetensi diri agar anak didik yang dilahirkan menjadi anak didik yang mampuni dan mampu bersaing didunia pendidikan secara positif.

Justru itu melalui kegiatan pelatinhan TOT Sagusakupat ini pihaknya selaku kepala dinas meminta kepada para guru agar mengikuti kegiatan ini secara baik, terutama dalam upaya peningkatan kopetensi guru itu sendiri, dan terutama bagi guru-guru dari Kabupaten Kampar.

"saya harapkan dalam kegiatan ini guru jangan hanya terpaku pada motivasi untuk mengejar kredit poin saja, tetapi motivasi utama adalah tingkatkan Kopetensi guru itu sendiri”, harap Santoso. (Martunus)