SEMARANG, RIAUBERNAS.COM – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Semarang pada pekan lalu menangkap seorang pengemis perempuan. Setelah ditangkap dan diusut, ternyata pengemis yang memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) dari Kecamatan Genuk itu ternyata kaya raya.
Betapa tidak, saat ditangkap, pengemis kaya itu punya deposito Rp 140 juta dan tabungan bersaldo Rp 16 juta. Bukan cuma itu, pengemis kaya itu juga membawa surat-surat berharga lainnya yang disimpan dalam tas. Di antaranya, sertifikat tanah di daerah Tlogosari, tiga BKPB kendaraan roda dua, serta ATM Bank BNI 46.
Kepala Panti Rehabilitasi Among Jiwo Semarang, M. Ridwan mengungkapkan, pengemis itu kini masih dititipkan di Panti Rehabilitasi Among Jiwo, Ngaliyan, Semarang.
"Ya, saat tertangkap, petugas Satpol PP menemukan sertifikat deposito Rp 140 juta, dan uang tabungan di Bank BNI 46 Sayangan Rp 16 juta," ujar Ridwan seperti dikutip Radar Semarang.
Ia menjelaskan, jika menurut alamat di KTP, pengemis tajir itu tinggal di Genuk. Tapi pengemis itu sendiri sebenarnya tinggal di Jalan Kawung, Tlogosari Kulon. Sertifikat tanahnya seluas 105 meter persegi.
"Itu atas namanya sendiri. Kalau BPKB motor ada yang nama dia, dan nama orang lain. Mungkin nama anaknya,” kata Ridwan.
Lebih lanjut ia menjelaskan, uang ratusan juta milik pengemis itu bisa jadi tidak semuanya dari hasil meminta-minta. Sebab, ada juga dari hasil penjualan tanah. Sebab, pengemis itu baru 6 bulan ini menjadi peminta-minta dengan mengamen di jalanan.
“Uang itu dulunya hasil penjualan tanah. Dulu depositonya Rp 300 juta, tapi setelah dirinya pisah ranjang dengan suami, akhirnya uang itu berkurang untuk biaya makan. Dia juga pernah buka usaha jualan ayam goreng penyet, tapi bangkrut karena banyak diutang pelanggannya,” terangnya.
Pengemis tajir yang terjaring operasi di depan SPBU di wilayah Arteri Yos Susarso, Madukoro, Semarang Barat itu memiliki tiga anak. Yang mencengangkan, sekarang tiga anaknya duduk di bangku kuliah. Yakni, di jurusan Bahasa Inggris Universitas Islam Sultan Agung (Unissula), Polines dan Unisbank.
Bahkan dalam waktu dekat, anak pengemis yang kuliah di Unissula bakal diwisuda. ”April nanti anak saya mau wisauda pak. Makanya, saya kerja keras cari uang buat biaya wisuda,” kata Ridwan menirukan pengakuan pengemis wanita itu.
Ridwan mengaku sempat menyarankan kepada pengemis tersebut untuk menyimpan surat-surat berharganya agar tidak hilang.
"Sertifikat dan BPKB motor itu sudah lusuh. Semua dibawa ke mana-mana sama alat gitarnya," ujarnya.
Terpisah, Kabid Trantibunmas Satpol PP Kota Semarang, Kusnandir, mengakui telah melakukan razia terhadap pengemis, gelandangan dan orang telantar (PGOT) di sejumlah jalan protokol di ibu kota Jawa Tengah itu. Para PGOT yang tertangkap razia langsung dibawa ke tempat Panti Rehabilitasi Among Jiwo.
Namun, ia tak tahu ternyata ada pengemis yang kaya raya. Karena itu, usai diusut, pihaknya langsung menyerahkan ke Among Jiwo agar mendapat pembinaan. (***)
Editor : Ai