Rohil (RBC)Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Rohil mendorong masyarakat mengubah pola konsumsi dan berbelanja produk lokal menjaga komoditas pangan mengendalikan inflasi pangan tahun 2024
Oleh karena laju inflasi di Rohil sampai saat ini masih mengacu pada laju inflasi kota Dumai dan tingkat stunting cendrung menurun sebesar 14.7% ditahun 2023.
Komoditas bahan pangan yang mengalami kenaikan harga serta sering terjadi fluktuasi sehingga turut andil menyumbang inflasi diantaranya beras dan cabai merah keriting. Tingginya inflasi pangan akan berpengaruh pada tahun 2024 mendatang seperti pola konsumsi, musim produksi, akses produksi, pemilu serentak, hari raya, pergantian kepemimpinan, dan bencana alam seperti asap,banjir dan kekeringan. Kondisi itu akan mengerek harga kebutuhan pokok di sejumlah pasar tradisonal
" Mengenai pola konsumsi, saat ini masyarakat cendrung konsumsi bukan produk lokal. Makanya perlu sosialisasi cara belanja yang benar," kata Guru Besar Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Riau (UIR) Prof DR H Detri Karya SE MM dalam acara High level meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Rohil
Kegiatan tersebut Tema "Menjaga Stabilitas Harga Bahan Pokok Menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional Natal dan Tahun Baru (HBKN NATARU) 2023" ditaja Bagian Ekonomi diruang rapat Digital Information Room kantor Diskominfotik Rohil Provinsi Riau, Kamis (14/12/23).
Detri menekankan tim TPID harus mengarahkan dan menstimulus masyarakat supaya berbelanja dipusat pusat perbelanjaan lokal
"Diminta pemda menyiapkan data data pendukung yang akurat demi mencapai target untuk menurunkan tingkat inflasi. ," harapnya
Senda disampaikan Sekda Rohil, Fauzi Efrizal juga meminta setiap OPD berkolaborasi dan bergerak cepat dan membangun komunikasi dalam pengendalian inflasi.
Apalagi sebutnya sekarang ini, sudah memasuki akhir tahun dan merupakan barometer bagaimana kondisi ekonomi bagi masyarakat sampai tingkat paling bawah.
" Angka kemiskinan kita juga cukup tinggi dan persoalan ini sudah saya sampaikan ke pemerintah pusat untuk mendapatkan perhatian lebih," terang Sekda.
Sekda juga mengungkapkan dampak banjir terhadap kesehatan masyarakat beberapa waktu lalu yang mana Pemerintah Kabupaten Rohil telah mengambil langkah dengan membuka dapur umum sebagai salah satu dalam upaya penanganan bencana banjir.
Dia (Sekda) juga menyinggung keterlambatan transfer pembayaran dari pusat ke daerah serta tunda bayar juga dapat mengakibatkan inflasi tinggi oleh karena ketidak mampuan bagi masyarakat memenuhi kebutuhan pokok masyarakat
Sekda juga mengingatkan di era kekinian ini, pemenuhan kebutuhan informasi sangat untuk dibutuhkan sehingga diperlukan inovasi digital mengingatkan Presiden sudah meluncurkan aplikasi SIPD RI dan JIPPNas terkoneksi dengan KPK RI.
Ditempat sama, Asisten II Rahmatul Zamri juga menerangkan, stimulus ekonomi di Kabupaten Rohil sangat bergantung belanja pemerintah. Suntikan dana dari Perimbangan (PD-SPR) dan dividen dari SPR direncanakan untuk mendorong sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) guna menekan angka inflasi.
Rahmatul juga menyoroti peran penting ekonomi rumah tangga dengan mendorong masyarakat untuk membuka usaha padat karya, usaha kecil dan industri, serta desa wisata.oleh Karena menurut data, Indikator makro pembangunan Rohil tahun 2022 dimana Produk Domestik Regional Bruto sebesar 2.64 Persen ditahun 2022.
"Rendah persentase berkemungkinan oleh karena dampak covid tahun lalu. Namun, pertumbuhan ekonomi cendrung naik," ujarnya.
Diskusi TIPD itu dihadiri (OPD) Kadiskominfotiks, Indra Gunawan ,MH Kadisperindagsar Mursal SH, Kadis Perikanan M.Amin ,Kadis Koperasi dan UKM, Herlina Bagian Ekonomi, Ka BPS Rokan Hilir, DKPP, Direksi Bank Rohil, dan Ka UPS Rohil (Rilis) (*)
Syofyan Rambah