JAKARTA, RIAUBERNAS.COM - Kasus rekening warga Pangkalankerinci, Tomedy (32), yang tiba-tiba melonjak mencapai 100 triliun, mendapat tanggapan dari Senior Manager Corporate Secretary Group Bank Mandiri, Eko Nopiansyah.
Menurut Eko, kejadian berubahnya angka pada rekening Tomedy hingga mencapai jumlah menakjubkan seperti Rp 100 triliun adalah hal wajar yang terjadi. Berubahnya angka terjadi pada rekening yang tengah diblokir pihak bank.
"Sebenarnya tidak ada yang janggal. Itu sebenarnya minus tak terhingga, jadinya -99999 sampai memenuhi digit yang memungkinkan. Kondisi ini biasa terjadi pada rekening yang dalam keadaan terblokir," ujar Eko di Jakarta, Minggu (13/3/2016), seperti dilansir merdeka.com.
Ia menjelaskan namun mengenai latar belakang pemblokiran, dirinya tidak bisa membeberkan detail. Karena hal tersebut merupakan kerahasiaan nasabah.
"Jadi sebelum dia setor uang, rekeningnya yang jelas sudah terblokir. Kalau rekening terblokir untuk masuk (setor uang) kan bisa, yang tidak bisa untuk keluarnya," katanya.
Meski begitu, pihaknya memastikan jika tidak ada kesalahan sistem atau kejahatan cyber yang dilakukan oleh pihak lain. Hingga saat ini, dirinya menyebut kasus ini sudah terselesaikan.
"Ini sudah selesai, tidak ada apa-apa. Setelah selesai diblokir kembali rekening nasabah seperti semula, tidak berkurang atau bertambah. Ini hanya tampilan komputer saja. Jadi (kejadian) itu tidak benar. Secara sistem memang kalau diblokir muncul angka seperti itu," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, kasus pembengkakan rekening milik Tomedy terjadi berawal pada Selasa (8/3) siang. Saat itu Tomedy mau menyetorkan uang Rp 250 ribu ke rekening miliknya sendiri. Lalu Tomedy mendatangi kantor Bank Mandiri yang berada di Jalan Lintas Timur (Jalintim), tepat di samping Mapolsek Pangkalan Kerinci.
"Namun lantaran antrian panjang di depan kasir, saya tidak jadi setor di bank. Lalu saya datangi mesin ATM setoran tunai, di samping kantor bank itu," kata Tomedy.
Setelah di mesin ATM Setor tunai, Tomedy memasukkan 5 lembar uang pecahan Rp 50 ribu ke mesin. Setelah mesin berproses dan transaksi berhasil, kertas resi penyetoran pun keluar.
Kertas bukti setoran itu kemudian dilipat Tomedy jadi pembungkus kartu ATM dan dimasukan ke kantong kecil di dompetnya. Tanpa melihat kertas itu, pemuda lajang ini langsung tancap gas pulang ke rumahnya.
"Setelah di rumah, saya iseng-iseng melihat struk (kertas bukti setoran tunai). Saya kaget melihat saldo terakhirnya. Kalau boleh jujur, uang saya mungkin tak sampai Rp 500 ribu di dalamnya. Tapi kok saldo yang tertera hampir Rp 1 Miliar atau mencapai Rp 999.964.882," terang Tomedy.
Merasa ada keanehan, Tomedy pun tidak habis pikir. Dia mencoba kembali melakukan transaksi pengecekan saldo terakhir, melalui layanan SMS Banking. Rasa herannya semakin menjadi-jadi dan isinya meledak hingga Rp 99.999.999.648.821, atau Rp 99 triliun lebih.
Kecurigaan dalam hati dan pikiran Tomedy semakin semrawut. Dia tak tahu mau bercerita kepada siapa. Tak ingin menikmati uang yang bukan miliknya, Tomedy pun kembali mendatangi kantor Bank Mandiri meski jam pelayanan hampir ditutup.
Setelah di Bank Mandiri, Tomedy pun menceritakan kejadian yang dialaminya. Setelah menceritakan seluruh kejadian kepada costumer service (CS), pegawai bank itu heran dan penasaran. Petugas Bank Mandiri itu mengaku berkonsultasi dengan pimpinannya terkait membludaknya saldo rekening Tomedy itu.
"Mereka (Bank Mandiri) bilang baru kali ini terjadi seperti itu. Mereka juga tidak tahu bagaimana itu kok bisa terjadi dan dari mana asal uangnya. Sementara saya diminta menunggu, sampai sekarang belum ada kabarnya," terang Tomedy. (***)
Editor : Ai