PELALAWAN, RIAUBERNAS.COM - Pasca bentrokan yang terjadi antara warga Desa Mamahan Jaya, Langgam, dengan pihak security perusahaan PT. Nusa Wahana Raya (NWR), Kapolres Pelalawan AKBP Indra Widjatmiko langsung turun ke lokasi. Bertemu dengan pihak perusahaan, Kepala Dusun dan sejumlah warga, Kapolres berhasil membuat situasi menjadi kondusif.
"Setelah saya kumpulkan tadi malam dan mengumpulkan semua pihak terkait, sebenarnya itu cuma miss komunikasi saja. Awalnya, perusahaan tengah membuat parit gajah, warga datang dan karena miss komunikasi terjadilah bentrok. Tapi sekarang semuanya sudah membaik," kata Kapolres Pelalawan, AKBP Indra Widjatmiko, pada media ini via selulernya, Selasa (15/9/2020).
Kapolres menjelaskan bahwa akibat bentrok itu mengakibatkan timbulnya korban luka-luka dari kedua pihak. Tapi pasca bentrok, Kapolres Indra berserta jajaran dan para personil langsung turun ke lokasi untuk menyelesaikan konflik yang terjadi dan mengamankan situasi.
"Memang terjadi sedikit chaos di lokasi. Ada yang luka-luka sedikit. Sekarang kondisinya sudah aman dan terkendali," ujar Kapolres.
Indra menyebutkan, bentrok terjadi akibat kesalahan pahaman antar kedua pihak. Saat itu PT. NWR sedang membuat parit besar atau parit gajah di sekitar areal HTI miliknya, sebagai batas antar lahan perusahaan dengan warga.
Hal itu merupakan kegiatan rutin dari perusahaan untuk mengamankan arealnya, namun tidak berkoordinasi dengan masyarakat pemilik lahan yang terletak di sepadan.
Disinggung soal adanya tersangka dalam kasus ini, Kapolres mengatakan bahwa untuk hal tersebut perlu pembuktian lebih lanjut. Namun dirinya berharap penyelesaian persoalan ini bisa dimusyawarahkan karena ini dasarnya hanya misskomunikasi saja.
"Yang saya lakukan saat ini adalah pendinginan terlebih dahulu. Saya tidak bicara siapa yang salah dan benar dulu untuk persoalan ini, karena hal tersebut perlu pembuktian lebih lanjut," katanya.
Terpisah, Humas PT. NWR, Abdul Hadi yang dikonfirmasi media ini menjelaskan bahwa sebelum insiden terjadi sedang berlangsung pembuatan batas konsesi oleh PT. NWR, kebetulan saat ini masuk ke perbatasan konsesi arah Desa Mamahan.
Sebelum melakukan pembuatan batas, tim dari NWR sudah sosialisasi melalu Kepala Dusun setempat untuk menunjukan batas batas konsesi yang akan dibuat. Saat itu sudah tidak ada masalah, karena memang tidak ada bersentuhan dengan lahan atau kebun masyarakat.
"Kemarin pagi saat alat dan petugas sudah sampai di lokasi pekerjaan, datang sekelompok masyarakat menghampiri alat berat beserta tim yang bekerja," tulisnya dalam rilis resmi yang dikirimkan.
Setelah diberi penjelasan dan dihadiri perangkat dusun, situasi kondusif karena kepala dusun sudah menjelaskan bahwa itu batas konsesi NWR dan mempersilahkan terus bekerja.
Tapi tiba-tiba ada seseorang yang berteriak memprovikasi warga, hingga terjadi penyerangan secara membabi buta kepada pekerja dan security PT. NWR. Mereka
kemudian merusak kendaraan milik security serta mengeroyok beberapa petugas keamanan tersebut. Satu unit alat berat turut disandra dan peralatannya dijarah.
"Sekarang kejadian ini sudah kita laporkan ke pihak berwajib, para korban sudah di visum dan aparat kepolisian sudah mendatangi TKP serta mengamankan barang bukti. Semoga pihak kepolisian bisa segera mengungkap kasus ini segera. Sekarang situasi sudah kondusif," pungkasnya. (Sam)